Sarat Teknologi, Latopsfib TNI AL 2021 Diawasi Langsung oleh Kasal dan Pangkotama TNI AL

FOTO: Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana TNI Yudo Margono, S.E., M.M saat melepas langsung Latihan Operasi Amfibi (Latopsfib) TNI AL tahun 2021 memasuki tahap Gerakan Menuju Sasaran Satu (GMS I) Minggu (24/10/2021).
FOTO: Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana TNI Yudo Margono, S.E., M.M saat melepas langsung Latihan Operasi Amfibi (Latopsfib) TNI AL tahun 2021 memasuki tahap Gerakan Menuju Sasaran Satu (GMS I) Minggu (24/10/2021).
Advertisement

LEGION NEWS.COM, SURABAYA – Latihan Operasi Amfibi (Latopsfib) TNI AL tahun 2021 memasuki tahap Gerakan Menuju Sasaran Satu (GMS I), yang dilepas dan disaksikan langsung Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana TNI Yudo Margono, S.E., M.M. pada Minggu (24/10/2021).

Dalam kesempatan tersebut, Kasal yang on board di KRI Makassar-590 didampingi oleh para Pangkotama TNI AL, diantaranya Pangkoarmada II Laksda TNI Dr. Iwan Isnurwanto, S.H.,M.A.P. Selain itu tiga orang anggota Komisi I DPR RI juga ikut on board menuju perairan Dabo Singkep, Riau sebagai lokasi Latopsfib tahun 2021.

Latopsfib TNI AL di Dabo Singkep tahun ini menceritakan bahwa saat menuju daerah pendaratan, harus melewati rintangan dari serangan musuh di tengah laut berupa serangan dari bawah air, permukaan dan udara.

Advertisement

Manuvra dalam GMS I ini sejumlah KRI melaksanakan kegiatan antara lain, anti submarines warfare exercise, air deffense excersice dengan sasaran simulasi formasi pesud TNI AL Bonanza, anti air rapid open fire exercise dengan simulasi serangan udara musuh, dan anti surface warfare exercise.

Menurut Kasal, TNI AL yang menganut  Sistem Senjata Armada Terpadu (SSAT) yang sarat terhadap teknologi (Heavy of Technology) baik teknologi kapal perang, pesawat udara, dan kendaran tempur Marinir, memiliki konsekuensi yakni Sumber Daya Manusia (SDM) TNI AL harus mumpuni. Setiap Alutsista atau persenjataan harus selalu diupgrade sesuai dengan teknologi terkini.

Lebih lanjut Kasal menuturkan, bahwa menciptakan kemampuan  TNI AL yang tangguh, profesional dan modern, peran SDM merupakan kunci  utama. ” Mengingat  filosofi  TNI AL bukan   manusia yg dipersenjatai, tetapi  senjata yg diawaki, untuk itu manusianya (SDM) harus adjustable cepat menyesuaikan dengan persenjataan yang sarat teknologi”, tutur Kasal.

Personel TNI AL lanjut Kasal, dituntut memiliki kemampuan dalam bidang teknologi sebagai pengawak Alutsista berteknologi sesuai bidangnya masing-masing.

“Dalam serial latihan ini, menunjukkan profesionalisme para prajurit TNI AL  dalam mengoperasikan Alutsista, sehingga prajurit TNI AL mampu sebagai  pengawak kekuatan teknologi, kemampuan ini sekaligus menunjukan kekuatan TNI AL” , tegas Kasal. (Pen2)

Advertisement