LEGION NEWS.COM, BULUKUMBA – Salah satu program unggulan Pemerintah Kabupaten Bulukumba era kepemimpinan Bupati Andi Muchtar Ali Yusuf dan Andi Edy Manaf adalah pengadaan bibit unggul gratis di sektor pertanian, khususnya pada komoditas buah-buahan.
Bupati Muchtar Ali Yusuf mengaku untuk meningkatkan nilai tambah produk buah pertanian Bulukumba maka solusi terbaik adalah reformasi pertanian dengan mengganti tanaman buah yang tidak berkualitas dengan bibit unggul. Hanya dengan peremajaan tanaman buah, merupakan satu-satunya cara untuk menghasilkan buah yang berkualitas dan memiliki nilai jual ekspor.
“Jika masih mangga kecut itu yang dipertahankan, kapan kita menghasilkan pendapatan yang lebih besar? apakah mangga itu akan berubah manis 5 tahun mendatang,” ucap Muchtar Ali Yusuf di hadapan peserta Musrenbang Kecamatan Bulukumpa, Rabu 24 Februari 2022.
Andi Utta sapaan akrabnya berharap masyarakat Bulukumba harus merubah mindset terkait penanaman bibit unggul ini. Dikatakan program ini sudah harus dimulai dari sekarang dan dilakukan secara massif dengan memanfaatkan lahan secara maksimal.
Olehnya itu pemerintah desa melalui dana desa juga diharapkan dapat melaksanakan program bibit unggul yang bersertifikat dan dibagikan kepada masyarakat di wilayah masing-masing.
“Jika di negara Asia lainnya seperti Thailand dan Malaysia mampu mengekspor buah-buahan yang berkualitas, mengapa kita di Indonesia atau Bulukumba tidak bisa. Padahal kita memiliki potensi lahan yang sama,” tambah Andi Utta.
Khusus Kecamatan Bulukumpa dan Rilau Ale, Andi Utta mengharapkan kedua wilayah ini akan menjadi sentra komoditas buah-buahan unggulan seperti durian, nangka, dan mangga. Lebih lanjut dikatakan dengan bibit unggul ini pendapatan masyarakat di sektor pertanian akan meningkat berkali lipat.
Bagaimana hitungannya?, Andi Utta mengambil sampel buah nangka dengan 180 pohon dalam satu hektar bisa menghasilkan 750 juta pertahun dengan petik olah jual di tahun keenam. Olahan itu maksudnya adalah biji nangkanya dioven lalu dibuat tepung untuk bisa dijual atau diekspor ke Korea atau Jepang.
“Jika petik jual saja dalam kondisi matang itu 60 juta, sementara kalau petik kondisi masak itu 120 juta pertahun,” jelasnya.
Lebih lanjut Bupati berlatar belakang pengusaha ini mengatakan, jika buah-buahan yang berkualitas ini banyak di Bulukumba, maka otomatis, industri pengolahannya akan masuk di Bulukumba. Tapi jika buah yang masih kecut itu ditawarkan dan jumlahnya sedikit, mana ada industri pengolahan bisa masuk berinvestasi.
Program bibit unggul ini, lanjutnya bukan teori tapi berdasar fakta lapangan sebagaimana pengalaman yang ia temukan di berbagai negara. Hal inilah juga yang menginspirasi dirinya maju di Pilkada Bulukumba dan menjadi Bupati Bulukumba agar diharapkan bisa merubah nasib masyarakat Bulukumba yang lebih baik dan sejahtera ke depan melalui sektor unggulan pertanian.