Presiden Jokowi Apresiasi Dukungan Australia untuk G20 Indonesia

FOTO: Presiden Jokowi bertemu dengan PM Australia Anthony Albanese, di The Apurva Kempinski, Senin (14/11/2022). (Foto: BPMI Setpres/Laily Rachev)
FOTO: Presiden Jokowi bertemu dengan PM Australia Anthony Albanese, di The Apurva Kempinski, Senin (14/11/2022). (Foto: BPMI Setpres/Laily Rachev)

BALI – Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) mengapresiasi dukungan Perdana Menteri (PM) Australia Anthony Albanese untuk Presidensi G20 Indonesia. Hal tersebut disampaikannya saat melakukan pertemuan bilateral di The Apurva Kempinski, Senin (14/11/2022).

“Senang bertemu kembali setelah terakhir kunjungan Yang Mulia bulan Juni lalu di Bogor. Saya sangat menghargai kehadiran Yang Mulia pada KTT G20 ini serta dukungan Australia sepanjang Presidensi Indonesia,” ujar Presiden Jokowi.

BACA JUGA: Mabes Polri Ambil Kebijakan Tambah Satu Kuota, Sulastri Akhirnya Lulus Jadi Polwan

Presiden Jokowi menyampaikan, kesuksesan G20 merupakan tanggung jawab bersama seluruh negara G20.

Advertisement

Terkait hubungan bilateral kedua negara, Presiden Jokowi apresiasi nilai perdagangan barang kedua negara yang mencapai 12,64 miliar Dolar AS pada tahun 2021 atau naik 76,84 persen.

“Kita harus terus memaksimalkan implementasi IA-CEPA guna mendorong percepatan pemulihan ekonomi,” ucap Presiden Jokowi.

Dalam pertemuan tersebut, Presiden Jokowi juga menyinggung soal kerja sama konkret di kawasan Indo-Pasifik, termasuk melalui implementasi ASEAN Outlook on the Indo-Pasifik.

“Di bawah keketuaan Indonesia, tahun depan saya undang Australia berpartisipasi pada Indo-Pacific Infrastructure Forum,” ucap Presiden Jokowi.

“Di bawah keketuaan Indonesia, tahun depan saya undang Australia berpartisipasi pada Indo-Pacific Infrastructure Forum,” ucap Presiden Jokowi.

Turut hadir mendampingi Presiden Jokowi dalam pertemuan tersebut yaitu Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan, Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia, Direktur Jenderal Asia Pasifik dan Afrika, Kementerian Luar Negeri, Abdul Kadir Jailani. (MAY/UN)

 

Advertisement