Danny-Fatma Pertahankan Pajak Normal Demi PAD, Ekonom INDEF: Mencekik Usaha Kecil

MAKASSAR||Legion News – Ekonom Senior Institute for Development, Economics and Finance (INDEF) Prof Didik J Rachbini, memberikan perhatian serius pada debat Pemilihan Wali Kota dan Wakil Wali Kota Makassar 2020, Selasa (24/11/2020) malam.

Utamanya pada segmen yang membahas perekonomian, Ekonom INDEF ini menyebut argumentasi program dari Paslon, Munafri Arifuddin-Abd Rahman Bando (Appi-Rahman) soal relaksasi pajak patut diacungi jempol.

“Dalam situasi krisis yang diperlukan adalah relaksasi plus dimana dunia usaha khususnya UMKM tidak dibebani pajak dan pungutan yang tinggi karena kondisi perekonomian semuanya menurun. Itu dilakukan oleh Pemerintah dengan meningkatkan pengeluaran pemerintah untuk sementara waktu dengan utang,” terangnya saat dihubungi, Rabu (25/11/2020).

Alasan pemberian relaksasi pajak ini lanjut Prof Didik, adalah upaya untuk mengurangi beban bagi para pelaku usaha utamanya menengah ke bawah.

Advertisement

Olehnya itu, menurutnya langkah tepat dilakukan Pemerintah termasuk Pemerintah Daerah dengan memberikan relaksasi.

Bahkan Prof Didik terang-terangan menyebut pemimpin dalam hal ini semisal wali kota Makassar yang lebih memilih mempertahankan tarif pajak normal demi meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) tergolong naif bahkan merugikan masyarakat.

“Kalau relaksasi tidak dilakukan dengan mempertahankan level pajak normal apalagi menaikkan demi PAD maka kebijakan ini sama demgan mencekik usaha kecil. Baru setelah ekonomi normal maka pajak juga berjalan normal, sebab kebijakan relaksasi di masa krisis adalah kebijakan yang seharusnya, wajar dan diperlukan oleh usaha kecil dan menengah,” paparnya.

“Jangan sebaliknya memberlakukan pajak pungutan sebagaimana masa normal. Melakukan kebijakan as usual seolah-olah tidak ada krisis,” sambungnya.

Selain relaksasi pajak, Prof Didik juga mengatakan pemberian subsidi seperti yang dipaparkan Appi-Rahman juga sebagai solusi yang berorientasi kepada masyarakat.

“Usaha kecil juga perlu diberi subsidi agar mereka bangkit, seperti subsidi pulsa, pengurangan sewa kios di pasar, subsidi jasa pengiriman dan lain-lain,” tutupnya.

Sebelumnya terjadi adu argumen terjadi antara Calon Wali Kota Munafri Arifuddin dan Danny Pomanto, terjadi di segmen keempat Debat Publik 2 Pilwali Makassar 2020, di MNC Tower, Selasa (24/11/2020).

Saat memasuki sesi saling menanggapi program kandidat, dalam bidang penanganan ekonomi di tengah pandemi Covid-19.

Danny membuka adu argumen dengan mengkritisi program menggratiskan sejumlah pajak dan retribusi yang dicanangkan Appi-Rahman.

“Saya lihat ada program sampai menghapus item-item pajak. Ini bagaimana Appi-Rahman mau mengangkat ekonomi Makassar. Kalau banyak item-item pajak yang digratiskan,” serang Danny.

Dalam konteks pemikiran Danny Pomanto, dengan memberi banyak insentif pajak dan keringanan lainnya, pemerintah sulit membangkitkan ekonomi.

Bagaimana respon Appi? Pasangan Rahman Bando ini menggugah sensitivitas Danny tentang kondisi ekonomi kekinian Kota Makassar yang sedang terpuruk drastis.

“Saat ini yang paling penting kita harus mengerti bahwa kita dalam masa pandemi, dimana seluruh sektor ekonomi mengalami penurunan. Bagaimana kita memaksimalkan peran pemerintah. Meringankan beban-beban dunia usaha,” balas Appi.

Salah satu cara meringankan beban warga, juga dunia usaha, lanjut Appi, adalah dengan memberi stimulus antara lain berupa relaksasi atau pengurangan pajak untuk pihak-pihak tertentu.

Bahkan menghapuskannya untuk warga yang benar-benar tidak mampu. Atau bagi warga yang bekerja di sektor pelayanan sosial.

“Bagaimana pemerintah harus hadir meringankan beban-beban mereka. Memberikan stimulus, relaksasi pajak. Tujuannya menjaga masyarakat tetap bisa memenuhi kebutuhan pokoknya. Pemenuhan kebutuhan pokok harus dipastikan,” lanjut Appi.

Lalu, apa tips berikutnya, membangkitkan ekonomi Makassar? Terutama masih di tengah pandemi. Appi menegaskan pentingnya melibatkan pihak swasta dan BUMN dengan memberikan kemudahan-kemudahan berinvestasi.

Dengan insentif yang diberikan, dunia usaha menggerakkan usahanya, membuka lapangan kerja kembali, masyarakat punya penghasilan dan daya beli meningkat kembali.

Adapun pengelolaan keuangan daerah, Appi-Rahman akan melakukan efisiensi anggaran yang selama ini banyak pemborosan, terutama di era Danny Pomanto.

Hasil penghematan anggaran itu, Appi-Rahman akan mere-alokasikan pada tiga sektor yakni pendidikan, kesehatan, dan penciptaan lapangan kerja untuk penanggulangan Covid-19.

“Di makasar ini yang berinvestasi adalah swasta dan BUMN. Bisa triliunan. Bisnis properti harus jalan dulu, bisnis kafe dan restoran harus jalan dulu,” papar Appi lagi.

Pembinaan UMKM dari hulu ke hilir juga ditegaskan Appi, mutlak dilakukan di tengah pandemi Covid-19.

“Pembinaan UMKM hingga tuntas!. Kita beri pelatihan, kemudian kita bantu. Misalnya kita buat pelatihan menjahit, selesai pelatihan bukan hanya kita modali sertifikat. Tapi langsung kita modali mesin jahit. Supaya mereka bisa langsung produktif,” demikian Appi.(*)

Advertisement