LEGION NEWS.COM – Dunia siber atau masyarakat pada umumnya menyebut dunia maya, beberapa negara adidaya seperti Amerika Serikat, Rusia, Uni Eropa dan China terjadi saling serang dengan meretas sistem digital di negara tersebut baik secara sistem digital bisnis maupun sistim digital pertahanan negara.
Serangan siber yang kerap terjadi bukan tidak mungkin akan memicu Perang Dunia Ketiga.
Andrey Krutskikh, seorang pejabat Kementerian Luar Negeri yang bertugas mengawasi kerja sama internasional negara Rusia dalam keamanan informasi bahkan mengatakan sesungguhnya Perang Dunia (PD) Ketiga sedang terjadi saat ini.
Berbicara pada Kamis (16/12) di Institut Hubungan Internasional Negara Moskow, Krutskikh mengatakan bahwa serangan siber telah menjadi begitu sering dan parah hingga menjadi konflik dunia baru, tersembunyi dari mata publik.
“Perang sedang terjadi, dan berlangsung sangat intens,” kata Krutskikh seperti dikutip dari Russian Today, Jumat (17/12).
“Sebanyak apa pun kita bertindak seperti ini, semuanya disembunyikan, pada kenyataannya, permusuhan skala penuh terjadi di dunia maya,” lanjutnya.
Dan secara umum, katanya, ini sudah bisa dikatakan sebagai Perang Dunia Ketiga.
“Kita hanya tidak tahu sejauh mana kerusakannya, atau siapa yang akan kalah pada akhirnya, atau seperti apa konfigurasi dunia sebagai akibat dari perang,” ujarnya.
Awal tahun ini, Presiden AS Joe Biden menjatuhkan sanksi terhadap Rusia, mengklaim bahwa Kremlin berada di balik peretasan besar-besaran perusahaan SolarWinds yang berbasis di Texas, yang membahayakan sistem lebih dari 100 perusahaan komersial di seluruh dunia, serta sembilan perusahaan milik pemerintah AS.
Moskow membantah tuduhan itu, dengan mengatakan, “Sudah saatnya untuk menertibkan tanah Amerika, dari mana serangan terus-menerus terhadap infrastruktur penting di Rusia muncul.”
Sementara pada Maret, perusahaan keamanan siber AS FireEye memperingatkan bahwa orang Amerika akan menghadapi serangan siber yang semakin buruk di masa depan.
“Orang-orang bahkan tidak tahu semua hal yang mereka andalkan. Tiba-tiba rantai pasokan mulai terganggu karena komputer tidak berfungsi,” kata Kevin Mandia, CEO FireEye kepada Axios. [LN/rmol]