Melihat Potensi Pengembangan Kankung Hidroponik di Morotai.
(Hasil Budidaya Menggunakan hidroponik di Gosoma Maluku)
Oleh : Zulham (Pemerhati Sosial)
Morotai || Legion News Tanaman kankung saat ini menjadi salah satu menu sayuran yang hampir semua masyarakat Indonesia pernah mencicipinya.
Tanaman yang memiliki nama latin lpomoea reptans ini merupakan tanaman yang berasal dari India yang telah ada sekitar 500 SM yang penyebaranya hingga Malaysia, Birma, Indonesia, Cina Selatan, Australia dan Afrika. (pertanian.go.id)
Di Indonesia sendiri untuk beberapa daerah memiliki penyebutan khusus untuk tanaman ini, masyarakat Sumatra biasanya menyebut kangkueng, kangko untuk sulawesi dan utangko untuk masyarakat Maluku, masyarakat Morotai sendiri masih menyebut tanaman ini dengan nama kangkung sama dengan bahasa Indonesia.
Kangkung merupakan sayuran yang memiliki serat yaag cukup dan cukup diminati oleh masyarakat Mororai. Sayur jenis ini dapat dengan mudah dijumpai di restoran atupun warung makan di Morotai.
Tanaman kangkung sendiri merupakan tanaman yang mudah untuk dibudidayakan dan bisa menjadi alternatif bagi masyarakat Morotai untuk menjadikan ini sebagai sumber pendapatan ekonomi atau hanya untuk mencukupi kebutuhan makanan sayuran untuk keluarga.
Budidaya tanaman kangkung dapat dilakukan dengan hidroponik dan pengembangan budidaya dengan sistem ini dapat dilakukan oleh siapa dan tak membutuhan lahan tanam yang luas.
Seperti yang dilakukan oleh bapak Welhan salah satu warga di Desa Gosomo, Kecamatan Morotai Timur yang melakukan budidaya tanaman kangkung hanya dengan memanfaatkan sisa lahan perkarangan rumahnya.
Pak Welhan sendiri memiliki luas perkarangan rumah hanya 20 meter persegi. Dengan luas lahan seperti ini, Pak Welhan dapat melakukan budidaya kankung dengan hidropolik hanya dengan memanfaatkan lahan seluas 8 meter atau 2 x 4 meter dan sisa lahan lainnya dapat digunakan untuk keperluan lain.
Meski lahan yang digunakan terbilang tak luas, namun Pak Welhan mengaku telah
memanen kangkung yang dibudidayakan ini mencapai 10 kg dengan lahan seluas ini hanya dalam waktu sebulan semenjak dilakukan proses penanaman dengan sistem hidroponik ini.
Berdasarkan pengamatan penulis, hal yang dilakukan oleh Pak Welhan ini dapat menjadi salah satu program yang dapat dikembangkan oleh Pemerintah Kepulauan Morotai untuk terwujudnya swasempada 2022.
Untuk mensuksesi program ini ada beberapa hal yang menjadi catatan penulis bagi Pemerintah Morotai. Pengembangan budidaya tanaman hidroponik ini membutuhkan edukasi kepada masyarakat.
Meski pengembangan tanaman kangkung secara hidroponik terbilang mudah dan tak membutuhkan perawatan yang sukar, namun memberikan kesadaran kepada masyarakat untuk mau melakukan sistem tanaman seperti ini masih sangat minim. Untuk itu diperlukan sinergitas antara pemerintah dan mengajak keterlibatan organisasi – organisasi masyarakat untuk mengalakan program ini ke tengah – tengah masyarakat Morotai.
Saat ini program pengembangan tanaman hidroponik sudah dilakukan oleh institusi PAUD di Kepulauan Morotai. Program ini sendiri memiliki tujuan untuk memberikan pengenalan sejak usia dini tentang menanam sayur, meningkatkan minat anak untuk menanam sejak dini dan menciptakan Petani Cilik Milenial.
Meski hal ini sudah dilakukan tapi menurud hemat penulis, spektrum ini perlu diluaskan, tidak saja kepada anak-anak di Morotai namun masyarakat luas perlu digalahkan agar hal ini dapat menjadi kebiasaan yang produktif ditengah masyarakat. Untuk untuk keterlibatan organisasi-organisasi kemasyarakatan di Kepulauan Morotai dapat diikutkan dalam program ini.
Selain perluanya perluasan masyarakat yang terlibat, pemerintah Kabupaten Kepulauan Morotai perlu juga memberikan pelatihan dan menyediakan teknologi pertanian modern kepada masyarakat. Hal ini untuk menunjang meningkatnya produktifitas pertanian hidroponik masyarakat Morotai.
Pengembangan tanaman hidroponik ini tentunnya bukan hanya dapat dilakukan untuk tanaman seperti kankung, namun bisa juga dapat diaplikasikan ketanaman sayuran lainnya. Oleh sebeb itu penulis mengharapkan agar kedepannnya pemerintah dan masyarakat Morotai dapat melihat peluang ini sebagai jawaban untuk menjawab swasempada pangan di Kabupaten Kepulauan Morotai.