Partai Demokrat Disebut Bakal Masuk Jajaran Kabinet Jokowi, Bagaimana Koalisi Perubahan?

Foto bendera Partai Demokrat
Foto bendera Partai Demokrat

POLITIK – Jelang tahun politik di tahun 2023 dan Pemilihan presiden terus berdinamika, terbaru disebut-sebut partai berlambang bintang mercy (Demokrat) akan berpeluang masuk dalam jajaran kabinet Indonesia Maju.

Pengamat Politik Ray Rangkuti menyebut Partai Demokrat berpeluang masuk dalam Kabinet Presiden Joko Widodo.

BACA JUGA:
Sandiaga Uno Bakal Didapuk Jadi Ketum PPP

Peluang ini sangat besar apabila Koalisi Perubahan tak kunjung mendeklarasikan siapa sosok yang akan dijadikan cawapres Anies Baswedan.

Advertisement

Ray menilai, Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) lebih memilih cabut apabila tak ada kepastian dirinya menjadi cawapres. Kepergian Demokrat berakibat fatal, karena akan menggagalkan pencapresan Anies.

BACA JUGA:
Di tengah isu Reshuffle, Mendadak Mantan Wali Kota Surakarta ke Istana

“Makanya ini menurut saya harus saling intip nih antara jadwal pengumuman reshuffle dengan jadwal pengumuman calon wakil presidennya Anies,” kata Ray kepada Populis.id, Kamis (29/12/2022).

“Kalau terlalu lama bisa jadi Demokrat ikut gabung dengan koalisi pemerintah, wasalam deh capresnya Anies,” sambungnya.

BACA JUGA:
Kepindahan Sandiaga Uno ke PPP, Refly Harun Sebut Bisa Jadi Istana Inginkan Ganjar-Sandi

Direktur Eksekutif Lingkar Madani itu menduga Partai Demokrat tidak akan menolak apabila mendapat tawaran masuk kabinet, apalagi jika Jokowi berani menawarkan dua jumlah kursi sekaligus.

“Bacaan saya sih mungkin, anda bisa bayangkan di tawarkan dua kursi, yang ikut berjuang habis-habisan dengan Pak Jokowi aja gak lebih dari empat kursi, kebanyakan dapat tiga kursi, kalau anda gak berjuang apa-apa tapi dapat dua kursi kan hebat,” tuturnya.

BACA JUGA:
Di Tengah isu Reshuffle, Mendadak Mantan Wali Kota Surakarta ke Istana

Ray menjelaskan, secara hitung-hitungan Demokrat akan lebih diuntungkan apabila bergabung dengan pemerintah. Karena punya kesempatan untuk merasakan kekuasaan dalam sisa waktu yang ada.

“Luas biasa itu walaupun cuma hanya satu setengah tahun di dalamnya, toh pada akhirnya tetap gak jadi calon wakil presiden di koalisi perubahannya Nasdem kok. Jadi lebih baik ikut berkuasa, ikut koalisi KIB” pungkasnya. (Sumber: populis)

Advertisement