Maju Pilkades, Hajarul Aswat: Saya Akan Berhentikan Perangkat yang Menjadi Beban Pemerintah Desa

Advertisement

LEGION-NEWS, MUNA— Pesta demokrasi yang telah dinantikan masyarakat kabupaten Muna sudah didepan mata, rencananya tahapan pemilihan kepala desa akan segera dimulai, Antusias masyarakat menuggu momen ini sudah cukup lama. Pasalnya, kepemimpinan desa saat ini di kabupaten Muna dipimpin oleh pejabat pelaksana, yang dimana kewenangannya sangatlah terbatas. Pemilihan serentak ini akan di ikuti oleh 22 kecamatan yang terdiri dari 125 desa.

Pemilihan kepala desa tahun 2022 ini kian menarik dan para calon didominasi oleh kalangan muda. Suatu perubahan yang fantastis, jika dibandingkan dengan pemilihan tahun-tahun sebelumnya yang didominasi kalangan tua. Dalam pemilihan kepala desa yang akan di gelar oktober mendatang, ada satu desa yang menarik perhatian. Desa Lakologou, Kecamatan Tongkuno dengan jumlah Daftar Pemilih Tetap yang kurang lebih 1.250 pemilih. Desa ini beda dengan desa-desa lain yang berada di kabupaten Muna. Pasalnya di desa ini memiliki 10 kandidat calon kepala desa.

Hajarul Aswat, SH.,MH. Salah satu anak muda yang menyatakan sikap akan maju dalam kontestasi Pilkades ini, Ia adalah Ketua Dewan Pimpinan Daerah Generasi Anti Narkotika Nasional Sulawesi Tenggara. Dengan Kesederhanaan dan apa adanya, sosok Hajarul Aswat siap mencalonkan diri menjadi Kepala Desa Lakologou pada Pilkades serentak yang akan digelar oktober mendatang.

Saat ini, hampir diseluruh pelosok negeri, pilkades menjadi ajang kontestasi yang sangat bergengsi. Bagaimana tidak, dalam setiap desa, Pemerintah Pusat melalui amanat Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 dan Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2014, telah menyiapkan anggaran untuk desa dan diberi kesempatan membangun desa agar menjadi lebih baik.

Advertisement

Hajarul Aswat, sebagai putra daerah merasa terpanggil untuk kembali mengabdi kepada tanah kelahirannya itu. Berbekal dari kepercayaan masyarakat dan pengalaman yang telah ia peroleh selama ini, ia memantapkan diri untuk ikut dalam pesta demokrasi yang dihelat 6 tahun sekali itu. Pengabdian ku takkan tergadaikan dengan apapun, tandasnya.

“Saya ikut serta dalam pencalonan Pilkades, karena saya merasa tertantang untuk membangun kampung halaman. Saya merasa terpanggil dengan melihat kondisi tanah kelahiran saya yang sudah berpuluh-puluh tahun tidak ada perubahan. Pemerintah Pusat sudah mengalokasikan Dana Desa miliyaran rupiah untuk desa lakologou, namun kenyataannya sampai detik ini kampung saya tidak ada perubahan. Pemimpin yang berkuasa saat ini, tidak memberikan harapan nyata untuk masyarakat,” tutur alumni Magister Hukum UMI ini, Minggu (07/08).

Lebih lanjut, Hajarul Aswat Menegaskan, siapapun yang mencalonkan diri nantinya pada pilkades lakologou, setidaknya bisa memiliki program untuk membangun desa. Ini bukan hanya persoalan mengejar jabatan kepala desa dan menjadi nomor satu di desa, tetapi bagaimana desa lakologou bisa maju ditangan pemimpin yang kreatif dan visioner. Untuk menjadi pemimpin bukan hanya mengejar keuntungan, melainkan bagaimana desa tersebut bisa maju ditangan kita sebagai pemimpin selama 6 tahun.

Menurut bung hajar, sapaan akrabnya, berpandangan bahwa ikut dalam pertarungan pilkades sangatlah tidak mudah. Banyak hal yang harus disiapkan, baik itu syarat-syarat administrasi maupun kesiapan mental dan visi misi untuk menjalankan roda pemerintahan desa selama enam tahun mendatang.

Bung Hajar membeberkan, tekad untuk ikut dalam pilkades sudah tidak bisa ditawar lagi. Apapun yang terjadi, akan dia hadapi. Karena baginya, ikut kompetisi seperti itu adalah sebuah tantangan. Menurutnya, Desa lakologou sudah saatnya dimpimpin oleh generasi muda yang inovatif dan kreatif. Desa lakologou yang selama ini tertinggal, sudah saatnya dimajukan agar bisa menjadi desa percontohan dari desa lain.

“Apabila diberi mandat oleh masyarakat lakologou, maka saya akan membuat program dua unsur kepemimpinan. Pertama kalangan orang tua yang akan dipimpin oleh tokoh tua yang sangat dihormati. Kedua Kalangan Pemuda akan dipimpin oleh tokoh pemuda yang mampu mengakomodir kepentingan pemuda. Dengan itu, kepala desa bisa fokus pada tugas-tugasnya yang lain. Selanjutnya, jika Allah Mentakdirkan menjadi Kepala Desa, saya akan berkomitmen untuk mensejahterakan masyarakat, menciptkan keterbukaan informasi, dan mewujudkan harapan masyarakat yang selama ini belum diwujudkan oleh pemerintah desa,” ujar Mantan Sekjen LMND Kendari ini.

Mantan Kader HMI ini menambahkan, jika suatu saat nanti ia kelak didaulat sebagai pemenang, maka dia konstisten akan merombak sistem pemerintahan desa yang selama ini dia nilai tidak dijalankan sebagaimana tupoksinya. Perangkat desa yang tidak bisa bekerja sesuai jabatannya, akan saya berhentikan. Apapun caranya, saya akan berjuang untuk memberhentikan perangkat desa yang hanya jadi beban dalam pemerintahan. Karena baik buruknya sebuah pemerintahan tergantung pemimpinnya dan jajaran dibawahnya.

Ia berharap, agar setiap calon kades Lakologou berkomitmen untuk membangun desanya menjadi lebih baik dan mampu mewujudkan harapan masyarakat. Para calon di harapkan mampu menciptakan solusi atas kondisi kampung halaman yang tidak ada perubahan. Baginya, dia siap bertarung sepenuhnya.

“Saya seorang pemuda yang lahir dari rakyat, maka saya harus berdiri gugus paling terdepan ketika rakyat memanggil. Seperti kata pepatah, Tak Masalah Mau Kucing Kuning atau Hitam, yang penting bisa menangkap tikus,” tutupnya. (**)

Advertisement