Mulawarman: COVID-19 di Makassar Gawat Darurat

Penggiat Sosial juga Jurnalis Senior Mulawarman 

SOROTAN, Legion-news Mulawarman seorang jurnalis senior yang juga pemerhati sosial, ketika di temui di Warkop 588 Parepare Sabtu pagi, mengingatkan kalau Sulsel sudah waspada COVID-19, bahkan Makassar sudah di Gawat Darurat COVID-19.

Diungkapkan Mulawarman, ada ratusan bahkan bisa jadi ribuan orang yang terjangkit COVID-19 baik yang bergejala ringan maupun orang tanpa gejala (OTG) melakukan isolasi secara mandiri (Isoman) di rumah mereka tanpa bimbingan kesehatan dan masih berkeliaran khususnya yang OTG di luar, di ruang-ruang publik di seluruh daerah di Sulsel, khususnya di Makassar.

Indikasinya, kata Mulawarman, karena ada 700 lebih orang yang bergejala ringan dari berbagai daerah di Sulsel, tercatat antri di tempat Isoman Fakultas Kedokteran Unhas di Bapelkes Sudiang untuk di Isoman, tetapi tak tertampung.

“Tempat Isoman Fakultad Kedokteran Unhas yang dipimpin Prof Hisbullah di Bapelkes Sudiang itu, terus penuh sejak hari kedua dibukannya dua pekan lalu,” kata Mulawarman.

Advertisement

Menurut jurnalis senior yang dikenal kritis itu, ratusan orang bergejala ringan yang menunggu antrian itu, dipastikan melakukan Isoman di rumah mereka tanpa bimbingan kesehatan, sehingga Isomannya bisa saja longgar, sehingga dipastikan potensial menyebarkan Covid. “Lalu bagaimana dengan yang OTG yang juga jumlahnya bisa ratusan yang bebas berkeliaran di luar sana. Inilah yang saya bilang Sulsel waspada Covid dan Makassar gawat darurat Covid,” sambung Mulawarman bertanya.

Mulawarman menyatakan keyakinannya peningkatan jumlah kasus harian Covid di Sulsel, yang sudah masuk di pekan kedua kokoh di atas angka 1000, terakhir Jumat kemarin di angka 1145 kasus, karena yang bergejala ringan dan OTG ini tidak dalam penanganan Pemprov Sulsel dan Pemkot Makassar.

Karena Plt Gubernur Sulsel Andi Sudirman dan Walikota Makassar Danny, terbukti salah urus atau salah dalam menangani Covid-19. Keduanya bekerja menangani Covid berbasis politik pencitraan, tidak berbasis ilmu pengetahuan, akhirnya keduanya penanganannya hanya fokus di hilir yang berpotensi memberikan citra dari publik atau rakyat.

“Lihat saja, keduanya berlomba dan gagah-gagahan menyiapkan tempat Isoman, Sudirman menyiapkan Asrama Haji Sudiang, Pomanato siapkan Umsini yang sekarang keduanyapun belum siap dipakai,” kata Mulawarman.

Andi Sudirman Plt Gubernur Sulsel dan Walikota Makassar Danny Pomanto, lanjut Mulawarman, sampe hari ini
menunggu dan membiarkan masyarakat atau rakyatnya yang bergejala ringan apalagi OTG ikut menunggu kesiapan Asrama Haji Sudiang dan KM Umsini.

“Karena basis kerja Sudirman dan Pomanto politik pencitraan, jadi jangan berharap keduanya memliki inisiatif menyiapkan tempat Isoman yang siap pakai, misalnya di hotel-hotel, sambil menunggu kesiapan Asrama Haji dan KM Umsini demi menekan angka kasus harian,” kata Mulawarman sinis.

Karena kerja berbasis politik pencitraan itu, Mulawarnan mengaku semakin yakin, Sulsel sudah sangat wajib waspada Covid, karena Makassar yang menjadi epinsentrum Covid-19 di Sulsel sudah di Gawat Darurat.

Dalilnya, kata Mulawarman, berinisiatif saja Sudirman dan Pomanto gak mau, apalagi bekerjasama, berkoordinasi dan meminta partisipan publik untuk bekerjasama bersatu padu bergotong royong menghadapi Covid-19 yang telah memporak-porandakan semua lini kehidupan masyarakat.

