Apa itu Masa inkubasi Covid-19?

Penulis: Dr.dr. Ampera Matippanna, Sked.

Jabatan: Dokter fungsional Pada Badan Pengembangan SDM Prov. Sulawesi Selatan

MAKASSAR, Legion News – Pemahaman masa inkubasi virus dalam tubuh sangatlah penting karena memiliki keterkaitan dengan rencana tindakan atau langkah manajemen terapi bagi seseorang yang terinfeksi dengan Covid-19 dalam tubuhnya.
Masa Inkubasi Covid-19 dalam tubuh seseorang adalah selang waktu antara masuknya Covid-19 kedalam tubuh seseorang sampai dengan timbulnya gejala atau tanda awal terjadinya penyakit.

Berdasarkan hasil penelitian dari para ahli diketahui bahwa masa inkubasi Covid-19 antara 2 sampai 14 hari sampai dengan kemunculan tanda awal yaitu berupa gejala Infeksi Saluran Pernafasan Akut ( ISPA) seperti demam, batuk, pilek , sakit menelan , nyeri otot dan tulang serta gejala lainnya seperti infeksi virus pada umumnya. Jika Infeksi berlanjut terus dapat menyebabkan gejala gangguan pernafasan sampai pada kematian.

Advertisement

Masa inkubasi virus.dalam tubuh seseorang berbeda-beda ada yang cepat ada yang lambar. sangat tergantung dari imunitas tubuh seseorang. Jika daya tahan tubuh sangat baik seseorang bisa saja terinfeksi tanpa gejala sama sekali. Namun jika daya tahan tubuh rendah gejala penyakit bisa saja ringan sampai berat , apalagi bagi seseorang yang disertai penyakit comorbid seperti DM, Jantung , Hipertensi, Infeksi Paru, tumor paru dan lain sebagainya akan semakin memperberat gejala penyakit bahkan sampai pada kematian.

Masa inkubasi virus sesungguhnya adalah masa yang dibutuhkan virus untuk memperbanyak diri (replikasi) dalam tubuh untuk menyerang target organ dalam tubuh. semakin cepat perkembangannya dalam tubuh semakin tinggi daya rusaknya (virulensi patogenik) semakin memperburuk keadaan sakit yang dialami oleh seseorang.

Untuk menghambat virulensi patogenik dalam masa inkubasi tersebut maka tubuh akan melakukan perlawanan dengan mengaktifkan sistem pertahanan tubuh yang dikenal dengan sebutan anti bodi yaitu anti bodi Imunoglobulin M ( Ig M) pada tahapan infeksi awal dan Imunoglobulin G (Ig G) pada tahapan infeksi lanjut . Mekanisme pertahanan antibodi inilah yang sangat penting dalam tubuh seseorang untuk tidak mudah jatuh kedalam keadaan sakit.

Pertanyaan selanjutnya adalah apakah virus dapat menular pada masa inkubasi atau masa dimana gejala penyakit belum muncul? Menurut catatan penelitian para ahli bahwa covid -19 menunjukkan potensi penularan meskipun ketika masih dalam tahapan masa inkubasi. Hal ini menjadi penting untuk dipahami dalam pencegahan dan pemutusan rantai penularan covid-19 sebab dalam tahapan masa inkubasi yang asimptomatik (tanpa gejala) yang kadang membuat masyarakat menjadi terlena dan menganggap dirinya tidak terpapar sehingga memiliki kecenderungan perilaku yang mengabaikan protokol kesehatan sehingga mudah untuk menularkan dan tertular dari seseorang yang sesungguhnya telah terinfeksi meski masih dalam tahapan inkubasi atau tanpa gejala.

Hal penting lainnya dalam memahami tahapan inkubasi adalah pada saat melakukan pemeriksaan uji antibodi Ig M dan Ig G dalam tubuh seseorang dengan menggunakan rapid test ( test cepat) dapat memperlihatkan hasil yang non reaktif karena pada fase awal masuknya Covid-19 dalam tubuh tidak serta merta tubuh langsung mengaktifkan sistem anti bodi. Butuh beberapa hari bagi tubuh untuk melakukan pengenalan virus barulah mulai mengaktifkan Ig M dan Ig G setelah jenis virusnya terdeteksi.

Nah pada saat test dilakukan pada awal infeksi (tanpa gejala) untuk melakukan screening bebas covid dapat menunjukkan hasil negatif palsu karena hasil rapid non reaktif padahal yang bersangkutan sedang terinfeksi covid-19. Jika demikian adalah hal yang riskan untuk memberi keterangan medis bebas covid-19 hanya melalui rapid test atau dengan kata lain rapid test non reaktif bukan jaminan bahwa seseorang tersebut bebas covid.

Jika demikian munkin saatnya para pengambil kebijakan duduk bersama untuk membicarakan persyarataan-persyaratan screening uji covid-19 bagi masyarakat yang akan bepergian lintas batas atau penggunaan sarana transportasi tertentu karena bebas covid-19 berdasarkan rapid test toh bukanlah jaminan pasti.

Hal yang paling utama adalah meningkatkan kewaspadaan masyarakat dengan melakukan protokol kesehatan secara ketat agar semua orang saling memproteksi diri dari ancaman penularan Virus ini.

Advertisement