OPINI: Bawalah Muktamar NU ke 34 di Lampung Ke Tujuan yang Sebenarnya

Oleh: Imam Bohari (Pengurus PB PMII periode 1991-1994 dan Pengurus PP GP Ansor Periode 2000-2005 dan 2005-2010)
Oleh: Imam Bohari (Pengurus PB PMII periode 1991-1994 dan Pengurus PP GP Ansor Periode 2000-2005 dan 2005-2010)

Oleh: Imam Bohari (Pengurus PB PMII periode 1991-1994 dan Pengurus PP GP Ansor Periode 2000-2005 dan 2005-2010)

LEGION NEWS.COM – Tarik menarik hari dan tanggal pelaksanaan Muktamar NU ke 34 yang akan dilaksanakan di Lampung alot. Setelah pelaksanaan muktamar yang telah di tetapkan tanggal 23 -25 Desember batal dilaksanakan karena pas pemberlakuan PPKM level 3 yaitu tanggal 24 Desember 2021 sampai 2 Januari 2022.

PJ. Rois Aam menghendaki pelaksanaan muktamar di percepat yaitu tanggal 17 Desember 2021. selain di sampaikan di rapat keinginan itu tertuang dalam selembaran surat yang beredar di medsos walaupun di anggap surat tersebut tidak resmi atau di ragukan kebenarannya karena di tandatangani sendiri oleh PJ Rois Aam KH. Miftahul Akhyar.

Selajimnya dalam surat PBNU ada 4 pejabat yang bertandangan yaitu Rois Aam, Khatib Aam , Ketua Umum Tanfidziyah dan Sekjen. Surat ini beredar setelah sehari sebelumnya rapat penentuan Tanggal pelaksanaan Muktamar Deadlock Karena keinginannya berdeba dengan Tanfidziyah agar pelaksanaan muktamar akhir bulan Januari 2022.

Advertisement

Sebenarnya siapakah yang lebih punya wewenang melaksanakan muktamar? Suriyah Atau Tanfidziyah?

Menurut AD pasal 14 ayat 3 Suriyah adalah Pimpinan Tertinggi Pengurus Nahdlatul Ulama dalam pasal lain tugas suriyah adalah merumuskan kebijakan umum organisasi mengarahkan dan mengawasi Tanfidziyah.

Sementara tugas Tanfidziyah merencanakan, melaksanakan mengendalikan kegiatan organisasi berdasarkan kebijakan umum organisasi yang di tetapkan oleh muktamar.

Dari sini sebenarnya sudah jelas bahwa kegiatan ini harus dilaksanakan oleh Tanfidziyah namun harus juga sepengetahuan atau di setujui oleh Suriyah.

Persoalannya karena ada perbedaan keinginan antara Rois suriyah dan Tanfidz dalam menentukan waktu pelaksanaan. PJ Rois Aam menghendaki agar muktamar maju berarti di percepat sementara Ketua Umum Tanfidziyah menghendaki mundur sampai akhir Januari. 2022.

Apakah ini yang di katakan Nabi Muhammad SAW perbedaan di antara kamu adalah rahmat?

Idealnya kegiatan ini di undur sampai selesai diberlakukannya PPKM level 3. Selain juga mendengarkan saran dari kiyai sepuh panitia pelaksana kelihatan lebih siap bila di undur. Buat apa tergesa-gesoh Belanda masih jauh.

ini baru penentuan tanggal pelaksanaan janganlah di buat ribut sampai deadlock segala. Bagaimana nanti dalam pelaksanaan kegiatan muktamar yang lainnya? Seperti pemilihan Ketua Umum Tanfidz dan Rois Aam serta memutus persoalan yang lebih besar lainnya? tentu saja kita berharap agar pelaksanaan muktamar ini kelak lancar. Masing masing lebih mementingkan kepentingan ummat di atas kepentingan pribadi dan kelompok.

Bawalah Muktamar ini ke tujuan yang sebenarnya ibarat sesama supir bus terus melaju tetapi tidak saling mendahului dan penumpang sampai tujuan dengan selamat dan suka cita.

Advertisement