Mencari Prestasi Erna Taufan Pawe di Golkar Parepare

Oleh: Mulawarman
Pemerhati Partai Golkar

LEGION NEWS.COM – Kaharuddin Kadir Ketua Harian Golkar DPD II Parepare awal pekan ini mengatakan ke publik luas, Erna Rasyid Taufan Pawe kader Golkar Parepare potensial yang berprestasi, karena istri Taufan Pawe itu banyak memimpin organisasi. Sehingga Erna Rasyid, tidak pernah meminta didukung dan dicalonkan jadi Ketua Partai Golkar Parepare.

Justru seluruh elemen Partai Golkar Parepare, khususnya pemilik suara di Musda, yang datang memohon dan meminta kesediaan Erna untuk dicalonkan oleh mereka untuk menjadi orang nomor satu di Partai Golkar Parepare.

Lalu apa pentinngnya kita bicarakan Erna Rasyid ini. Menurut saya ada dua hal penting.

Advertisement

Pertama, benarkah Erna Rasyid ini adalah kader potensial dan berprestasi Golkar Parepare.

Kedua, apakah Erna Rasyid didorong, didukung dan dicalonkan jadi Ketua Golkar Parepare bagian pemberdayaan perempuan di dunia politik di Parepare, atau karena aji mumpung, suami Erna Rasyid Walikota Parepare, penguasa di Parepare.

Banyak organisasi, bisa disebut prestasi? Sehingga Erna juga bisa dikatakan kader Golkar yang potensial. Bagaimana seandainya saja, Erna bukan istri dari Taufan Pawe yang Walikota Parepare dan Ketua Golkar Sulsel?

Ayo kita kupas dan menjawabnya, agar orang atau kader Golkar Parepare dan publik Kota Parepare, bisa sedikit tercerahkan.

Setidaknya, para kader Golkar sebelum memasuki arena Musda memilih pimpinan mereka, bisa tau siapa dan bagaimana seorang kader Golkar yang disebut atau dikatakan kader potensial dan beprestasi itu.

Dan agar pengetahuan kader Golkar Parepare, tidak tersesatkan oleh narasi dari kader bermental “Suro-suro Teppe” yang menganggap seorang ketua atau pimpinannya di partai, adalah majikan.

Majikan yang lasimnya oleh pembantu atau suruhan (suro), adalah orang yang pasti benar atas segala arahan, petunjuk, keputusan dan kebijakannya. Sehingga segala perintahnya sangat wajib dilaksanakan oleh mereka sang suro.

Siapa Erna Rasjid, dia dikenal publik Parepare seiring dengan pencalonan Taufan Pawe suaminya di Pilwakot Parepare 8 tahun lalu.

Kemudian dia dikenal sebagai istri Walikota Parepare Taufan Pawe. Praktis publik Parepare mengenal Erna Rasjid istri Walikota, bukan Erna Rasjid mantan penyiar TVRI, profesi Erna sebelum dinikahi Taufan Pawe.

Ketika saya mencoba menelusuri jejak Erna di partai Golkar, khususnya jejak prestasi Erna di Partai Golkar Parepare, sehingga Erna seperti disepakati oleh seluruh kader Golkar di Parepare, Erna kader potensial berprestasi, nyaris saya tidak temukan, meski saya sudah bertanya sana-sini di Golkar Parepare dan mencoba menjajal kepintaran mesin pintar Google, siapa tau bisa menginfokan prestasi Erna Rasjid Taufan Pawe.

Prestasi Erna di Partai Golkar yang dimaksud Kaharuddin, pastinya prestasi politil, bukan prestasi istri Walikota Parepare atau prestasi mantan penyiar TVRI. Tetapi prestasi politik Erna di Partai Golkar Parepare, karena prestasi Erna itu, oleh seluruh kader Golkar Parepare, Erna dikatakan kader potensial.

Prestasi politik adalah, keberhasilan atau kesuksesan politisi dalam menjalankan kerja-kerja politiknya atau partainya, menempatkan kader atau anggota atau dirinya di puncak kekusaan yang menjadi tujuan sebuah partai politik.

