Pelaku UMKM Dirugikan, Tagihan Invoice Tidak Dibayarkan oleh PT Vale

FOTO: Pimpinan PT. Vale saat bertemu Presiden Jokowi di Jakarta
FOTO: Pimpinan PT. Vale saat bertemu Presiden Jokowi di Jakarta

LEGIONNEWS.COM – JAKARTA, Saat ini, pertanyaan yang mencekam dan mendalam telah memenuhi benak para pelaku UMKM yang tergantung pada binaan PT Vale. Diskusi ini telah menciptakan ketegangan yang tak terelakkan di antara mereka.

Program pembinaan UMKM melalui dana CSR PT Vale seharusnya menjadi ladang emas bagi para UMKM yang berada di sekitar wilayah tambang PT Vale.

PT Vale seharusnya merasa beruntung karena mereka dianggap sebagai binaan dalam program CSR PT Vale. Namun, saat ini, realitasnya jauh dari harapan.

Ketika program ini pertama kali diluncurkan, para UMKM merasakan manfaatnya. Mereka melihat peningkatan omset dan bahkan memiliki harapan dengan adanya Galery Kareso, yang merupakan pusat ole-ole produk UMKM binaan PT Vale. Namun, kini nasib mereka berubah drastis.

Advertisement

“Produk-produk yang seharusnya telah dijual dan dihargai belum dibayar sepenuhnya, dan ini telah menyebabkan produksi mereka terhenti. Padahal, produk-produk ini sudah dimasukkan ke dalam goody bag kegiatan-kegiatan PT Vale,” kata Siti Bunga ke wartawan, Jumat (15/09).

Kondisi semakin buruk ketika para UMKM mencoba mencari tahu nasib produk mereka. Pihaknya hanya mendapatkan jawaban yang mengecewakan dari pengelola Galery Kareso, yaitu Bumdesma Anatoa.

Marince yang merupakan Pelaku UMKM, salah satu korban Yadi dirugikan oleh Pihak PT Vale, mengatakan pihaknya di bayarkan invoice produk mereka, dan ini membuat para UMKM merasa putus asa.

Bahkan lanjutnya, Ketua Bumdesma yang mereka sapa dengan sebutan “Culu” dengan tegas mengatakan bahwa jika mereka tidak kuat secara finansial, mereka seharusnya tidak memasukkan produk mereka karena pembayaran tidak akan jelas. Ini jauh dari konsep pemberdayaan yang seharusnya dilakukan dalam program CSR.

Selain itu, para UMKM yang menjadi binaan PT Vale merasa seperti mereka hanya dieksploitasi untuk kepentingan pencitraan PT Vale.

Marince menuturkan, mereka (red.PT Vale) menerima penghargaan dan tamu-tamu diundang ke galeri produk mereka sebagai oleh-oleh, tetapi para UMKM menderita karena produk mereka belum dibayar hingga puluhan juta rupiah.

“Pertanyaan pun muncul, apakah ini merupakan bentuk kesombongan PT Vale terhadap masyarakat terdampak?” kesal Situ Bunga.

Para pelaku UMKM telah mengalami masalah ini dalam waktu yang lama, dan mereka telah mencoba berkomunikasi dengan PT Vale dan Imaji, tetapi solusi belum kunjung datang. Sebuah harapan yang tak kunjung terpenuhi. Bahkan, teman-teman mereka yang lain juga mengalami nasib yang sama.

Solusi yang diharapkan adalah adanya pertemuan bersama antara PT Vale, Imaji, Bumdesma, dan pelaku UMKM. Meskipun mereka telah mencoba berkali-kali untuk berkomunikasi dengan PT Vale, belum ada solusi yang ditemukan hingga saat ini. Keluhan mereka kepada Galery Kareso hanya mendapatkan balasan yang mengecewakan, yaitu jika mereka tidak sanggup, maka mereka tidak seharusnya memasukkan produk mereka ke dalam galeri. Padahal, dana yang tertahan tersebut bisa digunakan untuk perluasan pasar dan pengembangan usaha mereka.

“Semua ini menciptakan ketidakpastian dan ketidakadilan bagi para UMKM yang seharusnya mendapat manfaat dari program CSR PT Vale,” cetus Siti. (*)

Advertisement