MAKASSAR||Legion News – Pasca diamankannya kembali 12 orang yang terlibat upaya perusakan kapal Queen of Nedherland dengan melakukan pelemparan bom Molotov dan perusakan pipa pengisap pasir yang diantaranya terdapat beberapa nelayan membuat marah tokoh masyarakat pulau Kodingngareng.
Salah Satu tokoh masyarakat pulau kodingareng Sampara Sarif mengutuk provokasi yang menyebabkan mereka emosi dan melakukan perusakan terhadap Kapal Queen of Nedherland. “ Padahal masyarakat bersama dengan pemerintah, perusahaan dan pihak terkait telah menemukan titik terang penyelesaian permasalahan, karena Masyarakat hanya menginginkan permasalahan mereka, yg selesaikan mereka sendiri dan Masyarakat Kodingngareng hanya ingin kembali hidup normal tanpa ada saling memusuhi karena provokasi Walhi Sulsel” terang Sampara Sarif.
Namun entah karena iming-iming apalagi sehingga masih ada nelayan yang mau terpengaruhi oleh Walhi Untuk mengganggu eperasional eplorasi pasir laut oleh PT Boskalis. selanjutnya menurut Sampara Sarif Santer beredar bahwa nelayan diiming-iming akan mendapatkan keuntungan yang diperjuangkan oleh Walhi Sulsel.
Seharusnya dengan berbagai sosialisasi akhir-akhir ini masyarakat sudah faham bahwa Tidak ada dampak ekologi terhadap pulau kodingngareng akibat tambang pasir laut di blok supermonde.
Terkait keberadaan Walhi Sulsel atau lembaga apapun yg mendampingi masyarakat Kodingngareng selama ini hanya memperalat masyarakat untuk ambisi mereka semata karena tidak ada manfaat yang diberikan bahkan hanya membawa masalah buat masyarakat selama mereka di pulau Kodingngareng.
Dengan tegas Sampara Sarif selaku Tokoh masyarakat Kodingngareng Mendukung Proses hukum pelaku perusakan kapal Boskalis agar terbuka fakta permasalahan yang terjadi sehingga menjadi jelas siapa yang memprovakasi nelayan sehingga dapat di proses hukum. (Anas)