Oleh: HasanuddinKetua Umum PB HMI Periode 2003-2005
LEGION NEWS.COM – Para Muktamirin yang akan meramaikan perhelatan Muktamar NU, tentu telah memiliki pandangan jauh ke depan, tentang arah yang semestinya di tuju oleh NU yang operasionalisasinya terkait erat dengan suksesi Kepemimpinan di tubuh PBNU.
Setelah “gergeran”, sejenak, nampaknya rencana Muktamar telah matangkan. Jadwal dan tempat pelaksanaan Muktamar telah ditetapkan. Tentu kita menyambut gembira hal itu, seraya berharap Allah memudahkan segala sesuatunya, hingga berakhirnya pelaksanaan Muktamar tersebut dengan membawa kesuksesan. Sukses dalam merumuskan program, sukses dalam melakukan konsolidasi organisasi, sukses dalam memilih Pimpinan yang baru, dan tentu saja sukses dalam menggapai ridha Allah dengan tetap utuh dan makin kuatnya silaturrahim di kalangan warga Nahdiyyin.
Figur Pemimpin Baru PBNU
Sebenarnya di NU itu terdapat banyak sekali tokoh yang dapat diajukan untuk dipilih menggantikan Ketua Umum saat ini, yang telah masa dua periode. Tapi dengan majunya kembali pak Kiyai Said untuk dicalonkan, nampaknya telah menutup peluang sejumlah kader yang ada digerbong pak Kyai Said. Dan hingga saat ini hanya tersiar kabar secara luas bahwa Pak Kiyai Yahya Staquf, (kakak kandung dari Pak Yaqut yang sedang menjabat Menteri Agama) yang tampil menjadi rivalnya.
Namun diatas segala yang manusia rencanakan, para warga Nahdiyyin, terutama di kalangan ulama sepuh, khosh selalu memiliki pandangan yang jernih, di antara mereka ada yang memiliki karomah dari Allah yang setiap saat dengan petunjuk-Nya bisa saja memunculkan calon alternatif untuk di pilih oleh para muktamiriin.
Dan lazimnya tokoh yang di endors dengan pola seperti ini sulit dibendung untuk tidak terpilih. Tentu saja hal seperti itu tidak selalu terjadi, tapi bukan berarti tidak mungkin terjadi. Bahkan sangat mungkin bahwa di tengah tarikan politik kekuasaan, kemunculan figur ini menjadi kebutuhan bagi NU.
Banyak tokoh alternatif yang bisa tampil misalnya; Gus Ipul, Kiyai Asad Ali, Ustadz Abdul Somad, atau ada juga Mantan Menteri Pendidikan Professor Muhammad Nuh, dan banyak lagi lainnya yang tidak perlu disebut satu persatu.
Singkat kata, kita berdoa dan berharap para Muktamirin senantiasa diberi kesehatan, kesejahteraan (lahir bathin), dilipatgandakan karunia taufiq hidayah dan inayah-Nya, sehingga mampu berpegang teguh kepada Al-Quran dan Sunnah, dalam berbakti kepada Bangsa dan Negara Indonesia.