LEGION NEWS.COM, JAKARTA – Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin memastikan bahwa stok vaksin COVID-19 masih mencukupi untuk memenuhi kebutuhan program vaksinasi nasional.
Hal tersebut disampaikannya dalam keterangan pers, Senin (15/11/2021) sore, di Kantor Presiden, Jakarta, usai mengikuti Rapat Terbatas (Ratas) mengenai Evaluasi Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) yang dipimpin oleh Presiden RI Joko Widodo (Jokowi).
“Stok vaksin kita aman. Sampai sekarang ada 276 juta [dosis], 267 juta dosis sudah didistribusikan ke kabupaten, kota, dan provinsi,” ujar Budi.
Berdasarkan data dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes), per 15 November pukul 18.00 WIB jumlah penduduk Indonesia yang sudah divaksinasi mencapai 130,95 juta penduduk atau 62,88 persen dari 208,27 juta sasaran. Sebanyak 84,87 juta penduduk atau 40,75 persen di antaranya telah memperoleh dosis lengkap.
“Vaksinasi kita juga terus bertengger antara 1,6-2 juta suntikan per hari. Diperkirakan sampai akhir tahun ini mungkin bisa mencapai total suntikan 290-300 juta suntikan, dengan perkiraan untuk dosis satu 161 juta orang atau 78 persen dari target populasi dan proyeksi dosis duanya bisa mencapai sekitar 118 juta yaitu mendekati 60 persen,” ujar Budi.
Menkes menambahkan capaian vaksinasi di Indonesia telah melampaui target dari Badan Kesehatan Dunia atau WHO, yang menargetkan sebesar 40 persen populasi di setiap negara sudah memperoleh vaksinasi dosis lengkap di akhir tahun ini.
Seperti diungkapkan Budi, di dalam Ratas Presiden Joko Widodo mengingatkan jajarannya mengenai masa berlaku vaksin. Presiden meminta daerah untuk lebih memperhatikan masa berlaku vaksin sehingga tidak ada stok yang kedaluwarsa.
“Bapak Presiden juga menekankan bahwa tolong hati-hati dengan vaksin kedaluarsa. Kalau misalnya sudah dekat-dekat kedaluarsa, mungkin kita bisa mengalihkan ke provinsi-provinsi lain yang masih membutuhkan atau kita bisa alihkan ke TNI dan Polri,” ujarnya.
Terkait obat-obatan untuk penanganan pasien COVID-19, Menkes mengharapkan obat Molnupiravir dari produsen Merck, Amerika Serikat, dapat segera tiba di tanah air. Selain itu, Kemenkes juga terus mengkaji obat-obatan lain yang juga dapat mengurangi risiko orang dengan kasus konfirmasi COVID-19 masuk ke rumah sakit. “Kami akan terus bekerja sama dengan BPOM untuk mengkaji alternatif obat ini,” tandasnya. (MAY/UN)