Arfan Febrianto: Warga Patuku Butuh Hidup Layaknya Manusia, Jangan Terus Menerus di Zolimi

FOTO; Arfan Febrianto Ketua Bidang Kesra DPP-LIMIT
FOTO; Arfan Febrianto Ketua Bidang Kesra DPP-LIMIT

LEGION NEWS.COM, MAKASSAR – Pembangunan warga desa pada umumnya di seluruh Indonesia dan pada khususnya warga Patuku, Desa Parigi , Kecamatan TinggiMoncong, Kabupaten Gowa Sulawesi Selatan.

Tujuan Pemerintahan adalah meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa dan kualitas hidup manusia serta penanggulangan kemiskinan melalui penyediaan pemenuhan kebutuhan dasar, pembangunan sarana dan prasarana, pengembangan potensi ekonomi lokal, serta pemanfaatan sumber daya alam dan lingkungan secara berkelanjutan. Ulas Arfan Febrianto, Ketua Bidang Kesra DPP-LIMIT.

Sebagai konsekuensinya kata Arfan, Desa wajib menyusun perencanaan pembangunan sesuai dengan kewenangannya dengan mengacu pada perencanaan pembangunan Kabupaten/Kota.

Begitu pula atas Perencanaan Pembangunan Desa diselenggarakan dengan mengikutsertakan masyarakat Desa melalui Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) Desa.

Advertisement

Jadi Intinya kata Arfan, aparat Desa Parigi tidak boleh Berinisiatif sendiri lalu melaksanakan sendiri untuk menentukan desa-nya. Oleh karena itu, rancangan pembangunan Kawasan Perdesaan dibahas bersama oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota, dan Pemerintah Desa yang harus pula di ketahui oleh Masyarakat setempat dan “Jangan diam-diam membelanjakan uang rakyat”, Cetusnya.

Lanjut Arfan, Begitu pula dengan Bantuan-Bantuan Pemerintah seperti Bantuan Langsung Tunai (BLT) seharusnya sampai ke tangan Warga, Khususnya Warga Patuku. karena yang kita ketahui, warga patuku 90 persen adalah Warga Pra Sejahtera. dimana Pendapatannya hanya dari Gula Merah dan Madu yang tidak setiap hari memperoleh hasil, jika pun memperoleh hasil tidak seberapa.

Selain dari itu jelas Arfan, Masyarakat perlu ketahui, bahwa Perjalanan untuk menuju ke Kampung Patuku Desa parigi itu memerlukan waktu 4 Jam dari Pusat kota kabupaten Gowa, dimana Angkutan umum pun Untuk sampai ke patuku itu belum ada. Sedangkan warga patuku jika ingin menjual Hasil Tani nya, mereka harus berjalan kaki selama kurang lebih 3 Jam untuk sampai ke jalan poros Malino.

Selain dari kesulitan mereka dalam menjalani kehidupan sehari-hari perlu pula diketahui Masyarakat, bahwa warga patuku itu baru 4 (empat) bulan terakhir ini bisa menikmati Penerangan Listrik dari Perusahaan Listrik Negara (PLN) Sejak berdirinya Republik Indonesia.

Jadi Harapan kami, agar Para Aparat Pemerintah Setempat khususnya di  Desa Parigi kecamatan TinggiMoncong, janganlah  membuat berat hidup mereka, “jika tidak ingin membantu jangan membuat mereka bertambah susah”. apalagi menurut informasi,  seringkali Warga Patuku di minta untuk menyediakan Foto Copy Dokumen Kependudukan dengan janji akan diberikan bantuan dari Pemerintah. Sedangkan biaya-biaya untuk foto Copy bagi mereka itu sangat berat karena perjalanan jauh dan biaya konsumsi dalam perjalanan lebih besar dari biaya Copy, adapun bantuan yang di janjikan-pun tidak jelas rimbanya.  Kami mengingatkan kepada semua pihak, bahwa Warga Patuku itu Butuh hidup layaknya Manusia, jangan terus-Menerus di Zolimi. Imbuh Arfan.

Advertisement