LEGIONNEWS.COM – POLITIK, Nama Menteri BUMN Erick Thohir digadang-gadang menjadi calon wakil presiden (Cawapres) bagi Ganjar Pranowo di Pilpres 2024 mendatang.
Mantan Presiden Inter Milan itu masuk dalam bursa Cawapres. Kemonceran suara nya di bursa Cawapres tak terlepas dari pengaruh Nahdlatul Ulama (NU)
Akan hal itu mendapat tanggapan dari Pengamat Politik Rocky Gerung. Dia menilai NU bukan merupakan sumber dukungan politik, melainkan pasar.
“Bagi Erick Thohir, NU itu bukan sumber dukungan politik tapi market, jadi dianggap bahwa ini semua konsumen semua, yang bisa dibaca oleh big data, dimakan oleh AI selalu berimplikasi pada saham-saham Erick Thohir misalnya,” terang Rocky, dikutip dari kanal YouTube Rocky Gerung Official, yang diunggah Jumat (28/4/2023).
Sehingga, kata Rocky, Erick Thohir merupakan orang yang terlatih memanfaatkan sentimen pasar yang ditentukan oleh sentimen politik.
“Kan selalu, di Amerika misalnya, nggak ada yang percaya bahwa politik itu berjalan berdasarkan value doang. Tetap sentimen pasar akan dimanfaatkan untuk mempengaruhi opini publik,” ujarnya.
Sentimen politik itu yang paling bagus mengarahkan sentimen pasar. Karena itu, terang Rocky, persoalan politik di Amerika analisisnya selalu politik Ekonomi.
“Kita juga musti mulai memanfaatkan tata cara berpikir itu, apalagi kalau kita tau, Sandi dan Erick terlatih dalam financial engineering,” kata dia.
Dengan pertimbangan tersebut, menurut Rocky, Erick telah mengkalkulasi untung-rugi dari tindakan-tindakan politik yang selama ini ia ambil.
“Jadi, tetap kita musti duga dengan kuat bahwa Erick udah mengkalkulasi ya berapa gue rugi di situ. Toh, kapitalisasi saham gue secara diam-diam sebetulnya naik, kan orang bangga bahwa Erick ada di dalam lingkaran kekuasaan,” tandasnya. (Sumber: kontenjatim)