Pengamat: Ada Dua Alasan Ganjar Enggan Tinggalkan PDIP

PDIP tak akan mencegah jika ada kadernya yang ingin keluar, termasuk Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo (ANTARA FOTO/M RISYAL HIDAYAT)
PDIP tak akan mencegah jika ada kadernya yang ingin keluar, termasuk Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo (ANTARA FOTO/M RISYAL HIDAYAT)

POLITIK – Pengamat politik Arif Nurul Imam mengungkapkan dua alasan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo tidak berani mengambil keputusan keluar dari PDIP demi Pilpres 2024.

Arif menduga bahwa PDIP sepertinya akan mengusung Ketua DPR Puan Maharani di Pilpres 2024, sehingga jika Ganjar Pranowo ingin maju, maka harus keluar dari partai tersebut.

BACA JUGA: Survei SMRC: Elektabilitas PDIP Tertinggi Disusul Golkar dan Gerindra

Namun, berdasarkan hitungan politik sepertinya Ganjar Pranowo tidak akan berani mengambil langkah keluar dari PDIP, meskipun untuk Pilpres 2024.

Advertisement

“Banyak sejarah memang kader-kader PDIP yang loncat itu hilang dari peredaran publik, lenyap namanya dari perbincangan politik, banyak,” ujarnya dikutip dari YouTube hello9, Rabu (23/9).

BACA JUGA: Mensesneg Jelaskan Posisi Presiden dalam Pengangkatan Hakim Konstitusi

Salah satu contohnya yaitu Wakil Gubernur Jawa Tengah periode 2008-2013, Rustriningsih, yang hilang dari peredaran politik usai mundur dari PDIP.

“Misalnya yang Wakil Gubernur Jawa Tengah itu, Ibu Sri siapa itu yang perempuan itu, itu kan hilang sekarang hari ini, hilang dari orbit politik,” ucapnya.

BACA JUGA: Akhirnya MK Tolak Gugatan Presiden dan Wapres Dua Periode Bisa Maju Sebagai Cawapres

“Wakil gubernurnya Pak Bibit Waluyo itu Sri, mantan Bupati Kebumen itu, itu hilang. Dan kedua Pak Ganjar ini gak punya patron politik ketika keluar dari PDIP,” sambungnya.

Kemudian alasan yang kedua yaitu Ganjar tidak akan mempunyai pelindung politik, meskipun ia dijagokan Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebagai calon presiden di 2024.

“Karena misalnya ketika di endorse oleh Pak Jokowi, Pak Jokowi juga bukan patron politik, karena dia tidak memiliki gerbong politik, dia di PDI juga kader biasa, bukan petinggi atau elit PDIP,” tandas Arif. (Sumber: wartaekonomi)

Advertisement