LEGIONNEWS.COM – MAKASSAR, Penjabat (Pj) Gubernur Sulsel, Bahtiar Baharuddin mengatakan alasan memprioritaskan sektor pertanian, perikanan, dan peternakan, di era dirinya menjadi kepala pemerintahan.
Menurut Bahtiar, pemerintah bersama seluruh stakeholder terkait harus membantu masyarakat. Termasuk perbankan, melalui Kredit Usaha Rakyat (KUR).
“Kita harus bantu dulu petani kita, kita harus bantu dulu peternak kita, kita harus bantu dulu nelayan kita. Yang lain gampang kita perbaiki. Ini harus kita dorong, bagaimana kita mengelola untuk kesejahteraan masyarakat,” kata Bahtiar.
Bahtiar menekankan, lahan yang luas di seluruh Sulsel ini harus betul-betul dimanfaatkan dengan baik sebagai lahan pertanian, perkebunan, maupun usaha lainnya.
Dikatakannya, Masyarakat Sulsel harus diajarkan bagaimana memanfaatkan lahan yang kurang produktif menjadi lahan yang menghasilkan.
“Tidak ada gunanya kita dikasi lahan yang luas kalau kita tidak perbaiki produksi kita. Harus kita ajari masyarakat kita cari uang yang efisien dan tepat dengan cara-cara yang luar biasa,” terangnya.
Apalagi saat ini, kata Bahtiar, lima perbankan mendukung penuh para petani, peternakan, petambak, nelayan, dan seluruh UMKM dari sektor permodalan lewat Kredit Usaha Rakyat (KUR) tanpa jaminan, baik mikro maupun makro.
“Tahun 2023 lalu KUR kita Rp15,6 triliun. InsyaAllah KUR 2024 Rp30 triliun. Kalau Rp30 triliun ini kita bantu UMKM, bisa kita sejahterakan masyarakat kita. Saya minta Pemerintah Kabupaten Pinrang, Kepala Dinas, Camat, silaturahmi dengan Bank Sulselbar, BRI, Mandiri, BNI dan BSI untuk mensejahterakan masyarakat kita di Kabupaten Pinrang,” ajak Bahtiar.
Atas upaya Pj Gubernur Sulsel itu kini Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat nilai ekspor Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel) pada Maret 2024 mencapai 190,26 juta dolar Amerika Serikat (AS) atau mengalami peningkatan 40,40 persen dibandingkan bulan sebelumnya.
Kepala BPS Sulsel Aryanto di Makassar, Kamis, mengatakan, nilai transaksi ekspor Sulsel secara bulanan (month to month/mtm) mengalami peningkatan 40,40 persen dari bulan sebelumnya.
“Untuk perdagangan ekspor dan impor itu setiap bulannya fluktuatif. Data perdagangan pada bulan Maret ini alami peningkatan 40,40 persen dari transaksi 135,52 juta dolar AS menjadi 190,26 juta dolar AS,” ujarnya.
Aryanto mengatakan meski terjadi fluktuasi dalam transaksi ekspor itu, Sulsel masih tetap mengekspor beberapa komoditas unggulan dan juga mengimpor barang-barang penting lainnya.
Namun nilai ekspor masih lebih baik dari transaksi impor setiap bulan, sehingga bisa terus surplus.
Adapun lima komoditas utama yang diekspor pada Maret 2024 yaitu nikel; besi dan baja; biji bijian berminyak; bahan bakar mineral; serta ikan dan udang dengan distribusi persentase masing-masing sebesar 43,54 persen, 21,06 persen, 6,97 persen, 6,91 persen, dan 6,44 persen.
Aryanto menyebut nikel merupakan komoditas dengan nilai ekspor terbesar dari Sulsel dengan nilai sebesar 82,84 juta dolar AS; disusul kelompok komoditas besi dan baja sebesar 40,07 juta dolar AS.
Kemudian biji-bijian berminyak sebesar 13,27 juta dolar AS; ikan dan udang sebesar 12,26 juta dolar AS, serta lak, getah dan damar sebesar 8,88 juta dolar AS.
Aryanto menyebutkan ada 10 komoditas unggulan Sulsel yang setiap tahunnya berkontribusi besar dalam perdagangan ekspor, namun lima diantaranya jadi primadona.
Selain dari lima komoditas utama itu, lima lainnya yakni bahan bakar mineral (BBM) mencatatkan transaksi sebesar 14,15 juta dolar AS; daging dan ikan olahan (4,52 juta dolar AS); kakao/biji coklat (4,08 juta dolar AS);garam belerang dan kapur (3,19 juta dolar AS); dan buah-buahan sebesar 1,92 juta dolar AS.
“Dari kesepuluh komoditas itu mampu mencatat transaksi ekspor sebesar 499,48 juta dolar AS atau berkontribusi 96,80 persen terhadap seluruh komoditas ekspor. Sisanya untuk komoditas campuran mencatat 12,79 juta dolar AS atau sekitar 3,20 persen,” terangnya. (**)