MAKASSAR || LegionNews.com- Saoraja Institute akhirnya resmi dideklarasikan secara virtual. Hal ini dilaksanakan pada acara Pengenalan Publik Saoraja Institute yang dirangkaikan dengan Webinar yang bertemakan “Perspektif Masyarakat Sulawesi Selatan Terhadap Vaksin Covid-19; Mengapa Merasa Insecure?” via aplikasi Zoom Meeting, Sabtu (13/03/2020).
Pada kegiatan ini turut hadir Direktur Eksekutif Saoraja Institute, Amul Hikmah Budiman, beberapa dewan pembina, Prof Yusran Jusuf, Sapri Pammulu,Ph.D, Ilham Paulangi, dan Iwan Majjalekka. Hadir pula para narasumber webinar yakni, Bupati Kabupaten Gowa, Adnan Purichta Ichsan, Ahli Kesehatan Masyarakat, Yahya Thamrin,Ph.D, Sosiolog Unhas, Dr.Ramli AT, Manajer Produksi Tribun Timur, AS Kambie, dan Kabid P2P Dinas Kesehatan Provinsi Sulsel, DR.Nurul M.Kes.
Kegiatan diawali dengan pemaparan selayang pandang tentang Saoraja Institute, salah satu dewan pembina, Iwan Majjalekka memaparkan orientasi dan visi-misi Saoraja Institute ke depan.
“Saoraja Institute ke depan akan fokus dalam pengembangan demokratisasi dan isu-isu publik berdasarkan riset,survey,ilmu pengetahuan serta pengembangan sumber daya manusia”. Imbuh Iwan
Kegiatan yang dimoderatori oleh Irwan Gunawan, Mantan Presiden BEM Pertanian Unhas ini dilanjutkan dengan pemaparan hasil survey dari Direktur Eksekutif Saoraja, Amul Hikmah Budiman, Amul menuturkan bahwa mayoritas masyarakat kita sudah mengetahui adanya vaksinasi, survey ini dikhususkan kepada masyarakat calon penerima vaksin di tahap ke-3 dan tahap ke-4.
“Masih ada 40,7% responden cukup takut untuk divaksin, dan 11,6% sangat takut untuk divaksin di Sulawesi Selatan, tentu menjadi tantangan bagi pemerintah dalam mengatur kebijakan dan strategi untuk memassifkan eduka kepada masyarakat” Tutur Alumni Pascasarjana Unhas ini.
Sementara itu, Bupati Gowa, Adnan Purichta Ichsan memberikan pandangan bahwa pemerintah telah berupaya untuk memassifkan dan mengedukasi masyarakat.
“Saya sudah divaksin, dan Alhamdulillah tidak ada efek samping berlebih, hanya 1-2 hari merasa ngantuk dan lapar” paparnya dengan senyum.
Ahli Kesehatan Masyarakat Unhas, Yahya Thamrin, menuturkan memang ada efek samping sebagai kerja dari vaksin itu untuk membentuk antigen kekebalan tubuh.
Sementara itu, Sosiolog Unhas, Dr Ramli AT, menuturkan bahwa perilaku masyarakat kita memang sangat sulit untuk bisa sadar disipilin.
“Disiplin untuk antri di ATM saja, kadang semrawut, apalagi sadar untuk disipilin protokol kesehatan dan vaksinasi. Padahal sudah lama kita diajarkan untuk bisa disiplin dan tertib, tapi masyarakat kita memiliki kesadaran naïf.” Paparnya.
Kegiatan ditutup dengan doa dan harapan bersama untuk kerja-kerja riset,survey, dan pengembangan sumber daya manusia ke depan bagi Saoraja Institute. (**)