Viral di Media Sosial, Pasukan Hamas Pamerkan Mayat Perwira Israel Gunakan Motor Roda Dua

FOTO: Diduga mayat Letnan Kolonel Yonathan Steinberg saat diarak menggunakan kendaraan roda dua oleh pasukan Hamas
FOTO: Diduga mayat Letnan Kolonel Yonathan Steinberg saat diarak menggunakan kendaraan roda dua oleh pasukan Hamas

LEGIONNEWS.COM – MAKASSAR, Viral diberbagai media sosial seorang pria diduga seorang perwira menengah Israel tewas tertembak. Tidak hanya itu mayat tentara Israel itu diangkut dengan sebuah kendaraan roda dua lalu viral diberbagai platform media sosial.

Dilansir dari Al Jazeera, diketahui tentara Israel itu adalah Pimpinan Brigade Nahal, berpangkat Letnan Kolonel.

Letnan Kolonel Yonathan Steinberg. Dia tewas ditembak pejuang Hamas, pada Sabtu (7/10/2023) kemarin.

Letnan Kolonel Yonathan Steinberg, diketahui sebagai cabang infanteri utama militer Israel.

Advertisement

Militer Israel mengatakan Steinberg ditembak mati di dekat Kerem Shalom ketika dia sedang baku tembak dengan pejuang Hamas.

Sebelumnya Perdana Menteri Benjamin Netanyahu menyatakan perang, setelah Hamas menghujani wilayah Israel dengan ribuan roket Sabtu pagi.

Akibat serangan mendadak tersebut sebanyak 250 warga Israel tewas dan ribuan lainnya terluka.

Israel pun lantas mengerahkan pasukan cadangannya dan lusinan jet tempur ke Gaza melakukan serangan balasan.

Netanyahu pun mengadakan pertemuan kabinet di Tel Aviv menyikapi serangan Hamas.

Dia menyatakan tiga tujuan setelah menyatakan negaranya sedang berperang.

“Tujuan pertama kami adalah untuk membersihkan kekuatan musuh yang menyusup ke wilayah kami dan memulihkan keamanan dan ketenangan masyarakat yang telah diserang.”

“Tujuan kedua, pada saat yang sama, adalah untuk menuntut dampak yang sangat besar dari musuh, juga di Jalur Gaza. Tujuan ketiga adalah untuk memperkuat front lain sehingga tidak ada orang yang secara keliru ikut serta dalam perang ini.”

Juru bicara militer Israel Richard Hecht mengatakan pihaknya sudah mengerahkan pesawat-pesawat tempur Israel dan menyerang lokasi-lokasi di Gaza.

Serangan militer tersebut disebut ‘Operasi Pedang Besi’

Tentara Israel saat ini terlibat dalam pertempuran darat di beberapa lokasi di sekitar daerah kantong Palestina yang terkepung.

“Saat ini kami sedang bertarung. Kami bertempur di lokasi tertentu di sekitar Jalur Gaza. Pasukan kami kini bertempur di lapangan,” katanya.

Ribuan Roket Hamas Tewaskan 250 Warga Israel

Kelompok militan Palestina, Hamas, melancarkan serangan ke Israel pada Sabtu (7/10/2023) pagi.

Jumlah korban tewas akibat serangan Hamas disebutkan melonjak menjadi sedikitnya 250 orang dan ratusan lainnya luka-luka.

Juru bicara Militer Israel, Jonathan Conricus, telah memberikan sebuah briefing pada Minggu (8/10/2023) pagi, ketika pertempuran terus berlanjut di bagian selatan negara itu semalam.

Sementara itu Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu bereaksi keras usai Hamas menghujani wilayahnya dengan rentetan tembakan roket dan senjata di 22 lokasi di luar Jalur Gaza.

Ia mengatakan, Israel akan meladeni serangan Hamas dan menyebutnya sebagai perang.

“Kita sedang berperang. Musuh akan membayar harga yang belum pernah terjadi sebelumnya,” ujar Netanyahu, dikutip dari PBS, Sabtu.

Alasan Hamas serang Israel

Serangan Hamas ke Israel pada awal Oktober 2023 menandai eskalasi kedua pihak sejak mereka terlibat perang 11 hari pada 2021.

Hamas mengklaim, pihaknya telah menembakkan 5.000 roket, sedangkan Israel menyebutkan bahwa pesawat tempur kelompok ini sudah memasuki wilayahnya.

Juru Bicara Hamas Khaled Qadomi menyebutkan, serangan kelompoknya ke Israel dilakukan sebagai respons atas kekejaman yang dirasakan rakyat Palestina selama beberapa tahun belakangan.

“Kami ingin masyarakat internasional menghentikan kekejaman di Gaza, terhadap rakyat Palestina, situs-situs suci kami seperti Al-Aqsa. Semua hal ini adalah alasan di balik dimulainya pertempuran ini,” ujarnya dikutip dari Al Jazeera.

Sementara itu, Komandan Militer Hamas Mohammed Deif mengatakan, serangan ke Israel merupakan respons atas blokade yang terjadi di Gaza selama 16 tahun.

Ia juga menyoroti serangan Israel ke kota-kota di Tepi Barat selama setahun terakhir, termasuk tindak kekerasan di Al Aqsa.

Deif menyebutkan, serangan ini sebagai Operasi Badai Al Aqsa dan mengajak warga Palestina dari Yerusalem Timur dan Palestina untuk bergabung dalam perlawanan ini.

“Cukup sudah. Hari ini rakyat mendapatkan kembali revolusi mereka,” ujarnya Deif dikutip dari Associated Press, Sabtu. (**)

Advertisement