Bupati Bulukumba Tinjau Aliran Pembuang Air di Pasar Cekkeng yang Tersumbat

FOTO: Bupati Bulukumba saat meninjau aliran sungai yang tersumbat disekitar pasar Cekkeng Kelurahan Ela-Ela, Kecamatan Ujung Bulu, Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan. Selasa, (7/12).
FOTO: Bupati Bulukumba saat meninjau aliran sungai yang tersumbat disekitar pasar Cekkeng Kelurahan Ela-Ela, Kecamatan Ujung Bulu, Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan. Selasa, (7/12).

LEGION NEWS.COM, BULUKUMBA – Bupati Bulukumba meninjau kawasan pasar Cekkeng, Kelurahan Ela-Ela, Kecamatan Ujung Bulu, Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan. Selasa, (7/12).

Ada 3 saluran pembuangan disekitar pasar Cekkeng mengalami sumbatan akibat adanya penumpukan pasir yang berasal dari bibir pantai akibat ombak besar sejak beberapa hari belakang ini.

“Besok 1 unit eksavator akan diturunkan untuk mengangkut sedimen pasir agar aliran air di 3 sungai yang tersumbat dapat diangkut agar dapat mengalir ke lautan,” ujar Andi Utta. Selasa,

“Semalam intensitas hujan deras mencapai puncaknya, Alhamdulillah tidak berdampak banjir di dalam kota,” kata Muchtar Ali Yusuf

Advertisement

Balai Besar Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BBMKG) Wilayah IV Makassar mengeluarkan peringatan dini potensi cuaca ekstrem di wilayah Sulawesi Selatan. Potensi itu diperkirakan terjadi tiga hari ke depan, 5–7 Desember 2021

Kepala BBMKG Wilayah IV Makassar Darmawan mengatakan, dinamika atmosfer terkini menunjukkan terjadinya peningkatan aktivitas Monsun Asia yang dapat menyebabkan penambahan massa udara basah. Selain itu juga memicu pola pertemuan massa udara dari Laut Jawa hingga Sulawesi, dan meningkatnya anomali suhu muka laut di wilayah Selat Makassar dan Teluk Bone.

“Kondisi dinamika atmosfer tersebut meningkatkan potensi hujan sedang hingga lebat, angin kencang, dan gelombang tinggi,” kata Darmawan melalui siaran persnya, Sabtu (4/12/2021).

Dalam tiga hari ke depan, hujan dengan intensitas sedang hingga lebat disertai angin kencang berpotensi terjadi di wilayah Sulsel bagian Barat. Meliputi daerah Pinrang, Parepare, Barru, Pangkep, Maros, Gowa, Makassar, dan Takalar.
Selain itu juga berpotensi terjadi di wilayah Sulsel bagian Tengah, yakni Soppeng dan Sidrap, serta Sulsel bagian Utara yakni Enrekang, Luwu Luwu Utara, Luwu Timur, Toraja Utara, dan Tana Toraja.

“Serta potensi angin kencang di pesisir barat, selatan, dan utara Sulawesi Selatan,” Darmawan menerangkan.

Pada periode yang sama terjadi aktivitas pasang air laut maksimum dan gelombang tinggi yang dapat berpengaruh padakondisi dinamika wilayah pesisir. Daerah yang teradmpak antara lain Barru, Parepare, dan Pinrang.

“Kondisi ini secara umum dapat mengganggu aktivitas keseharian masyarakat di sekitar pelabuhan dan pesisir, seperti aktivitas bongkar muat di pelabuhan, aktivitas di pemukiman pesisir, serta aktivitas tambak garam dan perikanan darat,” kata Darmawan.

Masyarakat diimbau mewaspadai gelombang tinggi di laut

Selain hujan lebat, BBMKG Wilayah IV mengimbau masyarakat mewaspadai gelombang tinggi di perairan sekitar Sulsel. Gelombang dengan ketinggian 1,25–2,5 meter (Moderate Sea) berpotensi terjadi di perairan Spermonde Pangkep, Teluk Bone bagian utara, Teluk Bone bagian Selatan, perairan timur Kepulauan Selayar, Laut Flores bagian utara, Laut Flores bagian barat, perairan Pulau Bonerate-Kalaotoa bagian utara, dan perairan Laut Flores bagian timur.

Gelombang lebih tinggi berkisar 2,5–4 meter berpotensi terjadi di perairan Parepare, perairan Spermonde Pangkep bagian barat, perairan Spermonde Makassar bagian barat, perairan Spermonde Makassar, perairan barat Kepulauan Selayar dan perairan Sabalana.
Untuk gelombang setinggi empat hingga enam meter atau very rough sea kemungkinan terjadi di Selat Makassar bagian selatan.

Waspadai dampak bencana akibat cuaca ekstrem

Masyarakat diimbau mewaspadai dampak yang dapat ditimbulkan potensi curah hujan tinggi, angin kencang, dan gelombang tinggi. Cuaca ekstrem antara lain berpotensi banjir, genangan, tanah longsor, pohon tumbang, meluapnya area tambak, hingga keterlambatan jadwal penerbangan atau pelayaran.

“Masyarakat diharapkan tetap memperhatikan informasi dari BMKG serta instansi terkait untuk memastikan mitigasi bencana hidrometerologi dapat dilakukan dengan baik,” kata Darmawan

Advertisement