BALI – Dalam pidatonya di Global Food Security Forum, Menteri Pertahanan Prabowo Subianto membahas soal strategi lumbung pangan atau food estate yang ia inisiasi. Menurutnya, strategi tersebut dapat berkontribusi besar dalam menjaga ketahanan pangan dunia.
“Tujuan kita adalah memberikan makan 8 miliar orang,” ucapnya di Nusa Dua Bali pada Ahad, 13 November 2022.
BACA JUGA: Di KTT G20, Presiden Jokowi Sampaikan Kondisi Ekonomi Global, Ketahanan Pangan, dan Energi
Ia mengatakan tugas pemerintah adalah memastikan ketersediaan dan keterjangkauan pangan demi mencapai target nol kelaparan. Target itu pun merupakan nomor kedua dalam Tujuan Pembangunan Berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDGs).
Oleh karena itu, ia membeberkan strateginya dalam mengubah 16 juta hektar hutan Indonesia yang telah terdegradasi untuk menjadi lahan produktif. Menurut Prabowo, sebetulnya ada 80 juta hektar hutan yang telah terdegradasi akibat kerakusan kapitalis di masa lampau. Namun, hanya 8 hektar yang akan dimanfaatkan untuk lahan produksi pangan dan 8 hektar lainnya untuk produksi energi.
BACA JUGA: Presiden Jokowi Bertemu dengan Presiden MBZ di BNDCC
Untuk mengubah hutan tersebut, menurutnya, tidak membutuhkan banyak teknologi. Sebab, kata dia, sumber daya alam Indonesia yang melimpah telah memberikan banyak keuntungan dan kemudahan. Lahan tersebut akan ditanami akan ditanami sawit, aren, hingga singkong.
Bahkan menurutnya, Indonesia mampu memproduksi produksi energi terbarukan, energi bersih, maupun bioenergi. “Dengan manajemen dan teknologi, kalian bisa bayangkan kenaikan produksi,” ucap Prabowo.
Ia pun mengajak segenap pemimpin dunia bersatu dan bekerja sama dalam mengatasi krisis pangan yang kini telah menjadi ancaman secara global. Menurut Prabowo, sudah sepatutnya seluruh pemimpin dunia bergerak untuk menyelesaikan konflik antarnegara. Terlebih salah satu penyebab krisis pangan adalah konflik antarnegara yang terjadi pada saat ini.
Prabowo berharap penyelenggaraan Global Food Security Forum dapat memberikan pemahaman mengenai ketahanan pangan dari sudut pandang Indonesia dan dunia. “Yang lebih penting adalah kesatuan, kekompakan, dan kemampuan antar-elite nasional dan internasional untuk bekerja sama,” kata Prabowo. (Sumber: tempo)