Mengenal Walanae, Patahan Aktif yang Membelah Sulawesi Selatan

Sumber referensi : Google, BMKG, USGS dan beberapa tambahan artikel seismologi lainnya

EDUKASI||Legion News – Mungkin banyak yang belum mengetahui mengenai Patahan Walanae ini baik dari Orang Sulawesi Selatan sendiri.

Sesar ini merupakan sesar aktif utama di Sulawesi Selatan yang membentang membelah Sulawesi Selatan dengan arah BaratLaut-Tenggara hingga ke Pulau Selayar.

Sesar ini terbagi menjadi 2 Patahan yaitu Sesar Walanae Barat dan Sesar Walanae Timur yang kenampakannya terlihat sangat nyata baik dilihat dengan mata atau citra google maps.

Advertisement

Patahan ini merupakan sambungan dari Patahan Patenosfer yang melewati Selat Makassar dan memanjang hingga Pulau Selayar.

Sesar ini memiliki laju sekitar 0.5 mm/tahun dan mampu menghasilkan gempa maksimal sekitar skala M7.1, sesar ini juga membentuk beberapa patahan kecil disekitarnya yang tersebar dari Bakaru, Rapang, Sengkang, Watampone, Tanete dan Bira.

Patahan ini juga termasuk Patahan yang bisa memicu tsunami jika patahan ini menghasilkan gempa besar, karena ada bagian Patahannya yang melewati laut yaitu berada di Bira hingga Pulau Selayar.

Dalam sejarahnya patahan ini pernah beberapa kali memicu gempa yang signifikan dan menghasilkan beberapa kerusakan diwilayah tersebut, seperti :

Gempa Bulukumba tahun 1828 yang terasa dengan intensitas MMI VIII-IX
Gempa M5.4 dan M5.0 Sengkang pada tahun 1993 Gempa M6.0 Pinrang pada 1997 yang terasa dengan intensitas MMI VII di Pinrang, Rapang, Parepare.

Lalu Sulawesi Selatan juga pernah diterjang tsunami, walaupun merupakan tsunami kiriman dari Sulawesi Barat namun tsunami ini berhasil sampai hingga Parepare, Pinrang dan Makassar Tahun 1969, gempa Majene berkekuatan M7.0 mengguncang wilayah itu dan gempa ini terasa hingga skala MMI VII-VIII, gempa ini juga menimbulkan banyak longsor di Sulawesi Barat dan juga menimbulkan tsunami lokal setinggi 1.5m hingga 4.5m yang menewaskan sekitar 64 orang meninggal dan banyak kerusakan lainnya.

Tahun 1984, gempa Mamuju berkekuatan M7.0 dan terasa hingga skala MMI VI-VIII yang menciptakan gelombang tsunami lokal di selat Makassar.

Selain itu, Sulawesi Selatan juga rawan terkena tsunami kiriman dari Laut Flores karena tepat di selatan Sulawesi Selatan terdapat Patahan Naik Flores yang pernah memicu gempa besar dan mengirim Tsunami hingga ke Bulukumba, seperti pada tahun 1820 dimana gempa dengan kekuatan M7.5 mengguncang Laut Flores dan mengirim tsunami setinggi 2.5m hingga 5 meter yang menyapu daratan Bulukumba sejauh 350m hingga 500m dimana gempa ini menewaskan sekitar 500 orang di Bulukumba.

Dan sejak kemarin hingga hari ini Patahan Walanae mulai menunjukan aktifitasnya dengan data dari Inatews telah terjadi 8x gempa yang bersumber dari Patahan ini.

Maka dari itu perlu untuk kita lebih mandiri lagi belajar mengenai mitigasi dan ilmu dalam kegempaan demi mengenal wilayah kita masing-masing.

Advertisement