Menkeu Sebut Bea Cukai Selamat Potensi Kerugian Negara Rp820 miliar

FOTO: Menkeu Sri Mulyani dan Menkopolkam Budi Gunawan saat melihat barang hasil penyelundupan di Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya, Jawa Timur, 5 Februari 2025. (Properti Facebook Sri Mulyani)
FOTO: Menkeu Sri Mulyani dan Menkopolkam Budi Gunawan saat melihat barang hasil penyelundupan di Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya, Jawa Timur, 5 Februari 2025. (Properti Facebook Sri Mulyani)

LEGIONNEWS.COM – SURABAYA, Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani Indrawati bersama Menteri Koordinator Bidang Politik dan Keamanan (Menkopolkam), Budi Gunawan, menggelar rapat koordinasi dan konferensi pers desk pencegahan dan pemberantasan penyelundupan di Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya, Jawa Timur, 5 Februari 2025.

Sri Mulyani mengatakan Kementerian Keuangan berkomitmen terus menguatkan koordinasi dan sinergi demi mewujudkan Asta Cita serta melaksanakan instruksi Presiden Prabowo Subianto dalam rangka memberantas penyelundupan yang dapat membahayakan masyarakat, menggerus perekonomian, serta daya saing usaha industri dalam negeri, khususnya para pelaku UMKM.

Dikatakannya, Dalam 100 hari kerja pertama Kabinet Merah Putih, nilai barang yang berhasil diselamatkan mencapai Rp4,1 triliun oleh Desk Pencegahan dan Pemberantasan Penyelundupan, dimana bea cukai aktif didalamnya.

“6.187 penindakan dilaksanakan terhadap komoditas garmen, tekstil, mesin, barang elektronik, rokok, miras, dll. serta potensi kerugian negara yang berhasil diselamatkan kurang lebih sebesar Rp820 miliar.” *** tulis Sri Mulyani dalam unggahnya di media sosial, Seperti dilihat Jumat (7/2)

Advertisement

“Khusus wilayah Jawa Timur, selama tahun 2024 telah dilaksanakan 4.215 penindakan di bidang kepabeanan dan cukai dengan perkiraan nilai barang yang di tengah mencapai Rp785 miliar dan potensi kerugian negara yang berhasil diselamatkan Rp293 miliar.” *** tulis Sri di laman akun facebook miliknya.

Katanya dalam unggahnya itu, Pengawasan kepabeanan dan cukai akan terus diperkuat dengan strategi yang adaptif, berbasis teknologi, dan bersinergi dengan berbagai pihak. Semoga upaya ini akan memperkuat perekonomian Indonesia yang berdaya saing tinggi, berkelanjutan, dan berpihak pada kesejahteraan rakyat. (*)

Advertisement