OPINI; Pengembangan Sektor Pertanian di Desa; Morotai Lumbung Hortikultura dan Pangan

Advertisement

Pengembangan Sektor Pertanian di Desa; Morotai Lumbung Hortikultura dan Pangan

(Refleksi menyambut hari tani nasional 24 september 2020)

Oleh : Zulham (Pemerhati sosial)

Pertanian menjadi sektor penting dalam suatu bangsa atau daerah, karena dapat memenuhi kubutuhan hidup manusia. Seperti halnya yg telah di sampaikan oleh Ir Soekarno, bahwa “Pertanian adalah soal hidup matinya sebuah bangsa.”

Advertisement

Jika demikian !! Maka tentunya sektor pertanian menjadi format dan arah baru bagi pemerintah pusat dan daerah.

Seperti kini, Pedesaan di Pulau Morotai menjadi peran penting pada sektor pertanian dengan bergulirnya program peningkatan pangan dan hortikultura, oleh Pemerintah Daerah Pulau Morotai, melalui Dinas Pertanian.

Program ini bisa di lihat pada keseriusan Pemerintah Daerah Pulau Morotai, melalui kerja-kerja ekstra yang di lakukan oleh Dinas Pertanian dalam memberikan solusi maupun inovasi bagi para petani di pedesaan, untuk memanfaatkan lahan tidur, menjadi lahan produktif.

Tak hanya itu, Pemerintah Daerah Pulau Morotai juga, melalui Dinas Pertanian telah menyiapkan kemudahan fasilitas (gratis) bagi petani pedesaan dalam mengolah lahan, menjadi lahan produktif. Mulai dari dukungan fasilitas, 12 alat jonder, 1 (satu) unit excafator, 11 unit mesin panen padi, dll, Yang siap beroperasi dalam mengolah lahan petani perdesaan.
Bahkan, sampai pada tingkat penyediaan bibit, mulai dari bibit hortikultura dan padi.

Hal ini terlihat jelas, dengan adanya hidangan pencanangan kawasan hortikultura pada tiga kecamatan di pulau Morotai, yaitu kecamatan Morotai Selatan, Morotai Timur dan kecamatan Morotai Selatan Barat. Serta pengolahan lahan sawah yang berada di kecamatan Morotai Selatan, Morotai Timur,
Morotai Utara dan Morotai Selatan Barat.

Tiga jenis tanaman hortikultura yang di hidangkan di tiga kecamatan, di antaranya adalah mangga, jeruk dan nangka, dengan total jumlah bibit dari tiga jenis tanaman tersebut berjumlah 3.870 pohon terdiri dari bibit Mangga 800 pohon, Nangka 160 pohon dan Jeruk 2.910 pohon. Yang dibagikan ke 525 petani dari 21 kelompok tani. Dan jenis tanaman hortikultura berupa sayuran, tomat, rica, dll.

Sedangkan lahan padi sawah yang telah di olah/canangkan di empat kecamatan, yaitu: Desa aha, kecamatan morotai selatan dengan luas lahan 100 ha, Desa sabala dengan luas lahan 10 ha, sedangkan di kecamatan morotai selatan barat, letaknya di Desa tiley dengan luas lahan 80 ha, Desa usbar dengan luas lahan 20 ha, Desa cucumare dengan luas lahan 40 ha, kecamatan morotai timur terletak di Desa Sangowo barat dan Desa wewemo. Dan kecamatan morotai utara dengan luas lahan kurang lebih 20 ha.

Tentunnya, program pada sektor pertanian dalam pengembangan tanaman hortikultura dan pangan di morotai, adalah upaya demi peningkatan produktivitas hortikultura dan pangan yag berdaya saing sekirannya menjadi target tersendiri bagi pemerintahan morotai saat ini.

Akan tetapi, yang menjadi hemat penulis terhadap program pertanian, terutama dalam pengembangan hortikultura dan pangan di morotai, yang menjadi perhatian kita bersama, terutama perumus bidang pertanian dan perdagangan wajib mewujudkan perbaikan struktur perdagangan dan distribusi produk hortikultura dan pangan di daerah. Termasuk kebijakan proteksi dan pembatasan impor komoditi. Agar komuditi unggulan morotai menjadi proriotas ketika panen.

Kedua, melalui penggunaan benih unggul hasil inovasi dan penerapan teknologi baik7 saat produksi hingga deliveri, termasuk armada angkut dan berbagai lobi pun perlu dilakukan agar komoditas morotai bisa tembus ke kanca nasional maupun internasional, termasuk pengiriman bisa langsung ke daerah-daerah di luar dari morotai tanpa transit dengan mengandalkan fasilitas tol laut, dll.

Ketiga, meningkatkan ekspansi pengolahan lahan komoditas hortikultura dan pangan sesuai target 1200 ha yang berada pada lima kecamatan pulau morotai. Serta menambah volume fasilitas sarana dan prasarana pendukung, yang lebih memadai dari hari ini. Tentunya di barengi dengan peningkatan pengalokasian anggaran pertanian dalam APBD, menjadi proriotas.

Keempat, perlu melakukan berbagai terobosan untuk memacu produksi. Mulai dari mutu hasil panen dan ekspor produk hortikultura dan pangan, terutama di era digital saat ini. Salah satunya, dilakukan pengkonsolidasiaan kelembagaan usaha petani di kawasan-kawasan produksi hortikultura dan pangan yang terhubung langsung dengan jejaring ekspedisi kargo, gudang serta sistem pemasaran berbasis daring (online).

Kelima, konektivitas sistem agribisnis dari hulu hingga hilir di dalam kawasan dengan pasar diusahakan menjamin pertanian morotai lebih maju dan unggul dalam pentas pertanian nasional, Sebab, bagaimanapun juga kekuatan diplomasi yang paling tangguh akan bisa terwujud jika ditopang oleh soliditas kebijakan ekonomi di dalam daerah dan dukungan penuh masyarakat untuk menunjukkan kewibawaan kebijakan pemerintah daerah yang sebenarnya.

Melalui kelima langkah dalam pengembangan serta meningkatkan produktivitas hortikultura dan pangan, agar mampu berdaya saing pada ruang pasar, setidaknya memberikan kontribusi pada program terobosan grand design hortikultura dan pangan yang saat ini sedang digalakkan oleh Kementrian Pertanian. Serta visi swasembada pangan 2022 yang saat ini sedang di galakan oleh Pemerintah Daerah Pulau Morotai. Semoga, dengan begitu bisa mendorong ekspor dan mewujudkan visi Indonesia sebagai lumbung pangan dunia 2045.

“Dari Morotai,kita bicara indonesia”.

Advertisement