“Sudirman dan Danny Pomanto jangan diharap mau seperti Nurdin Abdullah di tahun lalu, ketika Nurdin Abdullah kewalahan tangani Covid, dia langsung sendiri datang ke kampus menemui Rektor Unhas meminta bantuan. Dan Rektor Unhas meminta Nurdin Abdullah menemui Dekan Fakultas Kesehatan Unhas Dr Aminuddin Syam,” kata Mulawarman yang alumni Fakultas Ekonomi Unhas ini.

Nurdin Abdullah ketika itu, kepada Dekan FKM yang ditemuinya sendiri di ruang kerja Dekan FKM Unhas di Tamalanrea, hanya menyodorkan kertas kerja ilmiah FKM Universitas Indonesia untuk Gubernur DKI Jakarta menangani Covid-19 di Jakarta. “Saya mau seperti konsep Anies Baswedan menangani Covid di Jakarta dari FKM UI itu, saya mau FKM Unhas, mendukung, membantu dan berkejasama dengan Pemprov Sulsel menyelematkan rakyat Sulsel dari Covid ini secepat-cepatnya.

 

karena tidak terkoordinas bahkan bisa dikatakan tidak ada koordinasi, tidak ada kerjasama Pemprov, Pemkab dan Pemkot. Mereka jalan sendiri-sendiri dengan programnya masing-masing dan cenderung menolak keterlibatan atau partisipasi publik atau masyarakat.

Mulawarman mengungkapkan, bukti Pemprov dan Pemkot seperti tidak mau atau menolak pastisipasi masyarakat, Pemprov Sulsel seperti tidak mau tau kehadiran tim fakultas kedokteran Unhas yang dibantu tim relawan Covid dari UMI dan UNISMUH Makassar mendapatkan tempat isolasi mandiri (Isoman) baru untuk ratusan masyarakat bergejala ringan dan sedang Covid-19 yang kini antri mau masuk di Bapelkes Sudiang.

“Tempat Isoman pasien Covid yang dibuat oleh Fakultas Kedokteran Unhas di Bapelkes Sudiang Makasaar, sejak hari kedua dibuka dia pekan lalu, sudah langsung penuh. Sampai hari ini, Jumat 30 Juli 2021, tercatat ada 241 Mulawarman : Covid di Sulsel Gawat Darurat

Mulawarman seorang jurnalis senior yang juga pemerhati sosial, ketika di temui di Warkop 588 Parepare mengingatkan, kalau Sulsel sudah waspada Covid, bahkan Makassar sudah di Gawat Darurat.

Diungkapkan Mulawarman, ada ratusan bahkan bisa jadi ribuan orang yang terjangkit Covid-19 baik yang bergejala ringan maupun orang tanpa gejala (OTG) melakukan isolasi secara mandiri (Isoman) di rumah mereka tanpa bimbingan kesehatan dan masih berkeliaran khususnya yang OTG di luar, di ruang-ruang publik di seluruh daerah di Sulsel, khususnya di Makassar.

Indikasinya, kata Mulawarman, karena ada 700 lebih orang yang bergejala ringan dari berbagai daerah di Sulsel, tercatat antri di tempat Isoman Fakultas Kedokteran Unhas di Bapelkes Sudiang untuk di Isoman, tetapi tak tertampung.

“Tempat Isoman Fakultad Kedokteran Unhas yang dipimpin Prof Hisbullah di Bapelkes Sudiang itu, terus penuh sejak hari kedua dibukannya dua pekan lalu,” kata Mulawarman.

Menurut jurnalis senior yang dikenal kritis itu, ratusan orang bergejala ringan yang menunggu antrian itu, dipastikan melakukan Isoman di rumah mereka tanpa bimbingan kesehatan, sehingga Isomannya bisa saja longgar, sehingga dipastikan potensial menyebarkan Covid. “Lalu bagaimana dengan yang OTG yang juga jumlahnya bisa ratusan yang bebas berkeliaran di luar sana. Inilah yang saya bilang Sulsel waspada Covid dan Makassar gawat darurat Covid,” sambung Mulawarman bertanya.

