LEGIONNEWS.COM – JAKARTA, Maluku Crisis Center (MCC) dalam pesan rilisnya Kamis 6 April 2023. Merasa keberatan atas cara-cara rasisme terhadap orang Maluku. Nampak dalam satu video pendek itu yang beredar di kalangan orang Maluku memperlihatkan seorang pemuda asal Maluku dikeroyok dan dipukul hingga babak-belur.
Disebutkan Aktor utama dalam video itu adalah seorang Pria berbaju biru.
Pada video lain, nampak pria berbaju biru itu memeriksa dompet pemuda itu dan ketika tau kalau yang bersangkutan orang Ambon (Maluku) di kemudian kembali melakukan penganiayaan.
Pria berbaju biru itu dengan rekannya juga menyeret korban yang belakangan diketahui bernama Bobby Joseph Paliama, Warga Jalan Bulak Ringin VI, Kelurahan Cibubur, Ciracas Jakarta Timur.
Bobby mengalami tindakan kekerasan diperlakukan persis seperti memperlakukan seekor binatang. Bahkan kadang bintang juga diperlakukan jauh lebih mulia dari itu. Sungguh menyayat hati siapapun yang menonton, apalagi yang punya hubungan atau kaitan keluarga dan kerabat.
Atas video viral itu Sekertaris Barisan Anak Kolong (AK) Maluku Yani Murtala mengecam keras tindakan yang tidak menghargai nilai-nilai agama dan kemanusiaan.
“Walaupun saudara Bobby seorang Debt collector jangan menghina profesi dan tentu bagi kami anak Maluku sangat keberatan bahwa pria berbaju biru itu mengeluarkan kalimat berbau rasis terhadap Bobby yang merupakan orang Maluku,” kata Yani Murtala
“Hal seperti ini bisa memicu disintegrasi bangsa. Kami AK Maluku terdiri dari multi etnis, suku, agama dan Ras mengutuk keras tindakan tersebut dan meminta agar aparat kepolisian menangkap pelaku penindakan dan prosedur hukum dengan tegas, agar ada rasa keadilan yang sama bagi rakyat Indonesia,” tutur Sekertaris AK Maluku ini.
Pernyataan keras juga datang dari BARAK Sulsel, terkait insiden yang terjadi pada Bobby Joseph Paliama. Umar Hankam dalam keterangan nya kepada awak media mengatakan perilaku sentimen kedaerahan sangat berbahaya diera digitalisasi saat ini.
“Sentimen kedaerahan sangat berbahaya bagi kesatuan bangsa ini di era digitalisasi saat ini” tutur Umar Hankam yang juga Pengurus Daerah Pemuda Panca Marga Sulsel ini di Makassar.
“Kalau pihak yang memiliki kepentingan politik lalu menggoreng kasus Bobby ini sangat berbahaya, Apalagi kalau melihat video yang beredar itu sangat berbahaya, Aparat harus bertindak tegas menangkap pelaku, ingat watak kami orang Indonesia timur itu keras, kalau marah urusan belakangan karena penghinaan yang dianggap tidak bermoral itu,” tegas Ketua BARAK Sulsel ini.
Belum ada kejelasan pasti latar kejadian, tapi dari video yang beredar itu, dapat disimpulkan kalau Boby adalah depkolektor. Kreditur mobil kemudian memprovokasi warga sehingga turut mengeroyok Boby.
Tentu nanti ada klarifikasi lebih lanjut terkait duduk persoalan yang sebenarnya. Tapi melihat bagaimana Boby diperlakukan, apalagi mendengar sebutan dan pernyataan bernada rasisme dari pengeroyok, terutama yang berbaju biru, sangat tidak manusiawi.
Bisa dibayangkan perasaan keluarga atau mungkin anak-anak dari Bobby, melihat ayahnya yang sedang mencari nafkah, atau mungkin sekadar mempertahan hidup di tengah ekonomi yang sulit, hampir meregang nyawa.
Boby tentu bukan koruptor atau pencuri. Dia bekerja sesuai mandat yang didapat dari perusahaan leasing tempat dia bekerja. Dengan harapan tentu agar dapur rumahnya dapat terus mengepul.
Kejadian yang menimpa Boby ini mengingatkan kita pada pembunuhan John Titaley juga di Tangerang oleh sekelompok orang saat mencari pemuda Ambon lainnya, namun tidak ketemu. Mereka mengeroyok John hanya karena dia hitam, keriting atau berciri orang Ambon.
Tentu ini menambah daftar panjang korban anak-anak muda Maluku di perantauan, yang harus menyambung hidup meninggalkan kampung atau daerahnya yang memang masih miskin dan tertinggal, meskipun kaya sumber daya alam.
Kembali ke pengeroyokan terhadap Boby. Kasus ini harus ditangani secara serius oleh pihak kepolisian, para pelaku harus segera ditahan. Terutama yang berbaju biru di dalam video yang beredar itu.
Si baju biru yang diduga bernama Ali itu tak ubahnya Mario Dandy yang mengeroyok David Ozora Latumahina (juga orang Maluku) hingga terkapar dan sampai hari ini masih dirawat di rumah sakit.
Penangkapan terhadap si baju biru tidak saja agar yang bersangkutan mempertanggungjawabkan perbuatannya. Tapi juga mencegah hubungan kausalitas atau ada dari pihak Boby yang mencari dan mengambil tindakan sendiri.
Kita menunggu dan mengikuti setiap langkah dan upaya dari aparat kepolisian dalam menyelesaikan insiden ini. Bahwa Boby dan orang Ambon (Maluku) lainnya, tak pantas diperlakukan tidak manusiawi, dan siapapun pelakunya harus bertanggung jawab. (LN)