AHY Pilih Emil Dardak, DPC Demokrat Jatim Protes, Sulsel Landai

Wakil Gubernur Emil Elistianto Dardak terpilih sebagai Ketua DPD Demokrat Jawa Timur.
Wakil Gubernur Emil Elistianto Dardak terpilih sebagai Ketua DPD Demokrat Jawa Timur.

LEGION NEWS.COM – Ketua umum DPP Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menetapkan Emil Elistianto Dardak sebagai Ketua DPD Demokrat Jawa Timur. Wakil Gubernur sekaligus Pelaksana Tugas Ketua Demokrat Jawa Timur dipercayakan menahkodai partai berlambang mercy ini.

Namun sejumlah pimpinan cabang melakukan protes terhadap keputusan AHY. Pasalnya saat Musda partai demokrat Jawa Timur mayoritas pimpinan cabang lebih mendukung Bayu Airlangga.

Tidak hanya Jatim, Di Sulsel. Ketum DPP Partai Demokrat lebih memilih Ni’matullah Erbe ketimbang Ilham Arief Sirajuddin saat Musda ke IV DPD Demokrat Sulsel lalu, Mantan Wali Kota Makassar ini unggul perolehan suara, Namun DPP Demokrat lebih memilih Ni’matullah yang saat itu Laporan Pertanggungjawabannya di tolak mayoritas DPC Partai demokrat se Sulsel.

Keputusan Agus Harimurti Yudhoyono menunjuk Emil Elistianto Dardak sebagai Ketua DPD Demokrat Jatim, disoal sejumlah DPC di Jatim karena dukungan DPC terhadap Emil saat di Musyawarah Daerah (Musda) jauh lebih sedikit daripada dukungan terhadap Bayu Airlangga.

Advertisement

Salah satu yang menyoal keputusan AHY itu ialah Ketua DPC Demokrat Kota Madiun, Istono. Dia menjelaskan, di Musda Demokrat Jatim yang digelar di Surabaya beberapa pekan lalu, Emil mendapatkan dukungan dari 13 DPC. Itu jauh lebih sedikit dari perolehan pesainynya, Bayu Airlangga, yang memperoleh dukungan dari 25 DPC.

“Saya kira tidak perlu Musda kalau ujungnya ditentukan elite partai. Demokrat yang selama ini menyuarakan pentingnya kepemimpinan yang demokratis di era reformasi ini, akhirnya tenggelam dengan keputusannya sendiri dalam menentukan ketua di Jatim,” kata Istono kepada wartawan, Sabtu, 2 April 2022.

Karena itu, Istono meminta AHY menjelaskan kepada 25 DPC pendukung Bayu Airlangga, apa kekurangan menantu Pakde Karwo tersebut sehingga tidak ditunjuk menjadi Ketua DPD Demokrat Jatim. Apalagi, lanjut dia, Bayu lebih lama dan loyal kepada Demokrat Jatim.

Istono mencurigai, ada aksi begal politik yang mewarnai keputusan AHY dalam Musda Demokrat Jatim. “Ada apa dengan Demokrat Jatim yang merupakan tanah kelahiran Pak SBY? Kami sangat sakit begitu keputusan-keputusan besar yang diambil oleh elite partai tidak mencerminkan nilai-nilai demokratis,” katanya.

Hal sama disampaikan Ketua DPC Demokrat Kabupaten Malang, Ghufron Marzuki. Dia menyayangkan keputusan DPP Demokrat terkait itu. Menurutnya, lebih baik tidak ada Musda apabila hasilnya tidak demokratis.

“Jadi kami selaku pemegang suara Musda menyayangkan terhadap keputusan yang kita anggap tidak demokratis. Jadi kalau kemarin Ketua BPOKK Herman Khaeron menyatakan memilih Emil karena lebih loyal, itu menyakitkan,” kata Ghufron.

Menurut Ghufron, selama ini AHY mengajarkan kepada para kader untuk berdemokrasi yang baik. Tapi nyatanya berkebalikan melihat hasil Musda Demokrat Jatim. “Nanti apa yang bisa kita jual dan tunjukkan ke masyarakat. Sebuah partai berkeadilan, menjunjung demokratis tapi diajari seperti ini. Keputusan demokratis yang seperti apa sebenarnya ini,” ujarnya.

Ghufron juga mendesak AHY dan jajaran petinggi DPP menjelaskan apa letak kekalahan Bayu Airlangga dalam Musda Demokrat Jatim. “Selama ini tidak jelas, menyudutkan Mas Bayu seolah-olah tidak loyal, apa ukurannya? Jangan hanya omong, karena ini dilihat masyarakat,” katanya. (LN/Liputan6)

Advertisement