DPRD Tana Toraja Bersama YESma Bahas Ranperda Penyelenggaraan Kabupaten Inklusif

TANA TORAJA – Ketua DPRD Tana Toraja Welem Sambolangi bersama Ketua Bapemperda DPRD Tana Toraja Kristian H. P. Lambe, perwakilan dari YESma serta aktivis disabilitas Noldus Pandin melakukan pertemuan guna membahas rancangan peraturan daerah tentang penyelenggaraan kabupaten inklusif dan perlindungan penyandang disabilitas di Royal Cafe Makale, Kamis (31/05/2023).

Pada pertemuan tersebut terjalin suasana yang penuh keakraban dan saling menerima berbagai masukan yang menjadi rujukan dalam memfinalisasikan ranperda tersebut menuju pada tahapan demi tahapan yang akan dilimpahkan kepada DPRD Tana Toraja untuk membahas sesuai mekanisme dan aturan yang berlaku secara kelembagaan.

Menurut Welem Sambolangi, hadirnya Ranperda ini dan semoga mulus perjalanannya untuk ditetapkan sebagai perda, tentu menjadi nilai baru bagi masyarakat Tana Toraja dalam rangka menyandang sebagai daerah yang inklusif ditengah kehidupan kita yang majemuk ini, jadi kami sebagai lembaga DPRD sangat mengapresiasi atas kolaborasi yang kita gaungkan ini dan kiranya bermanfaat dikemudian hari, terang Ketua DPRD Tana Toraja dengan penuh optimis.

Sementara itu pandangan dari Ketua Bapemperda DPRD Tana Toraja dari Fraksi Demokrat yakni Kristian H. P. Lambe, menuturkan perspektifnya bahwa kita saat ini memang harus siap menindaklanjuti keberadaan UU Nomor 8 Tahun 2016 tentang Perlindungan Penyandang Disabilitas, maka urgensi bagi setiap daerah untuk mempersiapkan regulasi yang berpihak kepada kaum penyandang disabilitas sebagai wujud kepedulian terhadap sesama. Berlandaskan payung hukum tersebut di atas maka dipandang perlu untuk membuat perda yang disesuaikan dengan kondisi masyarakat berbasis budaya dan kearifan lokal yang menjadi area pelaksanaan perda tersebut, ungkapnya kepada media melalui WhatsApp.

Advertisement

Kemudian dari Noldus Pandin menambahkan bahwa hal ini merupakan perintah undang-undang, maka semua elemen tentu saling bersinergi bukan menciptakan jalan sendiri-sendiri, yang kemudian ada sebuah ego sektoral yang terjadi, terang Aktivis Disabilitas ini dengan nada haru.

Sementara dari pihak YESma, memberikan pandangan bahwa dengan niatan yang baik ini, tentu tidak terlepas dari kemauan kita semua yang dirahmati oleh Tuhan, untuk memberikan pelayanan yang inklusif bagi masyarakat Tana Toraja sebagai bentuk rasa cinta kita pada daerah ini, sahut Lenynda Tondok.(*)

Advertisement