Vaksin Nusantara Kini Menjadi Buah Bibir Masyarakat Dunia, Dapat Menghentikan Pandemi COVID-19

Mantan Menteri Kesehatan RI Letnan Jenderal TNI (Purn.) Dr. dr. Terawan Agus Putranto, Sp.Rad(K). Foto diabadikan ketika masih menjabat sebagai Kepala RSPAD Gatot Subroto (property Jawa Pos)

SOROTAN||Legion-news.com Ditengah melonjak nya kasus penyebaran desiase corona virus 2019 atau COVID-19 di Indonesia, menjadi perhatian dunia internasional. Hal yang menarik kini menjadi perhatian publik ialah mantan Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto, Seperti dilansir  dari kanal akun youtube  resmi milik-Nya.

Mantan Menkes ini dalam suatu acara webinar yang diadakan di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Subroto Jakarta, mengatakan, “Vaksin Nusantara terakhir dibahas di New York, sudah terbit jurnal vaksin yang isinya dendritik sel vaccine immunoterapy atau vaksin nusantara yang bisa menghentikan pandemi COVID-19,” Seperti dilihat dan didengar melalui akun tesmi youtube dr. Terawan. Senin, (19/7).

Dikutip dari akun resmi youtube dr. Terawang, “The begining the end cancer and covid-19, Artinya apa? dunia sepakat punya hipotesis bahwa yang akan menyelesaikan hal ini, covid-19 adalah dendritik sel vaccine immunoterapy atau vaksin nusantara,” ungkap Terawan dalam webinar tersebut, Senin

Selain itu juga mantan Menkes ini menambahkan bahwa, “Vaksin cipataannya itu sangat mudah hanya mengubah antigennya menjadi antigen artificial atau antigen rekombinan covid-19 sarscov2” tutur dia laman youtube milik dia.

Advertisement

Dia melanjutkan, “Artinya apa? artinya kita bisa menyesuaikan kapan saja mau mutasi kaya apa bisa kita sesuaikan,”

“Dampaknya apa? ketahanan, kesehatan nasional menghadapi pandemi ini bisa kita atasi dengan membuat imunitas yang baik untuk setiap warga negara,” kata pria berpangkat bintang tiga ini

Letnan Jenderal ini juga menambahkan, Vaksin Nusantara ini bisa saja diproduksi massal dan sama sekali tidak membutuhkan banyak alat.

“Urusan massal itu simpel sekali,” tegas prajurit Purnawirawan TNI-AD ini. Dia melanjutkan, “itu urusan inovasi yang gampang sekali kita buat. sangat simpel buatnya. penyimpanannya juga tidak membutuhkan inkubator khusus.,” ia menjelaskan.

“Secara teknis sangat simpel buatnya. Yang penting sekarang ini adalah kita mempublish, mempublikasikan sebagai evidence, itu kuncinya,” kata mantan Ketua Tim Dokter Kepresidenan ini.

Jadi bayangkan kita sudah punya teknologinya kita tinggal kembangkan dan kita akan menjadi negara pertama yang mengembangkan dendritik sel vaccine immunoterapy yang dunia juga sudah menyetujui menghipotesiskan untuk menjadi the begining of the end, mulai mengahiri covid-19,” ujar dokter militer pertama yang menjabat Menkes sejak Mayor Jenderal TNI (Purn.) dr. Suwardjono Surjaningrat (1978–1988) dan orang dengan pangkat militer tertinggi yang pernah memangku jabatan ini.

Ketua Majelis Jaringan Aktivis Pro Demokrasi (ProDEM) Iwan Sumule, menyoroti terkait data kasus baru COVID-19.  Senin, (19/7)

Lembaga NGO ini mencatat, Kasus baru Covid-19 hari ini Senin, (19/7) tercatat sebanyak 34,2 ribu,

Sementara kemarin, Minggu (18/7) mencapai 44,7 ribu, dan pada Sabtu (17/7) berada di angka 51,9 ribu kasus baru.

“Nah apa aku bilang, terungkap juga, diakui juga. Jumlah kasus Covid-19 turun karena jumlah testing turun, dikurangi,” ujarnya seperti dilansir dari Kantor Berita Politik RMOL sesaat lalu.

Iwan Sumule khawatir ada unsur kesengajaan dalam penyajian data ini, sehingga bisa menutupi kegagalan atau ketidakmampuan dalam menangani pandemi Covid-19 yang mengganas beberapa pekan lalu. Bagi Iwan Sumule, jurus semacam ini justru berbahaya bagi keselamatan rakyat. (rdk)

Advertisement