Mengulas Lada Luwu Timur lewat Webinar Sukses Terlaksana

LUWU TIMUR – Webinar yang telah diselenggarakan pada tanggal 14 Oktober 2022 ini mengupas tentang Lada Luwu Timur yang sudah mendapatkan sertifikat Indikasi Geografis, dan bagaimana Supply Chain yang terjadi di lapangan dan masalah logistik seperti biaya transportasi/pengiriman yang tinggi ke Jakarta dan masih banyak lagi.

Pembahasan pada acara webinar ini, dilihat melalui 3 cara pandang yaitu: dari Head of Geographical Indication Monitoring and Supervision Section, Directorate of Trademark and GI, Directorate General of Intellectual Property, Ministry of Law and Human Rights yaitu Idris, ST, M.Si, dari Representative of East Luwu Pepper South Sulawesi Geographical Indication Protection Society yaitu Asnan Abdullah, dan dari Supply Chain Analyst, juga VP Of Marketing JNE Eri Palgunadi, yang dimoderatori oleh Indonesia’s Brand Activists Network (IBAN) yaitu Abta Paonganan selaku perwakilan IBAN dari Sulawesi Selatan.

IGIS adalah sebuah inisiatif untuk menunjukkan bahwa Indikasi Geografis lebih dari sekadar soal perlindungan dan pengakuan hukum atas produk olahan alam dan budaya.

Melalui pendekatan jurnal kuliner, IGIS ingin mengajak seluruh pihak, mulai dari pemilik modal, eksportir, potential buyer, asosiasi, komunitas, pecinta kuliner, praktisi kuliner, penggiat usaha, pemangku kebijakan, hingga masyarakat umum untuk lebih meningkatkan dukungannya pada upaya pemberdayaan masyarakat, peningkatan daya saing, dan penguatan posisi Indonesia melalui keaslian dan kualitas produk yang premium.

Advertisement

IGIS diinisiasi oleh Arise+ Indonesia yang merupakan salah satu inisiatif kerja sama Uni Eropa-Indonesia dan di bawah lindungan Kementerian Hukum dan HAM melalui Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual. ARISE+ Indonesia bertujuan untuk meningkatkan kapasitas Indonesia dalam kinerja dan daya saing perdagangan melalui peningkatan kapasitas petani dan asosiasi produsen Indikasi Geografis, peningkatan tata kelola dan regulasi Indikasi Geografis, serta pengembangan strategi branding dan promosi untuk Indikasi Geografis Indonesia.

Biaya transportasi/pengiriman yang bertujuan memberikan pengetahuan tambahan kepada Masyarakat Pemerhati Indikasi Geografis (MPIG) terkait informasi strategi dalam menekan biaya logistik transportasi dan pengiriman dimana peran perusahaan logistik sangat dibutuhkan untuk memberikan solusi bagi Masyarakat Pemerhati Indikasi Geografis dalam melaksanakan pengembangan Lada luwu timur ke depan sehingga bisa berujung pada penambahan Ekonomi buat masyarakat dan Daerah.

Peserta Webinar tersebut selain dihadiri oleh para pemerhati Indikasi Geografis se Indonesia, pesertanya ada juga dari Komunitas UMKM Naik Kelas Sulsel (kumpulan pelaku UMKM) dan dari kalangan Civitas Akademika dan Mahasiswa dari Perguruan Tinggi UKI Paulus Makassar.

Advertisement