Mulawarman menyatakan keyakinannya peningkatan jumlah kasus harian Covid di Sulsel, yang sudah masuk di pekan kedua kokoh di atas angka 1000, terakhir Jumat kemarin di angka 1145 kasus, karena yang bergejala ringan dan OTG ini tidak dalam penanganan Pemprov Sulsel dan Pemkot Makassar.

Karena Plt Gubernur Sulsel Andi Sudirman dan Walikota Makassar Danny, terbukti salah urus atau salah dalam menangani Covid-19. Keduanya bekerja menangani Covid berbasis politik pencitraan, tidak berbasis ilmu pengetahuan, akhirnya keduanya penanganannya hanya fokus di hilir yang berpotensi memberikan citra dari publik atau rakyat.

“Lihat saja, keduanya berlomba dan gagah-gagahan menyiapkan tempat Isoman, Sudirman menyiapkan Asrama Haji Sudiang, Pomanato siapkan Umsini yang sekarang keduanyapun belum siap dipakai,” kata Mulawarman.

Andi Sudirman Plt Gubernur Sulsel dan Walikota Makassar Danny Pomanto, lanjut Mulawarman, sampe hari ini
menunggu dan membiarkan masyarakat atau rakyatnya yang bergejala ringan apalagi OTG ikut menunggu kesiapan Asrama Haji Sudiang dan KM Umsini.

“Karena basis kerja Sudirman dan Pomanto politik pencitraan, jadi jangan berharap keduanya memliki inisiatif menyiapkan tempat Isoman yang siap pakai, misalnya di hotel-hotel, sambil menunggu kesiapan Asrama Haji dan KM Umsini demi menekan angka kasus harian,” kata Mulawarman sinis.

Karena kerja berbasis politik pencitraan itu, Mulawarnan mengaku semakin yakin, Sulsel sudah sangat wajib waspada Covid, karena Makassar yang menjadi epinsentrum Covid-19 di Sulsel sudah di Gawat Darurat.

Dalilnya, kata Mulawarman, berinisiatif saja Sudirman dan Pomanto gak mau, apalagi bekerjasama, berkoordinasi dan meminta partisipan publik untuk bekerjasama bersatu padu bergotong royong menghadapi Covid-19 yang telah memporak-porandakan semua lini kehidupan masyarakat.

“Sudirman dan Danny Pomanto jangan diharap mau seperti Nurdin Abdullah di tahun lalu, ketika Nurdin Abdullah kewalahan tangani Covid, dia langsung sendiri datang ke kampus menemui Rektor Unhas meminta bantuan. Dan Rektor Unhas meminta Nurdin Abdullah menemui Dekan Fakultas Kesehatan Unhas Dr Aminuddin Syam,” kata Mulawarman yang alumni Fakultas Ekonomi Unhas ini.

Nurdin Abdullah ketika itu, kepada Dekan FKM yang ditemuinya sendiri di ruang kerja Dekan FKM Unhas di Tamalanrea, hanya menyodorkan kertas kerja ilmiah FKM Universitas Indonesia untuk Gubernur DKI Jakarta menangani Covid-19 di Jakarta. “Saya mau seperti konsep Anies Baswedan menangani Covid di Jakarta dari FKM UI itu, saya mau FKM Unhas, mendukung, membantu dan berkejasama dengan Pemprov Sulsel menyelematkan rakyat Sulsel dari Covid ini secepat-cepatnya,” cerita Mulawarman mengutip permintaa Nurdin Abdullah ke Dekan FKM Unhas Dr Aminuddin Syam.

Berdasar data Satgas Covid-19, Sulsel menjadi provinsi tertinggi di luar pulau Jawa kasus positifnya dan Makassar menjadi tertinggi di Sulsel. Perharinya sejak awal pekan lalu sudah menembus angka 1000. Total positifnya sampe hari Jumat kemarin, jumlah kasus mencapai 82,445, jumlah yang sembuh 70.358 dan yang meninggal 1.,317. Sulsel mendapatkan kasus harian hari Jumat kemarin, sebanyak 1,082 kasus dan kasus kematian harian 25 orang. (**)

Advertisement