JAKARTA||Legion-news.com Kepala BNPB Doni Monardo bersama Menko PMK Muhadjir Effendy dan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono meninjau perkembangan banjir Kabupaten Karawang melalui udara menggunakan helikopter, Senin (22/2).
Terbang sekitar 45 menit, Doni dan rombongan melihat beberapa titik permukiman warga, jalur transportasi darat dan areal persawahan masih terendam air.
Tak hanya titik genangan air, saat helikopter terbang rendah, Doni juga menemukan beberapa kerusakan anak sungai dari Sungai Citarum yang diduga menjadi salah satu faktor penyebab banjir semakin meluas.
Sementara itu, menurut Menteri PUPR Basuki Hadimuldjono, selain kerusakan sungai, beberapa saluran irigasi yang jebol juga menjadi penyebab banjir semakin parah.
“Ini berada di hilirnya bendungan Jatiluhur. Hilir bendungan Jatiluhur ada anak sungai Citarum yang namanya Sungai Cibeet. Debitnya sekarang yang masuk ke Sungai Citarum 900 m3 per detik. Jadi walaupun dari Jatiluhur dikurangi outflownya karena hanya untuk menggerakan turbin listrik, tetapi bergabung dengan Cibeet menjadi 1.300 m3 per detik. Daya tampungnya atau kapasitasnya 1.100 m3 per detik. Sehingga itu memang meluap,” kata Menteri Basuki.
Dalam hal ini, Menteri Basuki memastikan bahwa perbaikan kerusakan tanggul dan sungai sudah ditangani dan masih dalam proses perbaikan oleh Balai Besar Citarum.
“Kami sudah bergerak, peralatan dari Balai Besar Citarum untuk segera menutup. Tadi yang kita lihat ada tenda-tenda biru itu adalah sudah mulai bekerja sebetulnya untuk menutup itu” katanya.
Sementara ini, logistik akan dihimpun dari sekitar Lanud Halim Perdanakusuma untuk mempercepat proses penyiapan logistik siap saji. Helikopter BNPB juga siagakan untuk mendistribusikan logistik dan makanan termasuk guna keperluan evakuasi.
Sementara itu, menurut data terbaru yang dihimpun oleh Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) BNPB hingga hari ini Senin (22/2) pukul 15.00 WIB, bencana banjir Kabupaten Karawang telah berdampak pada 14.754 KK atau 52.527 jiwa.
Adapun banjir dengan Tinggi Muka Air (TMA) 10-260 sentimeter itu juga memaksa sebanyak 3.393 KK atau 19.092 jiwa mengungsi ke sejumlah titik yang hingga kini masih dalam pendataan.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Karawang terus melakukan koordinasi dengan instansi Kementerian/Lembaga terkait termasuk melibatkan perangkat Kecamatan/Desa setempat guna percepatan penanganan banjir. (**)