LEGION NEWS.COM, TANAH BUMBU – Presiden Joko Widodo atau Jokowi meresmikan pabrik CPO (Crude palm Oil), kelapa sawit milik PT Jhonlin Group di Kabupaten Tanah Bumbu, Provinsi Kalimantan Selatan. Kamis, (21/10)
Turut hadir mendampingi Presiden, Menteri Sekretaris, Menteri BUMN.
Selain itu hadir pemerintah daerah setempat diantaranya Gubernur Kalimantan Selatan dan Bupati Tanah Bumbu
Jajaran Direksi dan Komisaris PT Jhonlin Group, Direksi Haji Andi Syamsuddin Arsyad dan Komisaris Bapak Amran Sulaiman
Tokoh agama, tokoh masyarakat yang hadir, juga senior Polri menghadiri peresmian Crude palm Oil, kelapa sawit milik PT Jhonlin Group. Kamis,
“Kita tahu Indonesia memiliki potensi yang sangat besar, CPO kelapa sawit, potensi kita mencapai 52 juta ton CPO per tahunnya,” kata Presiden.
Dia kemudian menambahkan, “Ini sebuah jumlah yang sangat besar. Dan 40 persennya dari potensi yang ada itu dimiliki oleh para petani-petani kecil kita,” imbuh Jokowi.
Oleh sebab itu, dengan potensi yang besar ini, kita tidak boleh hanya berhenti di CPO-nya saja, sebagai eksportir CPO. Sudah berkali-kali saya sampaikan jangan sampai kita mengekspor raw material, jangan sampai kita mengekspor bahan mentah. Hilirisasi, industrialisasi harus dilakukan dan harus kita paksa untuk dilakukan.
Saya sangat menghargai apa yang telah dilakukan oleh PT Jhonlin Group membangun pabrik biodiesel.
Artinya, ini mengindustrialisasikan CPO ke biodiesel. Dan kita berharap juga nantinya ada perusahaan-perusahaan yang lain yang mulai menghilirisasikan, mengindustrialisasikan CPO-nya, baik menjadi minyak goreng, baik menjadi kosmetik atau menjadi barang setengah jadi, atau barang jadi lainnya.
Oleh sebab itu, sekali lagi saya sangat menghargai apa yang telah dilakukan oleh PT Jhonlin Group dalam mengubah dari CPO menjadi Biodiesel 30 (B30).
Ini akan memberikan sebuah nilai tambah yang besar, menciptakan produk-produk turunan dari CPO. Nikel sudah kita setop, tidak boleh ekspor, sudah ada smelter, sudah ada pabrik untuk mengolah menjadi barang setengah jadi dan barang jadi yang kita harapkan nanti juga akan menjadi barang yang memiliki nilai tambah tinggi, yaitu menjadi lithium battery, baterai untuk mobil listrik.
Tembaga saya juga sangat senang sekali baru saja seminggu yang lalu kita meresmikan smelter terbesar di dunia yang mengolah tembaga nantinya menjadi barang-barang jadi atau setengah jadi.
Hari ini CPO menjadi biodiesel, ini terus-menerus akan kita dorong agar perusahaan-perusahaan di dalam negeri ini semuanya mengolah dari raw material, dari bahan mentah menjadi barang setengah jadi atau barang jadi. Pilihan untuk memperkuat industri biodiesel ini sangat-sangat strategis ke depan.
Pertama, meningkatkan ketahanan energi kita, meningkatkan ketahanan energi nasional kita, kemudian juga menekan besarnya defisit neraca perdagangan akibat impor solar.
Artinya, kalau kita sudah bisa memproduksi sendiri biodiesel di sini untuk dijadikan campuran menjadi solar, impor kita juga akan turun drastis. Sehingga ini catatan saya, di tahun 2020 menghemat devisa sebesar Rp38 triliun, diperkirakan di tahun 2021 akan menghemat devisa Rp56 triliun, dan yang paling penting menciptakan lapangan pekerjaan yang banyak.
Ini yang ditunggu-tunggu oleh masyarakat itu, membangun smelter, membuka lapangan kerja, membangun pabrik biodiesel membuka lapangan pekerjaan. Sehingga kenapa saya mau datang ke sini? Alasan besarnya adalah kawasan ini, pabrik ini, perusahaan PT Jhonlin mampu membuka lapangan pekerjaan yang banyak.
Dan yang kedua, ini bisa menjaga stabilisasi harga CPO. Jangan sampai kita memiliki CPO, tapi yang menentukan harga adalah yang ada di pasar, tidak, kita mestinya bisa mengendalikan ini, dengan cara apa? Kalau pas ekspornya harganya baik, silakan ekspor, tapi kalau ndak kita pakai sendiri.
Kita memiliki alternatif-alternatif dan opsi-opsi itu. Memastikan stabilitas demand dan permintaan pada para petani sawit dan akan memberikan efek pada kesejahteraan masyarakat secara luas.
Kemudian yang ketiga, pengembangan biodiesel ini juga kita ingin masuk pada energi baru terbarukan yang akan meningkatkan kualitas lingkungan melalui kontribusi pengurangan emisi gas rumah kaca. Hadirin yang saya hormati, Yang terakhir, sekali lagi saya ingin menegaskan kita harus memegang teguh komitmen untuk meninggalkan energi fosil dan beralih ke energi baru terbarukan.
Karena itu, produksi B30 ini, produksi biodiesel ini harus terus kita tingkatkan dan tahun 2021 ditargetkan kita mampu memproduksi dan menyalurkan 9,2 juta kiloliter.
Dan saya minta nanti ini tahun depan juga bisa meningkat lebih tinggi lagi. Langkah-langkah strategis ini jelas membutuhkan komitmen dan dukungan dari kita semuanya, dari hulu sampai hilir. Di hulu ada industri sawit dan CPO, di tengah ada industri biodiesel, di hilir nanti ada industri pengguna biodiesel, baik itu industri transportasi, kemudian pembangkit listrik, dan industri-industri yang lainnya.
Saya rasa itu yang bisa saya sampaikan pada kesempatan yang baik ini.
Dan dengan, mengucap bismillahirrahmanirrahim, hari ini saya resmikan Pabrik Biodiesel PT Jhonlin Agro Raya di Kabupaten Tanah Bumbu, Provinsi Kalimantan Selatan. Terima kasih. (LN/Sekab)