KPU Makassar Buka Kelas Online Pemilu Kita, “KOPI KITA”

Peserta Kelas Online Pemilu Kita yang digelar oleh KPU kota Makassar. Kamis, (27/1)
Peserta Kelas Online Pemilu Kita yang digelar oleh KPU kota Makassar. Kamis, (27/1)

LEGION NEWS.COM, MAKASSAR – Rumah Pintar Pemilu Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Makassar kembali membuat terobosan baru dengan menghadirkan Kelas Pemilu dengan nama “KOPI KITA” (Kelas Online Pemilu Kita), kegiatan ini akan dilaksanakan rutin sekali dalam sebulan.

‘Kopi Kita’ seri perdana dilaksanakan Kamis 27 Januari Pukul 13.00 WITA dengan Tema “Digitalisasi Proses Pemilu : Sebuah Keniscayaan! Siapkah kita?”.

Kegiatan ini menghadirkan empat Narasumber antara lain Romy Harminto (Komisioner KPU Makassar Divisi Data), Endang Sari (Komisioner KPU Makassar Divisi SDM dan Sosdiklih), Abd. Hafid (Komisioner Bawaslu Makassar) dan Edy Junaedy Syaf (Dosen Komunikasi Politik Universitas Fajar).

Ketua KPU Kota Makassar (Faridl Wajdi) memberi sambutan sekaligus membuka acara KOPI KITA, dalam sambutannya mengatakan bahwa Pemilu 2019 dan Pilkada 2020 memberikan referensi baru bahwa Intervensi teknologi dalam pemilihan menjadi sebuah proses alternatif dispoit, Intrumen digitalisasi akan memastikan demokrasi lebih efektif dan berharap Pemilu kedepannya bisa lebih baik.

Advertisement

Narasumber pertama yaitu Romy Harminto (Komisioner KPU Makassar Divisi Data), Kesiapan dan persiapan Digitalisasi Pemilu khususnya terkait aplikasi-aplikasi yang disiapkan dan yang akan digunakan nanti.

Pemateri kedua Endang Sari (Komisioner Divisi SDM dan Sosdiklih), Menjelaskan tentang Triple Disruption (Revolusi teknologi komunikasi informasi 4,0, Pandemi covid 19 dan perubahan iklim) telah merubah semua pola hidup dan pola kerja di semua lini kehidupan baik di dunia usaha, tenaga kerja, pendidikan, hingga lembaga publik. Demokrasi harus adaptif dan tumbuh dengan wajah baru melalui kreativitas dan inovasi di tengah situasi pandemi. Menghadapi era digitalisasi, perlu disiapkan ekosistem digital dan itu dimulai dari humanwhere. makanya SDM penyelenggara adhoc harus disiapkan yang melek IT tapi tetap mengedepankan profesionalisme dan integritas. Penyelenggara yang adaptif dengan perkembangan zaman tapi memegang teguh ideologi penyelenggara pemilu. Endang juga menjelaskan tentang cara baru melakukan sosialisasi kepada publik di era digital.

Narasumber ketiga Abd. Hafid (Komisioner Bawaslu Makassar), pengawasan partisipatif dan era digitalisasi.

Pembicara terakhir Edy Junaedy Syaf (Dosen Komunikasi Politik Universitas Fajar) sekaligus praktisi marketing digital banyak mengeksplorasi tentang demokrasi berbasis digital dan ekosistem digital yaitu kesiapan software, hardware, humanware dan artificial intelegence. Termasuk mengajukan pertanyaan diskusi tentang bagaimana demokrasi digital dikelola, siapa yg mengawasi sistem (digital) berjalan sebagaimana SOPnya. Apakah akan diserahkan pada Artifasial Intelegensi (AI) atau masih berperan Humanware nya. (*)

Advertisement