Masyarakat Diminta Waspada Dini Hepatitis Akut, Periksa Jika Kulit Kuning dan Urine Gelap

FOTO: Ilustrasi Hepatitis (Istimewa)
FOTO: Ilustrasi Hepatitis (Istimewa)

LEGION NEWS.COM – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Surabaya memberikan perhatian serius terhadap kemunculan penyakit hepatitis akut. Surat edaran pun disampaikan ke seluruh rumah sakit dan puskesmas. Seluruh fasilitas layanan kesehatan (fasyankes) diminta meningkatkan kewaspadaan sejak dini.

Kadinkes Surabaya Nanik Sukristina menyatakan, belum ditemukan gejala hepatitis akut di wilayah metropolis. Sampai saat ini, belum ada laporan terkait dengan temuan penyakit tersebut. ”Tapi, harus ada kewaspadaan dini,” kata Nanik kemarin (5/5).

Pihaknya sudah memberikan imbauan tertulis ke rumah sakit dan puskesmas. Rumah sakit diminta mengamati semua kasus sindrom jaundice akut atau penyakit kuning akut yang penyebabnya tidak jelas. Semua kasus harus ditangani sesuai dengan SOP dan melalui pemeriksaan laboratorium.

Rumah sakit juga diminta melakukan hospital record review (HRR) terhadap hepatitis akut yang etiologinya tidak diketahui sejak 1 Januari 2022. ”Saya minta dilaporkan segera jika ada penemuan kasus potensial sesuai dengan indikasi kasus,” ujar Nanik.

Advertisement

Puskesmas juga diminta menguatkan komunikasi, informasi, dan edukasi (KIE) kepada seluruh warga. Salah satu pencegahannya, jelas Nanik, menetapkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) di lingkungan tempat tinggal. Warga juga diminta langsung mengakses fasyankes jika mengalami sindrom jaundice atau penyakit kuning.

Nanik menjelaskan, pihaknya memberlakukan sistem kewaspadaan dini dan respons (SKDR). Warga pun diminta berpartisipasi dengan melaporkan kasus sindrom jaundice akut secara rutin. Gejalanya ditandai dengan kulit dan sklera berwarna ikterik atau kuning serta urine berwarna gelap yang timbul secara mendadak.

”Kami juga buat jejaring lintas program dan sektor di setiap wilayah kerja puskesmas,” jelas Nanik.

Wakil rakyat juga memberikan perhatian atas munculnya penyakit tersebut. Wakil Ketua Komisi D DPRD Ajeng Wira Wati menuturkan, pemkot perlu segera mengecek data terkait dengan imunisasi hepatitis bagi anak. Misalnya, persentase anak yang telah diimunisasi hepatitis. ”Tetap tenang, tapi juga tidak boleh santai,” tuturnya.

Politikus Gerindra itu mengungkapkan, fasilitas kesehatan harus memiliki rekam medis riwayat kesehatan. Terutama pasien yang pernah terpapar hepatitis sebelumnya. Ajeng menilai, dalam penanganan hepatitis, diperlukan semangat gotong royong. Yang turun tangan bukan hanya pemkot. Masyarakat juga perlu ikut andil.

Salah satu peran penting yang bisa dilakukan masyarakat adalah menerapkan PHBS. Menurut dia, sosialisasi PHBS harus dimasifkan kembali. Terutama di lingkungan masyarakat yang belum memiliki jamban. Pengajuan jamban yang masuk ke pemkot masih mencapai 10 ribu. Artinya, ada 10 ribu rumah warga yang belum berjamban.

Ajeng juga mendorong pemkot memberikan bimbingan materi hepatitis kepada para kader. Upaya itu bermanfaat untuk menghadapi kemungkinan adanya kasus di sekitar wilayah kader. ”Yang lagi di tempat wisata karena mungkin masih momen libur Lebaran, para orang tua tetap waspada. Jangan jajan sembarangan serta tetap pakai masker,” tutur perempuan yang juga duduk sebagai anggota badan pembentukan perda (bapemperda) tersebut.

CIRI-CIRI HEPATITIS AKUT PADA ANAK

  • Penurunan kesadaran
  • Demam tinggi (pyrexia)
  • Warna urine berubah gelap dan feses pucat
  • Warna kulit kekuningan
  • Gatal-gatal pada kulit atau pruritus.
  • Nyeri sendi atau pegal-pegal.
  • Mual, muntah, dan nyeri perut
  • Lesu atau hilang nafsu makan
  • Kejang
  • Diare

Keterangan:

  • Berdasar laporan WHO, kasus hepatitis akut ditemukan pada anak usia 1 bulan sampai 16 tahun. (Sumber: Dinkes Kota Surabaya/Jawapos)

Advertisement