SAdAP Berharap, DPRD dan Pemprov Sulsel cari Solusi Terbaik Atas Permintaan Pemindahan Jenazah Negatif Covid 19

MAKASSAR, Legion News – Suasana penanganan Pendemi Covid 19 hingga kini terus dilaksanakan oleh pemerintah dan sejumlan elemen masyarakat, dalam rangka memutus mata rantai penyebaran Covid 19. Olehnyanya itu sangat diapresiasi sebagai sebuah upaya untuk menyelamatkan rakyat dari penyakit yang membahayakan ini. Kata Syarifuddin Daeng Punna yang akarab disapa SAdAP.

SAdAP, Tokoh masyakat Makassar ini, mengaku mengapresiasi pemerintah, namun disisi lain ada hal teknis penanganan covid 19 yang harus disikapi dengan baik dan bijak dan sesuai aturan yang berlaku. Sebut saja kata SAdAP, kejadian Di Kota Makassar dimana Pemakaman Jenazah pasien terduga Covid19, meninggal Di Rumah Sakit Bahayangkara Makassar yang terjadi beberapa waktu lalu, hingga kini masih menjadi polemik.

Lanjut SAdAP, Kendati saat itu ‘Esa’ putri dari alamarhum Nurhayani Abram, seperti yang viral di medsos menangis dan histeris meminta ibunya untuk dimakamkan oleh keluarganya dikampung halaman Bulukumba, namun pada kenyataannya , petugas dari Tim Gugus Covid Sulsel tetap membawa almarhum kepemakaman khusus Covid 19 Di Macanda Kabupaten Gowa. Justeru belakangan keluar hasil swab negatif. Ini perlu disikapi oleh pemimpin , baik di gugus tugas Covid 19, maupun pemimpin lainnya yang berkewenangan untuk menyikapi persoalan ini tanpa mencederai tatanan tugas dan melukai hati rakyat yang ingin memperoleh hak.

Jika sudah terjadi seperti ini apa jadinya dan apa dampaknya, siapakah yang harus disalahkan dan siapakah yang harus bertanggung jawab, sementara beberapa kejadian Di Kota Makassar, masyarakat yang mengambil paksa jenazah di beberapa rumah sakit kini telah di tetapkan sebagai tersangka dan saat ini sedang menjalani proses hukum Di Kepolisian. “Nah kalau seperti kasus yang dialami oleh Andi Baso Riyadi Mappasulle suami dari Alamrhum Nurhayati, siapakah yang harus disalahkan atau siapakah yang harus dipenjarakan. Disinilah keadilan harus ditegakkan. Terang SAdAP.

Advertisement

“Justeru hemat kami sebagai warga negara dan sebagai masyarakat Sulsel merasakan seakan ada kejanggalan dalam hal tindakan penanganan pemakaman jenazah yang sebelumnya terduga covid 19 ini, kami berharap kepada Gubernur Sulsel Prof Nurdin Abdullah agar masalah ini terselesaikan dengan baik tanpa melukai hati masyarakat. Sepereti yang telah diberitakan sejumlah media bahwa Gubernur Prof Nurdin berjanji akan memenuhi permintaan suami Almarhum Nurhayani Abram, yakni Andi Aryadi Mappsulle. Namun hingga memasuki pertengahan Juli 2020 belum bisa direalisasikan.

Terkait hal ini Pak Gubernur Sulsel harus tegas dan memikirkan secara cermat, karena sebagai pemimpin harus komitmen dalam memberi janji kepada masyarakatnya. Idealnya hal ini harus dibahas bersama dengan elemen pejabat pemerintahan terkhusus yang terlibat dalam kewenangan tim gugus tugas covid 19, dan jangan mudah memberi janji atau harapan kepada masyarakat, sebab jika menjanjikan, masyarakat pasti menunggu realisasi janji pemimpinnya. Tegas SAdAP

Sebagai pemimpin yang paling utama adalah naluri kemanusiaan, saya berharap pak gubernur dapat memahami kondisi keluarga Andi Baso, apalagi segala persyaratan administrasi terkait pemindahan jenazah sudah dilengkapi di tambah lagi janji pak gubernur yang akan menindak lanjuti persoalan ini, maka sepatutunya harus di selesaikan agar tidak berlarut-larut melahirkan permasalahan baru, Urai SAdAP.

” Kami juga, berharap kepada DPRD Sulsel untuk memperhatikan persoalan ini, karena sebagai wakil rakyat tentunya persoalan ini adalah persoalan rakyat, sehingga menurut kami DPRD Provinsi Sulsel harus turun tangan untuk menemukan solusi bersama pemerintah dari tuntutan masyarakat yang menginginkan pemindahan pemakaman kelaurganya dari Macanda Kepekuburan Keluarganya Di Bulukumba. Harap SAdAP. (Rilis).

Advertisement