LEGION NEWS.COM, MANOKWARI – Rencana aksi unjuk rasa (Mogok) para sopir hilux jurusan Manokwari-Pegaf terkait dengan kasus penganiayaan yang dilakukan oleh Joshua (Warga Suku Arfak/Pemilik Ulayat Tambang Rakyat Minyambouw) terhadap Alimuddin Daeng Tojeng, pemilik warung di tambang emas rakyat di Distrik Minyambouw, Kabupaten Pegaf, Provinsi Papua Barat.
Kejadi bermula Minggu, 19 September 2021, sekitar pukul 10.00 WIT, di terminal pangkalan tambang rakyat Kampung Nimbiau, Distrik Minyambouw, telah terjadi penganiayaan yang dilakukan oleh pelaku dengan korban Alimuddin Daeng Tojeng asal Jeneponto, Sulawesi Selatan.
Pelaku Joshua, warga Arfak, Kampung Segim Distrik Minyambou, Kabupaten Pegaf
Kejadian bermula Umar (Sopir Hilux) hendak melintasi areal tambang dan dihentikan oleh pemilik ulayat dalam keadaan mabuk, untuk dimintai uang sebesar Rp250.000,- namun karena tidak memiliki uang dan tidak sedang membawa penumpang, Umar hanya memberikan uang sebesar Rp100.000.
Tidak terima hanya diberi Rp.100.000,- Tiga orang masyarakat Arfak (pemilik ulayat) yang berada di lokasi marah, namun dilerai oleh Alimuddin daeng tojeng (korban), dimana lokasi kejadian berada di depan kios miliknya.
Alimudin daeng tojeng kemudian memberikan uang tambahan kepada Joshua (pelaku), namun pelaku kembali meminta uang kepada Alimudin (korban). Merasa sudah mengasih uang serta kenal dengan pelaku maka Alimudin menyuruh Joshua pulang.
Tersinggung karena disuruh pergi makan pelaku langsung mengambil parang membacok leher korban.
Sekitar pukul 10.15 WIT, korban dievakuasi dari lokasi kejadian ke RS Pratama distrik Warmare untuk penangan pertama, selanjutnya korban dirujuk ke RSAL Manokwari.
Korban mengalami luka bacok/robek dengan panjang sekitar 20 cm dan dalam 6 cm.
Akibat kejadian tersebut para sopir Hilux tujuan Manokwari-Anggi menyampaikan bahwa terhitung 20 September 2021 para sopir Hilux yang didominasi oleh suku Bugis Makassar akan melakukan mogok sampai aparat keamanan menangkap pelaku.
Saat ini korban masih dirawat intensif di RSAL Manokwari, sedangkan pelaku belum diamankan dan diperkirakan masih berada di distrik Minyambouw Kabupaten Pegaf.
Rencana aksi mogok sopir Hilux Manokwari-Pegaf akan melumpuhkan ekonomi Kabupaten Pegaf mengingat Hilux merupakan satu satunya alat transportasi bagi masyarakat dari Manokwari ke Pegaf dan sebaliknya.
Sementara masyarakat Pegaf didominasi petani yang harus menjual hasil pertaniannya ke Manokwari serta menggantungkan distribusi bahan pokok dari mobilitas mobil Hilux Manokwari Pegaf. Perlu diantisipasi aksi tersebut berkembang menjadi sentimen suku antara masyarakat Arfak dengan suku Bugis Makassar. (**)