Editor: Redaksi Legion-news.com
SOROTAN||Legion-news.com Dulu seleksi masuk KPK disebut, “Indonesia Memanggil”. Ya, karena kami yang ikut seleksi merasa terpanggil untuk berbakti pada Indonesia, tulis unggahan Febri Diansyah dalam laman akun twitter miliknya, Jumat dinihari, (7/5/2021)
Saya lulus Indonesia Memanggil 7 (IM-7), sekitar tahun 2013 bersama 159 pegawai lainnya. Seluruh tes sebelum tahap wawancara unit kerja dilakukan oleh konsultan Independen yang berpengalaman melakukan tes serupa untuk sejumlah lembaga negara/swasta.
Tahap 1, seleksi administrasi. Di tahap ini juga ada beberapa pertanyaan awal tentang pondasi-pondasi Integritas dan motivasi masuk KPK.
Tahap 2 dilakukan tes potensi seharian full, saya agak kurang sehat saat itu, sehingga saat jawaban sempat ngak sadar agak meler
Kalau melihat tes masuk PNS, ada beberapa soal yang mirip. Tapi saya merasakan tesnya sangat berat hari itu. Selain menguji potensi IQ juga kesabaran dan konsistensi.
Tahap 3 tes kompetensi sesuai bidang masing-masing dan pengetahuan umum tentang berbangsa dan bernegara, hukum dan pemberantasan korupsi. Karena saya melamar sebagai Penyelidik, ada juga pertanyaan tentang audit, Tahap 4 tes bahasa Inggris.
Pada tahap kompetensi ada wawancara dengan konsultan. Saya merasakan hanya hal yang relevan, yang digali. Bahkan ada pertanyaan mendalam tentang integritas dan independensi. Termasuk pertanyaan, apa yang akan anda lakukan jika tahu atasan salah?
Saya jawab, saya akan ingatkan dengan cara yang tepat.
Saya juga ditanya, situasi apa yang paling sulit ketika harus memilih kepentingan pribadi dengan kepentingan pelaksanaan tugas. Hingga terkait kepemimpinan tim dan pengambilan keputusan.
Saya memahami, ini pertanyaan sangat penting karena terkait aspek kepemimpinan dan konflik kepentingan.
Ada juga sesi Leaderless Group Discussion membahas tentang nilai-nilai dasar antikorupsi seperti kejujuran dan bagaimana membangun prinsip antikorupsi dalam kehidupan masyarakat hingga bernegara.
Proses yang dilalui cukup panjang dan saringan yang sangat ketat. Terakhir kami mengikuti tes kesehatan.
Proses pendaftaran Mei 2013, dan kami baru mulai melakukan pendidikan pada November 2013.
Setelah seluruh tahapan dilalui, yang lolos seleksi dipanggil wawancara dengan unit kerja.
Calon pegawai yang lolos tahap wawancara unit kerja ini berarti telah memenuhi kompetensi dasar. Tinggal kecocokan dengan pelaksanaan tugas unit masing-masing.
Pada fase wawancara inilah digali sedemikian rupa kemampuan dan latar belakang. Sebelumnya KPK menerjunkan tim profiling masing-masing calon.
Setelah lolos seluruh tahapan, seingat saya ada 160 orang. Kami memasuki tahapan yang paling “terkenal” di setiap angkatan KPK.
Pendidikan dasar ini disebut “Induksi Pengawai KPK”
Angkatan saya saat itu dididik dan ditempa di Pusat Pendidikan Kopasus di Batujajar selama 2 bulan. Beberapa angkatan sebelumnya ada yang di BAIS TNI dan Akpol.
Kami diberikan berbagai materi fisik, disiplin, aspek kebangsaan dan cinta tanah air, hingga materi-materi intelijen dan hukum. Lengkap.
Jam 4 pagi bangun, olahraga, subuh jamaah, mandi, upacara, apel pagi, Pelatihan Baris Berbaris (PBB) , kelas dan lain-lain.
sesi harian berakhir sampai apel malam sekitar jam 20:00:atau 21:00. kemudian kami bersih-bersih dan bersiap istirahat. Tapi ada kewajiban untuk jaga barak secara bergantian tiap jam sampai pagi.
“Oh ya, Pegawai diberikan waktu untuk Ibadah sesuai agama masing-masing, setiap hari dan juga hari Minggu.
Selain di Batujajar, kami juga dibawa ke tempat pelatihan hutan Kopassus di Situ Lembang. Saya ingat, rasanya airnya sangat dingin seperti air yang ditaruh di samping pintu kulkas semalaman.
Di sana penempaan yang lebih dilakukan. Hampir setiap saat pelatih menekankan tentang kebangsaan.
“Oh ya, saya hampir tidak jadi ikut Induksi saat itu, karena isteri sedang hamil tua anak ke-3. Tapi setelah saya bicara dengan keluarga, mereka merelakan karena yang kami pahami saat itu, menjadi pegawai KPK adalah panggilan hati untuk berkonstribusi dan mengabdi pada Indonesia”
Alhamdulillah, saat ada kabar isteri akan lahiran, saya diberikan cuti 2 hari untuk menemani proses kelahiran di Jakarta. Dengan catatan, setelah itu saya wajib kembali ke lokasi dan lapor ke pelatih.
Oh ya, saat pulang ke rumah, 2 anak saya sempat agak ragu dan tidak mengenali Bapaknya. Karena pulang-pulang kulit lebih gelap, dekil (tentu saja) dan kurus.
Tapi saya merasa sangat sehat saat itu. Beberapa waktu kemudian tubuh mengembang kembali
Saya berterimakasih dan masih terus berkomunikasi dengan beberapa pelatih di Pusdikpassus yang dulu menggembleng kami pagi, siang malam.
Yang saya ceritakan mungkin hanya bagian kecil. Pegawai-pegawai KPK di angkatan sebelumnya saya dengar melalui proses yang lebih berat.
Tidak hanya itu, seleksi jabatan di KPK juga harus tes dengan tahapan seperti di atas. Itu yang selama ini terjadi di KPK.
Karena itu saya ngak habis pikir sekarang beberapa pegawai senior yang berdedikasi dan kinerja bagus terancam disingkirkan hanya karena tes wawasan kebangsaan yang kontroversial ini.