Problem ‘Klan Sulaiman’ dari Isu Poligami, Aksi Koboi Sang Adik Hingga Gelar Bangsawan Berujung BMS di KPU

ILUSTRASI: Kursi Raja
ILUSTRASI: Kursi Raja

LEGIONNEWS.COM – MAKASSAR, Sekitar 15 tahun lalu politik di Sulawesi Selatan di warnai dengan ‘Klan Yasin Limpo’.

Waktu itu bermula di tahun 2008 ketika Syahrul Yasin Limpo (SYL) terpilih sebagai gubernur Sulawesi Selatan (Sulsel). SYL berhasil menumbangkan Amin Syam yang kalah itu sebagai petahana (Gubernur).

SYL saat itu kurun waktu 2003 – 2008 adalah wakil gubernur Sulsel. Dia mengalahkan Amin Syam di pemilihan gubernur secara langsung, yang saat itu sang petahana adalah Ketua DPD I Golkar Sulsel.

Sejak SYL berkuasa di Sulawesi Selatan, Saudaranya Iksan Yasin Limpo berhasil memenangkan Pilkada di Kabupaten Gowa. Lalu beberapa saudara dan keponakannya duduk sebagai anggota DPR RI dan DPRD.

Advertisement

Di Pemerintahan provinsi Sulawesi Selatan ada Irman Yasin Limpo atau None. Sukses Keluarga SYL di dunia politik tak terlepas dari peran None. Saat itu None mendirikan lembaga survei dan konsultan politik bernama Adhyaksa Sporting House.

Masa klan Yasin Limpo sempat Menasional saat Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada periode keduanya 2019. Mempercayai Syahrul YL sebagai Menteri Pertanian (Mentan) menggantikan Andi Amran Sulaiman.

Tahun 2023 adalah masa suram bagi Syahrul, Gubernur Sulsel dua periode itu tersandung kasus gratifikasi di Komisi Pemberantasan Korupsi atau KPK.

Syahrul akhirnya harus berurusan dengan KPK. Presiden Jokowi pun menunjuk mantan Mentan Andi Amran Sulaiman mengantikan Syahrul YL.

‘Klan Sulaiman’

Klan Yasin Limpo pun berakhir. Sulawesi Selatan bak monarki di negeri Jiran China, Usai Kaisar Yuan kemudian negeri tembok raksasa itu di pimpin Kekaisaran Ming.

Sambil menyurut kopi. Para pengunjung warung kopi di ibu kota Sulawesi Selatan (Makassar) belakang ini ramai membicarakan kehebatan dua keluarga besar di Sulsel itu.

“Kita ini ibarat di negeri Jiran sana, usai Klan Yasin Limpo, Kini kita disuguhkan klan Sulaiman,” ujar penikmat kopi itu sambil menyurut kopi hitamnya yang masih panas di ujung meja salah satu warung kopi di kawasan Panakukkang, Makassar. Selasa (10/9)

“Seru memang kalau mengikuti politik di Sulsel,” ujar pria warga Makassar yang berdiskusi dengan rekan kerjanya yang berasal dari Jakarta.

Pria berkaca mata tebal asal ibu kota negara (Jakarta) itu pun menyurut teh hangat miliknya. Dia lalu bertutur, “Sepertinya di Indonesia hanya 2 provinsi Sulsel dan Banten,” katanya.

“Tapi ini menarik, di Sulsel, katanya sambil membakar rokok miliknya.

“Usai pak Limpo 16 tahun berkuasa. Saya lihat di pemberitaan pak Mentan (Amran Sulaiman) juga sedang membangun kekuatan politiknya di Sulsel,” ujar pria asal Jakarta itu.

“Benar Mas Danang,” kata rekannya.

“Tahun 2008 hingga 2018 pak SYL dan Keluarganya sangat disegani. Kini, Keluarga pak Mentan (Amran Sulaiman) mulai disegani. Dia lagi membangun kekuatan politiknya,” kata rekan bisnis Danang di Makassar itu mengisahkan.

