LUWU UTARA – Andi Abdullah Rahim salah satu figur Calon Bupati Luwu Utara 2024 mendatang yang sudah memutuskan bergerak lebih awal. Bahkan terhitung sejak bulan Oktober 2021 Andi Rahim sudah mulai aktif blusukan dan sosialisasi.
Terhitung dalam kurun waktu satu tahun tiga bulan, Andi Rahim sudah melakukan kunjungan di 779 titik hingga pelosok dusun di Luwu Utara.
Dalam perjalanannya selama berkeliling Luwu Utara saat melakukan blusukan dan kunjungan tokoh. Andi Rahim memberikan catatan khusus di sektor pertanian Luwu Utara.
“Dari perjalanan saya berkeliling di Luwu Utara, saya bertemu, berdiskusi dan melihat langsung di lapangan dan menemukan fakta terkait persoalan petani dan pertanian khususnya padi” ungkap Andi Rahim dalam keterangan resminya ke wartawan, Minggu (05/03).
Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO) Luwu Utara mengungkapkan dalam 5 poin penting di sektor pertanian, yakni :
1. Ketersediaan bibit padi yang berkualitas yang masih minim. Saya menemukan di beberapa kelompok tani menyimpan hasil panen mereka sebagian dipakai untuk bibit pada masa tanam berikutnya secara berulang. Ini tentunya sangat merugikan petani karena mereka menanam bibit yang sudah tidak unggul lagi. Karena itu sudah harus di Luwu Utara ini memiliki penangkaran bibit padi berkualitas dengan bekerja sama dengan perguruan tinggi dan lembaga-lembaga penelitian terkait.
2. Kita mengalami masalah pupuk yang langka, karena itu sudah harus didorong agar kita di Luwu Utara sudah harus memiliki pabrik pupuk organik/unorganik yang dikelola dengan skala industri maupun yang dikelola oleh kelompok tani dengan menghasilkan pupuk organik.
3. Kita masih kekurangan mesin- pertanian untuk traktor, mesin tanam dan mesin panen padi. Karena itu perlu dilakukan pola manajemen yang baik dalan pengelolaan mesin pertanian yang sudah ada sehingga lebih optimal dan penambahan mesin pertanian untuk memenuhi kebutuhan yang masih sangat besar.
4. Infrastruktur pertanian kita masih terlalu minim di Luwu Utara. Saluran irigasi teknis yang masih terbatas menjadikan masa tanam kita di Luwu Utara sebagian masih bergantung pada hujan begitu juga akses jalan tani yang masih terbatas menjadikan ongkos produksi menjadi lebih tinggi. Ini semua berkontribusi kepada tingginya HPP (Harga Pokok Produksi) di tingkat petani.
5. Industri pabrik pengolahan RPU (Rice Processing Unit) kita di Luwu Utara sudah memadai tetapi masih terbatas untuk mampu menampung hasil gabah petani kita. Saya bertemu dengan pengusaha-pengusaha penggilingan padi yang besar di Luwu Utara, berdisikusi dengan mereka, kita perlu merancang sebuah langkah besar agar industri beras kita di Luwu Utara dapat menampung dan membeli gabah petani dan menjadi pemain beras di Indonesia sehingga mampu mensuplai kebutuhan beras di Indonesia. (**)