“Serangan Udara” Webinar Gabungan Masika ICMI Maluku –UNICEF Indonesia- Pemkab Buru Selatan Sasar Edukasi TPPS-Nakes – Satgas PKK-Keluarga Resiko Stunting

FOTO: Webinar Gabungan Masika ICMI Maluku –UNICEF Indonesia- Pemkab Buru Selatan sasar edukasi TPPS-Nakes – Satgas PKK-Keluarga resiko stunting
FOTO: Webinar Gabungan Masika ICMI Maluku –UNICEF Indonesia- Pemkab Buru Selatan sasar edukasi TPPS-Nakes – Satgas PKK-Keluarga resiko stunting

LEGION NEWS.COM – Sudah bukan menjadi rahasia umum lagi jika stunting merupakan suatu gangguan pertumbuhan pada anak yang terjadi karena kekurangan gizi kronis sehingga anak terlalu pendek jika dibandingkan dengan anak seusianya. Kekurangan gizi yang terjadi sejak bayi masih dalam kandungan hingga bayi lahir, namun baru akan nampak setelah bayi berusia 2 tahun.

Masalah stunting yang sudah lama ini menjadi perhatian khusus terutama di daerah terpencil seperti di Kabupaten Buru Selatan. Dimana permasalahan stunting ini masih tinggi, hal ini tampak dari Grafik SSGI 2021yang menunjukkan kabupaten buru selatan menempati posisi ke 2 kabupaten dengan tingkat anak stunting tertinggi di provinsi Maluku.

Karena lingkup masalah stunting ini sangatlah luas, tidak mungkin bila dilihat dari perspektif kesehatan semata. Karena itu perlu adanya pendekatan lintas sektoral untuk dapat menyelesaikan permasalah stunting ini, sebut dr. M. Ihya U. Rahawarin, Sp. B selaku Waketum PW Masika-ICMI Maluku yang membawahi Departemen Kesehatan, Mitigasi Bencana ,Pengabdian Masyarakat, saat memberikan sambutan ketika membuka Webinar dengan judul “Stunting dan Masa depan Kabupaten Buru Selatan” dengan tema “Multi Perspektif Approach dan Pemetaan Strategi Tatalaksana Stunting di Kabupaten Buru Selatan”.

Webinar ini secara virtual dihadiri oleh perwakilan dari pemerintah Provinsi, pada kesempatan ini hadir langsung Duta Parenting Prov Maluku Ibu Widya Pratiwi Murad Ismail , Ibu Bupati Buru Selatan Hj Safitri Malik Soulissa S.Ip, M Si, Ketua PN Masika ICMI Dr Ismail Rumadhan SH MH, Ketua Masika ICMI Maluku Ridhwan Assel SE, MSc, dengan Narasumber Prof. Dr. dr. A. Razak Thaha, M.Sc., Sp.GK (Guru Besar Gizi, Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin), Nike Frans, S.Gz, MPH (Master Of Public Health, Nutrition Emphasis, Kansas State University, and Nutrition Officer Of UNICEF Indonesia), Dr. dr. Bertha Jean Que, Sp.S., M.Kes (Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Pattimura), dr. Anita Marllyin Mairuhu, Sp.A., M.Ked.Klin (Dokter Spesialis Anak RSUD Salim Al-Katiri Kab. Buru Selatan) dan sebanyak 193 peserta yang berlatar belakang berbagai macam profesi antara lain Dokter, Bidan ,Perawat , Nakes Lainnya, Tim Penggerak PKK, Para PNS dan PTT dari OPD terkait, Satgas TPPS, IRT dan peserta Umum. Yang menarik para participant juga berasal dari berbagai macam kabupaten/kota dan provinsi se-Indonesia selain

Advertisement

Maluku diantaranya Makassar, Bungao, Jambi, Aceh, Papua, Jawa Timur, Jawa Tengah. Peserta dari Aceh diappresiasi sebagai partisipan terjauh sehingga berhak atas door prize dari panitia.

Maksud dan tujuan dari dari kegiatan webinat ini menurut dr. M. Ihya U. Rahawarin,Sp. B merupakan suatu bentuk ujian terhadap kecendekiawanan putra daerah , yang beliau definisikan, kecendekiawanan sebagai rasa peduli/kepedulian terhadap masalah sekitar. Dari Grafik SSGI 2021 problematika kesehatan terbesar di kabupaten Buru Selatan yang tampak yaitu stunting, sehingga sejalan dengan program kementerian kesehatan, dan program kerja ICMI Nasional dibidang kesehatan, Masika ICMI Prov Maluku terkhusus departemen Mitigasi Bencana, Kesehatan, Pengabdian Masyarakat berkeinginan berkontribusi nyata dengan merumuskan suatu program kerja yang diharapkan, bisa menjembatani dan mendukung peran semua ahli dalam berbagai sudut pandang dan relasi nya dengan bidang terkait dari pemerintah daerah serta praktisi Non Government Organization / NGO lainnya yg linier dengan masalah ini. Salah satu kegiatan dalam program yang dirumuskan Departemen Kesehatan Masika ICMI Maluku adalah webinar gabungan lintas sektoral, sebagai suatu bentuk “invasi udara gabungan” yang menjadi awal program, kemudian akan dilanjutkan dengan bakti sosial, pengumpulan data real time dan pemeriksaan kesehatan langsung yang ditargetkan pada daerah dan komunitas keluarga resiko stunting sebagai wujud “invasi darat”dalam mendukung percepatan penurunan angka stunting secara nyata di kabupaten buru selatan. Sehingga diharapkan hasil dari webinar ,setidaknya bisa berkontribusi dalam terciptanya komunikasi, interkoneksi serta sinergi yg solutif, dalam kebijakan dan program kerja tata laksana stunting didaerah kabupaten sebagai fondasi program percepatan penurunan stunting provinsi untuk mendukung program nasional indonesia sehat 2050.

Menurut Prof. Dr. dr. A. Razak Thaha, M.Sc, Sp.GK yang biasa disapa dengan prof Aca, bahwa stunting membawa dampak terhadap kualitas SDM generasi muda dan dampak ekonomi dari stunting.

Dampak jangka panjang salah satunya yaitu drop out sekolah. Sedangkan dampak ekonomi nya yaitu potensi kerugian Rp 260 – 390 triliun/tahun.

Menurut Dr. dr. Bertha Jean, Sp.S, M.Kes , perguruan tinggi mempunyai peran penting dalam mengatasi masalah stunting. Kontribusi universitas Pattimura diantaranya EOTY & CFC AMSA (Event Of The Year & Creativity for Community), Indonesian Gives Back 2022 Ikatan Senat Mahasiswa Kedokteran Indonesia (ISMKI) Wilayah 4, Pengabdian Kepada masyarakat.

Pandemi covid-19 memberikan dampak terhadap pelayanan gizi dasar. Menurut Nike Frans, S.Gz, MPH dalam paparannya lebih dari 25% puskesmas menjalankan kurang dari separuh atau tidak menjalankan pelayanan gizi sama sekali selama pandemi. Berbagai modifikasi dilakukan untuk tetap menjalankan pelayanan gizi selama pandemi yaitu konseling melalui telepon dan media sosial. (**)

Advertisement