JAKARTA – Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo) meninjau salah satu pusat perdagangan terbesar di indonesia. Presiden ingin memastikan kondisi riil perdagangan diawal tahun 2023 ini.
“Saya ingin melihat sektor riil itu bergerak seperti apa, karena ini adalah pasar bagi produksi-produksi yang ada di daerah-daerah. Kalau di sini turun, di sini berhenti, artinya produksinya juga berhenti, juga turun,” tutur Presiden Jokowi. Senin (2/1/2023)
Presiden ingin agar optimisme itu kembali di tahun 2023. Menurut Presiden Joko Widodo di tahun 2022 lalu merupakan tahun yang tidak mudah, sebelumnya juga jauh dari kemudahan, sehingga diharapkan di tahun 2023 ada optimisme.
“Saya melihat dan ingin agar optimisme itu kembali di tahun 2023. Karena di tahun 2022 juga sebuah tahun yang tidak mudah, sebelumnya juga jauh dari kemudahan, sehingga kita harapkan di tahun 2023 ada optimisme karena PPKM [pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat] sudah dicabut,” kata Presiden
“Tidak hanya Pasar Tanah Abang saja, tapi juga Pasar 16 Ilir di Palembang, Pasar Terong di Makassar, Pasar Beringharjo di Jogja, Pasar Turi di Surabaya, Pasar Johar di Semarang, Pasar Baru di Bandung, Pasar Gedebage di Bandung, semuanya kita harapkan muncul optimisme karena PPKM sudah dicabut,” ujar mantan Wali kota Solo dua periode ini.
“Dan tadi saya bertanya ke beberapa pedagang, juga menyampaikan tahun 2022 kemarin omzetnya jauh lebih baik dibanding tahun 2021. Kita harapkan 2023 juga lebih baik dari tahun 2022. Itu.” sambung Presiden Jokowi dihadapan awak media.
Saat wartawan menanyakan saat ini pedagang banyak yang masuk ke sektor digital.
“Saya juga bertanya, semua tadi saya tanyakan berjualan di sini, ya, ikut di online juga iya. Artinya, mereka masuk ke marketplace, masuk ke pasar-pasar online, dan itu bagus, dua-duanya dijalankan. Saya kira ini sebuah lompatan, masuk ke digital system, digital market, dan kita harapkan semakin mempermudah bertemunya antara produsen dengan konsumen, penjual dengan pembeli,” beber Jokowi.
Awak media juga menanyakan di tahun 2023 tantangannya atau resolusi buat Indonesia disektor ekonomi.
“Ya, kalau, kalau kita melihat secara global ya tahun 2022 itu adalah tahun turbulensi, tahun turbulensi, tahun 2023 ini adalah tahun ujian. Kalau kita bisa melewati turbulensi kemarin di 2022, kita harapkan nanti, ini tahun 2023 ini, tahun ujian, kalau bisa lewati, insyaallah di tahun 2024 akan lebih mudah bagi pertumbuhan ekonomi kita,” katanya.
“Dan saya optimistis di 2022, pertumbuhan ekonomi kita di atas 5 persen. Kita harapkan, kita berdoa juga di tahun 2023 ini bisa di atas 5 persen lagi,” sambung Presiden Jokowi.
Wartawan pun berkesempatan menanyakan rencana reshuffle kabinet di tahun 2023 ini. Kepada Presiden.
“Tunggu saja,” singkat Presiden.
Wartawan lantas mempertanyakan mantan Panglima TNI, Jenderal Andika Perkasa apakah nantinya masuk dalam jajaran kabinet. Kembali presiden memberi jawaban singkatnya.
“Ditunggu saja,” katanya.
Wartawan lalu menayakan posisi partai Nasdem di kabinet yang bakal reshuffle. NasDem gimana Pak Jokowi?
“Ditunggu saja,” imbuh Presiden
Tidak hanya soal reshuffle, awak media lantas mempertanyakan peraturan pemerintah pengganti undang undang Cipta Kerja yang menuai pro-kontra itu ditengah masyarakat.
“Ya, biasa dalam setiap kebijakan, dalam setiap keluarnya sebuah regulasi ada pro dan kontra, tetapi semuanya bisa kita jelaskan,” tegas Presiden Jokowi seperti dikutip dari laman website seskab.go.id Senin (2/1)
Wartawan kembali mempertanyakan kebijakan pencabutan PPKM. Masker sudah boleh buka belum Pak?
“Kan sudah diumumkan PPKM,” singkat Presiden kembali.
Awak media menanyakan resolusi pribadinya Presiden di tahun 2023 ini.
“Jangan pribadi dong. Ya, kita berharap Indonesia tidak terkena imbas resesi global. Itu saja.” Kunci Presidden Joko Widodo. (LN/Seskab)