HUT ke 76 TNI; Refleksi 8 Wajib TNI (Catatan untuk Calon Panglima TNI)

FOTO: Pengamat Politik dan Kebangsaan Arqam Azikin, yang juga Akademisi, Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (FISIP) Universitas Muhammadiyah Makassar.

Dr. Arqam Azikin
(Analis Politik & Kebangsaan)

LEGION NEWS.COM – Peringatan hari ulang tahun TNI ke 76 jatuh di hari Selasa, 5 Oktober 2021. Itu artinya TNI sudah berusia lebih dari tiga per empat abad dalam menjaga kedaulatan bangsa Indonesia. Di peringatan HUT kali ini, tema yang diangkat yaitu “Bersatu, Berjuang Kita Pasti Menang”. Hal itu merefleksikan situasi bangsa yang memerlukan kesatuan, sebagai titik berangkat untuk mengatasi pelbagai Ancaman, Gangguan, Hambatan dan Tantangan (AGHT).

Beberapa kegiatan dilaksanakan dalam merayakan HUT TNI ke 76. Di Jakarta, di Istana Merdeka upacara dengan khidmat digelar. Alutsista dipamerkan di sekitar Istana. Atraksi menakjubkan dengan pesawat tempur tidak ketinggalan menghibur para tamu yang hadir. Beberapa rombongan terlihat berziarah ke makam pahlawan. Di daerah, bakti sosial, gotong royong, sinergi pelaksanaan vaksin tidak putus-putusnya dilakukan. HUT ke 76 TNI dengan segala aktivitas yang melibatkan masyarakat, menjadi penanda penting bahwa kehadiran TNI bukti ketulusan menjaga NKRI. Berproses bersama TNI, rakyat akan menjadi semakin solid.

Di samping rentetan kegiatan itu, yang lebih penting dari sebuah perayaan adalah refleksi. Momentun HUT TNI harus dijadikan waktu yang tepat untuk mengevaluasi kerja-kerja TNI. Dengan tema ‘Bersatu, Berjuang kita Pasti Menang’, TNI seharusnya mampu mendorong upaya persatuan bangsa dan soliditas sosial berada di titik yang tak mudah digoyahkan. Perpecahan kelompok akibat pelbagai sebab, maraknya isu radikalisme dan komunisme juga jadi perhatian komponen masyarakat, harus dimoderasi dengan cara-cara yang tak merugikan salah satu pihak. Potensi konflik yang makin tak terduga, yang dapat mengganggu ketahanan nasional, hanya bisa dihadapi dengan persatuaan seluruh rakyat indonesia. Dan TNI dapat tugas krusial dalam mengelolah itu semua.

Advertisement

Namun, sebelum upaya strategis menjaga kesatuan sosial dapat diimplementasikan dalam tubuh sosial masyarakat, TNI pertama-tama perlu menerima bahwa ada yang kudu diperbaiki dalam internal TNI sebagai komponen utama sistem pertahanan negara (SisHanneg) bersama rakyat mengawal kedaulatan bangsa.

Dalam 8 (delapan) Wajib TNI, para prajurit diwajibkan untuk; bersikap ramah tamah terhadap rakyat; bersikap sopan santun terhadap rakyat; menjunjung tinggi kehormatan wanita; menjaga kehormatan diri di muka umum; menjadi contoh dalam sikap dan kesederhanaan; tidak sekali-kali merugikan rakyat; tidak sekali-kali menakuti dan menyakiti hati rakyat; menjadi contoh dan mempelopori usaha-usaha untuk mengatasi kesulitan rakyat sekelilingnya.

Jika para prajurit TNI menginternalisasi 8 Wajib TNI dalam tiap tugas yang diembannya, sudah pasti tak ada kasus-kasus kekerasan yang menyeret oknum prajurit. Delapan poin itu ibarat kompas yang jadi pegangan para prajurit agar tak memperlakukan orang-orang yang mereka hadapi. Delapan poin itu penuntut prajurit agar berhasil menjadi sosok yang dihormati sekaligus dibanggakan oleh masyarakat. Maka dengan melaksanakan delapan poin itu, maka citra TNI di mata publik akan semakin meningkat untuk saling memperkuat menjaga persatuan bangsa.

Momentum HUT TNI yang ke 76 ini, seiring akan ada pergantian Panglima TNI pada bulan November 2021. Ketiga Kepala Staf AD, AL, dan AU, merupakan syarat calon Panglima TNI. Dan warga bangsa akan menunggu siapa yang akan diajukan Presiden RI ke Pimpinan DPR RI, serta dilanjutkan Fit and Propert Test Komisi I DPR sebagai proses mensahkan Panglima TNI yang baru. Tentunya kita semua berharap peran TNI dalam menjaga kedaulatan dan pertahanan negara makin meningkat, modern dan profesional. Salah satu caranya dengan mengamalkan 8 Wajib TNI, tanpa tawar-menawar. Semoga di umur ke 76 ini, TNI makin maju dan makin terdepan mengayomi rakyat Indonesia guna mempermantap tugas negara menjaga eksistensi NKRI.

Advertisement