“Adiknya (Andi Sudirman) disiapkan sebagai calon gubernur, Anaknya terpilih sebagai anggota DPR RI dari Dapil Sulsel 2. Tidak hanya itu mas, Saudaranya juga disiapkan maju di kabupaten Bone sebagai calon Bupati,” tutur Irwan.

“Bahkan dalam pemberitaan, Gegara gelar kebangsawanan saudara pak Mentan oleh KPU Bone disebutkan belum memenuhi syarat,” kata dia menambahkan.

“Kok bisa?” tanya Danang.

“Kalau cerita warga disini dan di kampung pak Menteri (Bone) gelar Andi itu diperoleh lewat pengadilan negeri,” ungkap warga Makassar itu.

“Kok bisa daeng? Emang disini (Sulsel) bisa seperti itu?” tanya pria itu terheran heran.

Sambil tertawa, “Selama punya duit banyak mas dan kaya raya. Disini kita di panggil Puang atau Karaeng, Walaupun tak punya keturunan ningrat seperti di Jawa sana,” katanya mengisahkan.

“Kalau kami di Jawa biar sekaya apapun, kalau bukan asli keturunan ningrat yaah disapa Mas ajah,” timpal Danang.

Sayup terdengar, Teman Danang yang bernama Irwan itu pun mengisahkan tentang peristiwa baru baru ini. “Baru baru ini masyarakat di Sulsel dihebohkan dengan poligami mantan gubernur Sulaiman,” ucap dia.

Mendengar perkataan rekan kerjanya itu. Danang pun mengatakan soal poligami tidak dilarang dalam agama islam.

“Ngak masalah bang Irwan. Dalam agama kita (Islam) hal itu tidak dilarang selama bisa berlaku adil,” kata Danang.

“Iya benar, Tapi persoalannya di media sosial itu ramai diperbincangkan bahwa disebutkan perempuan yang dia nikahi itu Istri orang,” Mas kata Irwan sambil tersenyum mengambil rokok miliknya.

“Wah salah besar itu. Kalau di madura seperti itu bisa carok itu, Dan hal itu hukumnya tetap zina,” kata Danang terheran-heran.

Lantas Irwan tak sampai disitu dia pun menceritakan bagaimana adik Mentan yang seorang anggota TNI berlaga koboi di salah satu rumah anak buah Prabowo.

“Lebih parah lagi ada adik sang menteri anggota TNI. Datang ke rumah anak buah Prabowo bersama rekannya berseragam dinas (Doreng). Dia bawa bawa pistol, itu viral loh di media sosial,” ungkap Irwan.

“Emang disini (Makassar) ada anak buah Prabowo?” tanya Danang kembali menyurut kopi miliknya.

“Itu istilah media ajah, yang di datangin  oknum TNI itu. Dia Ketua Bappilu Gerindra seperti diberitakan media online,” katanya.

“Oh begitu, seru juga yah,” imbuh Danang sambil membakar rokok miliknya kembali.

“Berita terakhir adik pak Menteri yang calon bupati Bone, baru baru ini ada permasalahan administrasi soal nama depan (Andi). Itu saya baca di pemberitaan,” lanjut teman Danang itu.

“Loh kok bisa seperti itu. Sepengetahuan saya gelar Andi itu gelar bangsawan disini,” katanya sambil mengisap sebatang rokok elektrik yang baru saja dia beli dari sales rokok yang sering berkunjung ke warkop itu.

“Kan diawal tadi saya ceritakan Mas, punya duit banyak dan kaya raya lalu merubah nama bagian depan, tengah atau belakang bisa lewat pengadilan. Itu gelar Andi itu,” imbuh dia.

“Oh iya, baru ingat saya,” katanya merasa lupa.

“Jadi gimana hasilnya, Gugur sebagai calon bupati?” tanya Danang.

“Ngak Mas, katanya perbaikan kalau baca berita nama di Ijazah beda dengan kartu tanda penduduknya, itu saya baca dari pemberitaan,” katanya.

“Oh itu tadi yah, Soal gelar bangsawan itu,” ujar Danang.

Hampir dua jam lamanya keduanya bercerita tentang kondisi terkini perpolitikan di Sulawesi Selatan.

Advertisement