Keberhasilan kader atau politisi melakukan perubahan sosial yang memberi nilai tambah pada partainya dan dirinya sebagai politisi (Arbi Sanit, 1993).

Mungkin yang perlu disimpulkan adalah bahwa, satu satunya prestasi dari Erna Taufan Pawe adalah menjadi ketua ibu PKK sekota Parepare, jabatan yang melekat karena kebetulan menjadi istri dari seorang walikota.

Hal yang sepertinya tidak disadari adalah ,”pemaksaan” Erna Taufan Pawe menjadi calon tunggal ketua Golkar Parepare adalah sebuah kemunduran demokrasi di Parepare. Apa gunanya kader kader terbaik seperti Kaharuddin kadir, Syamsul Latanro, Taqiuddin jabbar, Yusuf Rifai dan lain-lain, kalo kemudian mereka harus tunduk pada kehendak yang kami yakin mereka juga tidak sukai.

Kapasitas tokoh tokoh yang saya sebutkan tadi jauh lebih baik dan kompeten dibanding calon tunggal Erna Taufan Pawe.

Tapi adalah sebuah kemakfuman bahwa pemilihan ketua partai tingkat DPD 2 sepenuhnya berada dalam otoritas dan kontrol penguasa penguasa Golkar DPD 1, yakni berada di tangan Taufan Pawe sendiri.

Tetapi ada hal yg perlu diingat bahwa, Golkar adalah partai publik, Golkar adalah partai yg bergantung sepenuhnya pada konstituen secara elektoral. Bahwa jika saat ini Erna Taufan pawe tetap dipaksakan untuk menjadi Ketua Golkar Parepare, maka tentu saja akan terpilih karena pemilhannya berada ditangan kontrol suaminya.

Tetapi Logika Masyarakat politik Parepare terkadang tidak linier dengan logika politik elit Golkar.

Adalah sebuah fakta , bahwa pada Pemilu legislatif tahun 2019, Erna menjadi calon legislatif DPR pusat dapil II (Maros, Pangkep ,Barru, Parepare, Soppeng, Wajo, Bulukumba, Sinjai) apakah Suara Erna Taufan Pawe Significant? Jawabnya “Tidak”.

Espektasi bahwa Erna bisa mendulang suara dari dapil andalannya, jauh panggang dari api. Espektasi dan realita tidak berjalan beriringan.

Pemilu 2019 harusnya menjadi pelajaran besar buat Taufan Pawe dan Partai Golkar sendiri. Bahwa logika politik massa terkadang punya alur ceritanya sendiri. Bahwa Taufan Pawe dua kali memenangi pilwalkot Parepare tidak serta merta menjadi basic kebijakan yang terlihat agak pongah dengan memaksakan Erna TP menjadi calon Ketua Golkar.

Fakta Pemilu 2019 adalah realitas politik yang harus diterima bahwa Istri sang pemenang pilwalkot Parepare 2 kali adalah “barang” yang tidak laku di jual.

Yang pasti kami tahu betul suasana kebatinan internal partai Golkar Parepare, mereka ibarat dipaksa memakan “buah kecut,” yang tak mampu mereka lawan. Yang kedua adalah kader terbaik partai Golkar Parepare adalah kader yang tertib aturan.

Sehingga apapun keputusan pimpinan partai akan tetap mereka ikuti. Dan yang namanya Politisi tentu perlawanan tidak akan mereka lakukan secara frontal. Sebagai Politisi yg dipaksa makan” buah kecut” perlawanan akan mereka lakukan di Kotak Suara.

Saya yakin dalam sanubari mereka telah punya pilihan masing masing, semua pemilik suara dalam Musda Golkar Parepare sedang dalam dilematika yang terkondisikan. Suasana yang mirip ketika Erna Taufan Pawe bgtu percaya diri di pemilu 2019 tapi tersungkur tak berdaya setelahmelihat hasilnya.

Jika Taufan Pawe tetap memaksakan menempatkan istrinya sebagai suksessor diriny sebagai ketua Golkar Parepare, maka kecenderungannya adalah Golkar Parepare sedang menggali kuburannya sendiri.

Advertisement