Viral Rekaman WAG, Wajibkan Guru dan Raja Pilih Caleg PAN, LAM Desak Bawaslu Maluku Bertindak Tegas

FOTO: Kantor Bawaslu Maluku, Jl. Cut Nyak Dhien No.16, Kelurahan Karang Panjang, Kecamatan Sirimau, Kota Ambon, Maluku 97121. (Properti: Gatra/Tiara Melinda/far)
FOTO: Kantor Bawaslu Maluku, Jl. Cut Nyak Dhien No.16, Kelurahan Karang Panjang, Kecamatan Sirimau, Kota Ambon, Maluku 97121. (Properti: Gatra/Tiara Melinda/far)

LEGIONNEWS.COM – AMBON, Literasi Anak Maluku (LAM), Hery Banyal, sesalkan tindakan yang dilakukan Kordinator Pendidikan dan Kebudayaan Maluku, Seram Utara Barat, Tasrif Tomagola, yang di duga memobilisasi guru untuk memenangkan calon anggota legislatif (Caleg) dari Partai Amanat Nasional (PAN) Daerah Pemilihan Maluku untuk DPR RI.

Hery Banyal berharap agar Bawaslu Maluku, bertindak tegas atas dugaan adanya mobilisasi guru yang dilakukan oleh Kordinator Pendidikan dan Kebudayaan Maluku itu.

“Bawaslu Maluku, sudah seharusnya bertindak tegas. Kan sudah tersiar itu bahkan viral di platform media sosial, diduga Tasrif memerintahkan untuk para guru memilih caleg nomor urut 1 Widya Pratiwi Murad dari PAN kabarnya tidak hanya guru, raja (kepala pemerintahan) setempat juga diwajibkan. Cobalah Bawaslu dipantau itu,” tutur Hery. Senin (12/2/2024).

“Apalagi guru-guru inikan ASN aturannya kan jelas itu harus netral tidak dilibatkan dalam politik. Udang Undang Nomor 20/2023 tentang ASN jelas disitu diatur terkait dilarangnya para aparatur sipil negara (ASN) berpolitik praktis,” katanya.

Advertisement

Dirinya pun berharap agar Bawaslu datang ke pihak sekolah dalam hal ini kepala sekolah setempat untuk mengingatkan agar tidak bertindak gegabah.

“Kepada para kepala sekolah untuk tidak memobilisasi para guru. Baik itu guru berstatus ASN, PPPK atau honorer. Menggunakan kekuasaannya dengan memaksa para pengajar itu dapat dipidana Pemilu, Jadi hati hati jangan gegabah. Apalagi di Bawaslu ada Gakumdu disitu didalamnya ada kepolisian dan Jaksa,” beber pengurus Literasi Anak Maluku itu.

Berawal dari viral nya percakapan voice note berdurasi 2 menit, 5 detik di aplikasi WhatsApp Grup (WAG).

Dikutip dari portal berita online setempat terbit Rabu (7/2) dalam headline nya pria yang diduga Tasrif Tomagola, meminta agar para guru, bersama para kepala Pemerintah (Raja) maksimal mendapatkan 5000 hingga 6000 suara dari total Daftar Pemilih Tetap (DPT) sebanyak 8000. Penelepon dengan jelas mengatakan kalau arahan datang nya dari Widya Pratiwi.

Sementara itu, Tasrif Tomagola yang dikonfirmasi sehubungan dengan hal ini pada Selasa sore (05/02) lalu. Enggan untuk mengklarifikasi isi rekaman pembicaraan tersebut.

“Banyak wartawan yang menelepon saya tentang hal ini. Maaf saya sedang sakit, Penyakit gula saya kambuh” kata Tasrif Tomagola seperti dikutip dari portal berita Malukupos.com

Hingga berita ini diterbitkan belum ada penjelasan resmi dari Bawaslu setempat dan Caleg PAN, Widya Pratiwi Murad. (**)

Advertisement