MAKASSAR – Setelah melewati proses yang cukup panjang, sejumlah talent yang berhasil lolos seleksi telah melakukan penandatanganan kesepakatan kontrak kerja dalam produksi film Rantemario.
Beberapa aktris muda populer dari Jakarta dan Bandung yang selama ini dirujuk menjadi kandidat pemeran utama wanita film Rantemario, manajemen talent film Rantemario akhirnya malah memutuskan untuk memperioritaskan aktris Sulsel sebagai pemeran utamanya.
Aktris yang terpilih sebagai pemeran utama wanita dalam film Rantemario adalah Ghita Putri Catleya, talenta muda berbakat berdarah campuran Enrekang, Toraja dan Jerman.
Ghita Putri Catleya lahir di Makassar, 16 Maret 2008, menempuh pendidikan formalnya di SDN Komp Sambung Jawa, UPT SPF SMPN 3 Makassar dan sekarang menjadi pelajar di SMAN 2 Makassar.
Ghita didaulat untuk memerankan karakter utama dalam film Rantemario yang bernama Luna, seorang aktifis pegiat alam bebas yang tegas dan idealis. Sebuah peran yang menantang dan menuntut kekuatan fisik ekstra karena sebagian adegan melakukan pendakian di gunung Latimojong serta bertualang di beberapa lokasi wisata alam.
Menyinggung kondisi fisiknya menghadapi aktifitas alam terbuka, Ghita meresponnya dengan santai dan menganggap itu bukan beban untuk sebuah profesi.
“Berapa bulan ini saya rutin ikut threadmil untuk menjaga fisik dan stamina. Semoga bisa melakukan semua adegan di alam terbuka itu dengan baik,” ujarnya.
Kendati pengalaman Ghita dalam dunia film layar lebar masih kategori pemula, namun keterampilan akting maupun dialognya dinilai sudah ideal untuk memenuhi standar pemeran utama. Kemampuan improvisasinya pun begitu kuat. Hal itu terlihat ketika dalam sesi interview khusus dengan supervisor talent, ia mampu menerjemahkan ilustrasi naskah dalam waktu yang singkat.
Selain penampilan fisiknya yang menunjang, kecantikan wajah Ghita terlihat unik dengan khas blasteran Eropa. Karakter kecantikannya itu yang membuat semua gerak gerik Ghita cenderung selalu mengundang perhatian.
Gadis cantik dari pasangan alm. Abd Syukur D’juma Lasso asal Enrekang dan Carolina Febriyanti Kalhans turunan Jerman-Toraja ini dikenal aktif berkiprah dalam dunia foto model Makassar. Ia mulai merambah level profesional.
“Dalam even-even model, beberapa produk fashion ternama sudah mempercayakan promosi brand-nya kepada saya. Ada juga yang sudah mulai membahas kontrak, ” jelas Ghita.
Ghita memulai aktivitas profesinya sebagai seorang model cilik dari tahun 2013, dan menjadi Muse Make up / Model Make up dari tahun 2021. Ia telah membuat karya “Thrift bags” dan menjadi perwakilan sulsel pada even BSF 2022 ( Borobudur Student Festival 2022 ) pada program Presisi (Penguatan Karakter Siswa Melalui Karya Seni ). Ceritanya tertulis pada buku “Perubahan itu Nyata, Buku Praktik Baik Pendidikan Kontekstual” terbitan Perdikan ( Pergerakan Pendidikan Nusantara).