ICW Beberkan 15 Eks Napi Korupsi Jadi Bacaleg DPR-DPD, Ada dari Dapil 2 Sulsel

Ilustrasi Korupsi
Ilustrasi Korupsi

LEGIONNEWS.COM – MAKASSAR, Lembaga anti rasuah merilis sejumlah nama eks Napi Korupsi Jadi Bacaleg DPR dan bakal calon anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD).

Dari 15 nama yang resmi dirilis oleh Indonesia Corruption Watch (ICW) di Jakarta Sabtu 26 Agustus 2023. ICW menyebut salah satu nama bakal calon anggota legeslatif (Bacaleg) dari Daerah Pemilihan (Dapil) 2 Sulawesi Selatan.

Nama Nurdin Halid ikut terseret dari 15 nama yang resmi dirilis ICW. Diketahui mantan ketua DPD Partai Golkar Sulsel itu tercatat dalam daftar caleg sementara (DCS) nomor urut 2 di Dapil II Sulsel.

Sebelumnya ICW merilis 12 nama, Namun Sabtu siang tadi ada tambahan nama eks napi Tipikor mereka diantaranya;

Advertisement

1. Budi Antoni Aljufri, daerah pemilihan Sumatera Selatan II, Partai NasDem, nomor urut 9. Budi merupakan mantan terpidana korupsi dalam perkara suap Ketua Mahkamah Konstitusi, mantan Bupati Empat Lawang.

2. Eep Hidayat, daerah pemilihan Jawa Barat IX, Partai NasDem, nomor urut 1. Mantan terpidana korupsi dalam perkara biaya pungut pajak bumi dan bangunan Kabupaten Subang, mantan Bupati Subang.

3. Ismeth Abdullah, daerah pemilihan Kepulauan Riau, DPD RI, nomor urut 8. Mantan terpidana korupsi dalam perkara pengadaan mobil kebakaran, mantan Gubernur Kepulauan Riau.

Peneliti ICW Kurnia Ramadhana menjelaskan data terbaru terkait mantan narapidana korupsi yang akan maju sebagai bakal calon anggota legislatif (bacaleg). Tercatat ada tiga eks napi korupsi lagi yang akan maju sebagai anggota DPR RI maupun DPD RI.

“Pasca melansir nama-nama bakal calon anggota legislatif dengan latar belakang status hukum sebagai mantan narapidana korupsi, Indonesia Corruption Watch mendapatkan masukan dari berbagai masyarakat. Setelah dicek kembali, ada tiga orang lagi mantan terpidana korupsi yang sedang mencalonkan diri, baik sebagai anggota DPR RI maupun DPD RI,” ungkap peneliti ICW kepada wartawan, Sabtu siang (26/8/2023).

“Per hari ini, Sabtu, 26 Agustus 2023, pukul 12.00 WIB, total mantan terpidana korupsi yang menjadi bacaleg berjumlah 15 orang,” jelas Kurnia.

Kurnia mengatakan data yang ditemukan ICW ini baru sebatas di klaster DPR RI. Dia meyakini tidak tertutup kemungkinan masih ada mantan napi korupsi yang maju dalam kontestasi pemilu tahun depan.

“Penting diingat, yang ICW lansir baru klaster DPR RI, bukan tidak mungkin ada banyak nama mantan terpidana korupsi sedang mencalonkan diri sebagai anggota DPRD, baik level kota, kabupaten, maupun provinsi. Terakhir, ICW kembali mendesak agar Komisi Pemilihan Umum Republik Indonesia segera mengumumkan kepada masyarakat terkait status hukum para bacaleg-bacaleg tersebut,” katanya.

  • Baca juga:
    Arist Merdeka Sirait Dikabarkan Tutup Usia

Indonesia Corruption Watch (ICW) sebelumnya membeberkan nama-nama 12 mantan narapidana kasus korupsi yang terdaftar dalam daftar calon sementara (DCS) bakal calon anggota legislatif (bacaleg) DPR. Berikut nama-namanya.

Nama-nama ini ditulis ICW dalam berkas dokumen yang diunggah di situs resmi mereka, menyertai keterangan pers tertulis, diakses detikcom pada Jumat (25/8). Berikut adalah nama-nama yang di-‘spill’ ICW:

1. Abdillah, tingkatan pencalonan DPR RI, Partai NasDem, Dapil Sumatera Utara I, nomor urut 5, kasus korupsi pengadaan mobil pemadam kebakaran dan penyelewengan dana APBD

2. Abdullah Puteh, tingkatan pencalonan DPR RI, Partai NasDem, Dapil Aceh II, nomor urut 1, kasus korupsi pembelian 2 unit helikopter saat menjadi Gubernur Aceh

3. Susno Duadji, tingkatan pencalonan DPR, PKB, nomor urut 2, korupsi pengamanan Pilkada Jabar 2009 dan korupsi penanganan PT Salmah Arowana Lestari

4. Nurdin Halid, tingkatan pencalonan DPR, Partai Golkar, Dapil Sulsel II, nomor urut 2, korupsi distribusi minyak goreng Bulog

5. Rahudman Harahap, caleg DPR, Partai NasDem, Dapil Sumut I, nomor urut 4, korupsi dana tunjangan aparat desa Tapanuli Selatan saat menjadi Sekda Tapanuli Selatan

6. Al Amin Nasution, caleg DPR, PDIP, Dapil Jawa Tengah VII, nomor urut 1, kasus: menerima suap dari Sekda Kab Bintan Kepri Azirwan untuk memuluskan proses alih fungsi hutan lindung di Kab Bintan

7. Rokhmin Dahuri, caleg DPR, PDIP, Dapil Jabar VIII, nomor urut 1, korupsi dana nonbujeter Departemen Kelautan dan Perikanan

8. Patrice Rio Capella, caleg DPD, Dapil Bengkulu, nomor urut 10, kasus: menerima gratifikasi dalam proses penanganan perkara bantuan daerah, tunggakan dana bagi hasil, dan penyertaan modal sejumlah BUMD di Sumut oleh Kejaksaan.

9. Dody Rondonuwu, caleg DPD, dapil Kalimantan Timur, nomor urut 7, kasus: korupsi dana asuransi 25 orang anggota DPRD Kota Bontang periode 2000-2004 (saat itu Dody masih menjadi anggota DPRD Kota Bontang)

10. Emir Moeis, caleg DPD, Dapil Kaltim, nomor urut 8, kasus suap proyek pembangunan PLTU di Tarahan, Lampung, 2004

11. Irman Gusman, caleg DPD, Dapil Sumbar, nomor urut 7, kasus suap dalam impor gula oleh Perum Bulog

12. Cinde Laras Yulianto, DPD, Yogyakarta, nomor urut 3, kasus: korupsi dana purna tugas Rp 3 miliar. (**)

Advertisement