LEGIONNEWS.COM – MAKASSAR, Munafri Arifuddin (Appi) menghadiri kegiatan buka puas bersama dengan gugus IKA Unhas di kota Makassar.
Dalam kesempatan itu. Appi yang juga Ketua DPD II Partai Golkar Makassar di undang tampil untuk berbicara tentang bagaimana dirinya membawa Club’ PSM Makassar hingga meraih juara di Liga Indonesia.
Appi berkesempatan mengisahkan awal musim Liga Indonesia pasca Pandemi Covid-19 dua tahun lalu.
“Secara pribadi selalu menyiapkan tim untuk juara. Bahwa nanti di ujungnya hasilnya seperti apa itu bukan urusan kita. Kita tetap berusaha walaupun di tahun lalu keadaannya sangat sulit karena kita baru saja melewati masa Pandemi pasca Covid segala bisnis dan usaha berantakan,” ungkap Appi dihadapan Pengurus IKA Unhas.
“Diawal musim, Tahun lalu kita sempat keluar dari jurang degradasi. Saya tidak tau dimana saya simpan muka ku kalau degradasi PSM,” gurau Appi disambut gelak tawa Pengurus dan anggota IKA Unhas.
“Kalau degradasi tahun lalu mungkin saya sudah pergi dari provinsi ini. Jangankan mau bercita-cita, mau jadi sesuatu, mau jadi apa,” tambah Munafri.
“Tetapi kita mencoba memperbaiki itu dengan membangun tim atau skuad yang bisa bersaing dan tentu nya kita anggap mumpuni,” imbuh mantan CEO PSM ini.
“Dan Alhamdulillah kita memilih pelatih dan pemain yang maksimal, ini ditunjang dengan hasil pembinaan anak-anak PSM akademik yang kami buat di Mamuju,” beber Ketua Partai Golkar Makassar ini.
“Kenapa kami buat jauh-jauh di Mamuju, karena di kota ini tidak ada insfratruktur yang mendukung perkembangan sepakbola khususnya di kota Makassar,” ujar dia.
“Beruntung kita punya kota Parepare yang hampir tidak layak, kami bekerjasama dengan pemerintah setempat untuk membenahi apa yang kurang di stadion Parepare,” imbuh Appi seperti dikutip dari kanal youtube.
“Alhamdulillah Parepare bisa menjadi Home base nya PSM. Dan selama menjadi markas PSM di Gelora BJ Habibie PSM tidak satu kali pun mengalami kekalahan,” beber Appi.
“Dengan PSM keluar sebagai juara adalah berkat suport dari warga Makassar pencinta PSM, mungkin yang melalui doa, memberi suport secara materi, inilah wujud yang bisa kami berikan sebagai anak negeri memberi sumbangsih terhadap satu kolom, yang bisa kami sumbangkan bagi kota Makassar, PSM sebagai juara di kasta tertinggi sepakbola di Indonesia.”
Appi juga berharap nantinya bukan hanya PSM yang satu-satunya club’ yang ada di kota Makassar penyumbang pemain.
- Baca juga:
Gila, Pungli Berjamaah di Pembangunan Lapak, Pedagang Pasar Sentral: 40 sampai 50 juta rupiah
“Kami berharap bapak-ibu teman-teman yang bersama kita bisa pesepakbola melalui pembinaan melalui Liga 3, Liga 2 yang tentunya akan berdampak baik bagi PSM bisa memberi suport yang baik. Setiap tahun kami mengikuti kompetisi tingkat Asean. Kalau tahun ini menang kita akan mengikuti play off ditingkat Asia.”
“Kita berharap ada sporting pembangunan insfratruktur di kota Makassar yang animo masyarakatnya terhadap sepakbola bisa tersalur dengan baik,” harap Munafri Arifuddin.
“Memang sangat membutuhkan biaya besar untuk membangun insfratruktur sepakbola. 2 tahun, 3 tahun Kedepan Makassar kembali menjadi kiblat sepakbola di Indonesia.”
“Bayangkan pak, Anak-anak sekarang umur nya baru 18 tahun, 19 tahun gaji nya sudah 100 juta setiap bulan,” ungkap Appi.
“Mereka memperlihatkan talentanya wajar untuk dibayar mahal. Kita baru menuju ke industri sepakbola. Kedepan kita akan masuk ke era industri sepakbola, kalau kita sudah kuat secara fundamental maka kita akan mendapat banyakan sekali keuntungan dari sepakbola,” kata dia.
“Sepakbola bukan hanya olahraga. Tetap sepakbola bisa menurunkan banyak elemen elemen turunan terutama di UMKM yang terpenting sepakbola menjadi penghasil pariwisata yang paling besar.”
“Kami ikut dipertandingan Asia. Kami akan main di Kamboja, Vietnam dan Thailand tentu saja disiarkan tivi tivi internasional.”
“Cuman sayang kami tidak pernah main di kampung sendiri. Kami bertandang di Bogor. Nanti orang Kamboja, Vietnam dan Thailand bilang oh ini Makassar, ini bukan makassar, kami tidak punya stadion!” celetuk Appi.
“Kami ingin punya stadion. itu untuk memperlihatkan kepada mereka bahwa kami ini (PSM) hebat di Asia.”
“Seandainya ada pak Ketua umum ada. Saya mau ajak beliau bangun stadion. Tidak ada ruginya.”
“Walaupun PSM Makassar hari ini seperti membawa bambu runcing di tahun 1945 yang lalu sangat berat. Alhamdulillah kita bisa meraih kemenangan.”
“Kalau memang ada yang mau serius masuk di industri sepakbola saya sarankan siapkan mental atas segala kritikan dari suporter yang ingin melihat tim nya baik.”
“Tidak ada alasan lain yang diterima Suporter kecuali prestasi.” terang Appi.
Diakhir penyampaian Appi berharap di kota Makassar banyak melahirkan sekolah-sekolah sepakbola untuk mensupport pemain yang berkualitas bagi club PSM Makassar yang dicintai bersama. (LN)