PANGKEP – Aktivis mahasiwa asal pulau Liukang Tangaya mempertanyakan Bansos PIP yang belum diterima Siswa SD dan SMP di wilayah pulau itu.
Mahasiwa asal kecamatan Liukang tangaya yang tergabung dalam Himalaya atau Himpunan Mahasiswa Liukang Tangaya , Kabupaten Pangkep, mempertanyakan bantuan yang berupa uang tunai bantuan sosial Program Indonesia Pintar (PIP) merupakan bantuan dari Presiden.
Pasalnya hingga saat ini pelajar tingkat SD dan SMP yang ada di kecamatan Liukang Tangaya belum menerima bantuan dari Pemerintah Pusat.
“Informasi dari masyarakat, siswa maupun orang tua siswa setempat yang ada di beberapa sekolah di Pulau terluar itu, Tidak pernah menerima bansos PIP itu, Sejak Tahun 2021,” ungkap Ketua Himalaya, Rapiudin. Minggu, (7/8)
“Secara kelembagaan kami telah mengkonfirmasi hal itu kepada orang tua siswa dan Tokoh Pemuda bahwa mereka belum menerima bantuan berupa bantuan Program Indonesia Pintar,” tambah dia.
Aktivis Himalaya akan membawa hal ini kepada aparat penegak hukum untuk menelusuri Bansos PIP. “Bila persoalan Ini tidak ada kejelasannya, Kami akan melakukan Pengaduan di Kejaksaan Negeri Pangkep,” tegas Sukadi Sekretaris Himalaya. Minggu,
Kepala Dinas Pendidikan Pangkep, Dr. Sabrun saat dikonfirmasi Minggu, (7/8) mengatakan baru akan memanggil para kepala sekolah yang berada di pulau Liukang Tangaya pada Senin (8/8)
“Besok rencana ketemu dengan para Kepsek untuk minta klarifikasi langsung,” tulis pesan singkat Dr. Sabrun. Minggu, (7/8)
“Kami berharap kepada Bupati Pangkep, dapat memberikan perhatian khusus bagi pelajar di pulau terluar di Kabupaten Pangkep yang sering mengalami hal seperti ini, Bagi kami anak pulau pendidik itu penting,” kunci Rapiuddin. (LN)
