Bupati Wajo Gelar Tabligh Akbar, Kader PMII Tolak Kehadiran Ustaz Firanda

Sejumlah kader PC PMII Wajo menggelar aksi penolakan kehadiran penceramah Dr. Firanda Andirja.
Sejumlah kader PC PMII Wajo menggelar aksi penolakan kehadiran penceramah Dr. Firanda Andirja.

LEGION NEWS.COM – Keluarga Besar Nahdlatul Ulama (KBNU) Kabupaten Wajo menolak kehadiran Dr. Firanda Andirja. Pasalnya penolakan penceramah Ustad Firanda menyangkut persoalan Manhaj atau metode berpikir Islam Ahlussunnah Wal Jamaah (Aswaja), di Kabupaten Wajo yang selama ini banyak melakukan amaliah-amaliah, seperti pelaksanaan atau peringatan Maulid Rasul, Isra dan Mi’raj, 10 Muharram, dan acara-acara tasyakuran atau Barzanji.

Bupati Wajo menggelar Tabligh Akbar dan silaturahmi bersama Gubernur Sulawesi Selatan.

Aksi penolakan ini juga mulai gencar beredar di sejumlah media sosial, seperti Facebook dan WhatsApp grup. Seluruh Badan Otonom (Banom) NU menyatakan menolak kehadiran Dr Firanda ini.

Mereka menilai, Pemerintah Daerah Wajo kurang jeli melihat kondisi umat di daerah yang berjuluk Kota Santri ini, sebagaimana diketahui bahwa sebagian besar warga Wajo bermazhab Syafi’i, yang sangat berbeda jauh dari cara pandang Dr Firanda ini.

Advertisement

Muammar yang juga mantan Ketua Umum PC PMII Wajo menyampaikan alasan penolakan tersebut. Cara berda’wah Dr Firanda, yang pemikirannya bisa menjadi masalah besar di Kabupaten Wajo.

“Ini juga bisa menciderai karismah dari para ulama atau panrita yang ada di Wajo. Dimana tradisi peringatan Maulid Rasul, Isra dan Mi’raj, 10 Muharram, dan acara-acara tasyakuran atau Barzanjin sudah sejak lama kita jaga sudah sejak lama kita jaga dan sudah diwarisi dari generasi ke generasi,” kata Muammar.

Dilansir dari berbagai pemberitaan mantan Ketua Umum PC PMII Wajo ini mengatakan, “Tidak nyambung kalau Dr Firanda dimasukkan di Wajo, dimana lumbung Ulama di sini bermazhab Syafi’i. Jadi kalau dimasukkan di sini bisa saja menjadi sebuah problem. Ini bukan persoalan apa yang disampaikan nantinya, tapi ini persoalan sikap dakwahnya Dr Firanda itu lancang karena ketika ngomong semaunya sendiri, seolah-olah kebenarannya hanya ada pada dirinya sendiri. Itu yang jadi persoalan,” tegasnya.

Untuk itu, sejumlah kader KBNU Wajo langsung melakukan audiens bersama Kapolres Wajo di Mapolres Wajo.

Sementara Kepala Bagian Kesejahteraan Rakyat (Kesra) Sekretariat Daerah (Setda) Wajo, Ernawati Aras memberikan respon terkait gejolak yang muncul dari KBNU Wajo ini.

Ernawati menuturkan, pihak panitia akan melakukan rapat koordinasi bersama Kapolres Wajo, Dandim 1406 Wajo, Jajaran MUI Kabupaten Wajo serta tokoh agama lainnya.

“Atas instruksi Bupati Wajo melalui Ketua Panitia, rapatnya akan dilaksanakan besok malam,” ucapnya. (RED**)

Advertisement